PANGGILAN DARURAT UNTUK GENERASI YEREMIA
Salah satu arti dari Pentakosta Ketiga adalah
kebangkitan generasi Yeremia, yaitu anak-anak muda yang
dipenuhi Roh Kudus, cinta mati-matian kepada Tuhan Yesus,
tidak kompromi terhadap dosa, dan akan bergerak untuk
memenangkan jiwa. Kebangkitan generasi Yeremia adalah
sebuah janji, sebuah ‘benih’ yang baik yang diberikan
oleh TUHAN bagi Kerajaan-Nya di muka bumi. Namun apa
yang kita lihat dalam kenyataan sekarang ini dalam
berita di stasiun televisi maupun kanal Youtube justru
seakan kontra dengan apa yang dijanjikan TUHAN. Secara
gamblang kita menyaksikan bagaimana anak-anak muda
secara terang-terangan menyatakan identitas
seksualitasnya yang menyimpang secara berani, tanpa
malu-malu, gaya hidup yang tidak sesuai dengan Firman
Tuhan seperti penyalahgunaan narkoba, seks pra-nikah,
terlibat dalam tindakan perundungan (bullying), aksi
kriminal, kekerasaan dan radikalisme.
Terkait dengan hal itu tersebut diatas, kita teringat
akan perumpamaan yang Yesus ajarkan dalam Matius
13:24-25,
"Hal Kerajaan Sorga itu seumpama orang yang menaburkan
benih yang baik di ladangnya. Tetapi pada waktu semua
orang tidur, datanglah musuhnya menaburkan benih lalang
di antara gandum itu, lalu pergi.”
Ayat ini berbicara tentang hal Kerajaan Sorga, mengenai
anak-anak Kerajaan dan anak-anak si jahat serta
bagaimana akhir hidup mereka kelak dalam akhir zaman,
namun dari ayat ini kita bisa melihat sebuah prinsip
kerja si Iblis yakni dengan menaburkan benih yang jahat
(lalang) sebagai kontra dari benih yang baik (gandum).
Dengan demikian dapat kita katakan bahwa di era
Pentakosta Ketiga ini, ketika Tuhan menabur benih yang
baik (kebangkitan generasi Yeremia) maka iblis
menaburkan benih yang buruk (kontra generasi Yeremia).
Tidak jarang kita jumpai orang bertanya-tanya, apa bukti
kebangkitan generasi Yeremia, buktinya kita belum
melihat bukti apa-apa, malah yang terjadi pada
kenyataannya adalah yang sebaliknya. Mari kita melihat
dari lensa pemahaman Matius 13:24-25 di atas terkait
prinsip kerja si iblis. Jika kita melihat Iblis
menaburkan benih yang kontra, jika kita melihat generasi
dengan karakteristik yang kontra dengan karakteristik
generasi Yeremia muncul atau terlihat, itu artinya Tuhan
secara nyata sedang menaburkan benih yang baik.
Generasi Yeremia, apa yang kalian tunggu?
Jika kita melihat arti dari generasi Yeremia, kita dapat
meninjaunya dari dua sisi. Pertama adalah dari sisi
Tuhan, Ia yang membaptis, memenuhi dan mengurapi
generasi muda ini dengan Roh Kudus. Ia telah, sedang
terus melakukan bagian-Nya. Anak-anak muda yang haus,
rindu dan datang kepada-Nya serta meminta untuk dibaptis
Roh Kudus dan dipenuhi dengan Roh Kudus pasti akan
menerimanya (Lukas 11:13; Yohanes 7:37-39). Sisi yang
kedua adalah sisi anak muda sebagai generasi Yeremia.
Setelah dipenuhi Roh Kudus, so what? You have to move
faster! Kerjakan bagianmu! Ada dua bagian yang harus
dikerjakan:
1. Ke dalam, yakni cinta mati-matian dengan Tuhan dan
tidak kompromi dengan dosa.
Ini adalah sebuah keputusan dan sebuah komitmen pribadi.
Memang tidak mudah, namun bukan hal yang mustahil. Minta
pertolongan Roh Kudus dan beri dirimu untuk dimuridkan,
di-mentoring oleh kakak rohani dan bergabung dalam
komunitas rohani yang sehat.
2. Ke luar, yakni bergerak memenangkan jiwa-jiwa.
Sebagian mungkin beralasan, “tapi sekarang kan
kondisinya tidak memungkinkan?” Yakinlah bahwa Tuhan
sedang memberikan paradigma yang baru, cara dan
kreativitas yang baru. Zaman sekarang ini adalah zaman
yang penuh dengan kemudahan berkomunikasi. Dunia sudah
tanpa batasan jarak dan waktu, dunia sudah menjadi rumah
besar bersama. Internet dan media sosial adalah ‘keledai
tunggangan’, kendaraan kita dalam memberitakan Injil dan
memenangkan jiwa.
Apa yang kalian tunggu? Adalah sebuah pertanyaan yang
harus dijawab oleh generasi Yeremia. Jangan sampai yang
ditunggu adalah kesiapan diri kita, sementara diri kita
tidak melakukan apa-apa, tidak memiliki kerinduan untuk
dipenuhi dengan Roh Kudus, tidak ada gairah untuk cinta
mati-matian kepada Tuhan Yesus dan belum rela untuk
melepaskan kompromi dengan dosa yang tentunya
menghasilkan kenikmatan bagi kedagingan. Hal ini dapat
diumpamakan seperti kita menunggu dan mengharapkan untuk
tiba di tempat tujuan sementara kita berada dalam mobil,
di belakang kemudi namun tidak menghidupkan atau
menjalankan mobil tersebut!
Menjawab pertanyaan apa yang kalian tunggu? tentunya
juga membutuhkan bapak/ibu rohani yang membantu dalam
membimbing dan mengarahkan mereka untuk menjawabnya,
khususnya jika yang mereka tunggu adalah restu atau
blessings dari bapak/ibu rohani untuk me-release mereka
bergerak memenangkan jiwa.
Generasi Yeremia, di mana posisi kalian sekarang?
Anak-anak muda kita, khususnya yang sedang menempuh
pendidikan sebagai mahasiswa diperhadapkan kepada dua
posisi:
1. Mengikuti euforia idealisme
Dikenal menjadi tokoh-tokoh muda yang diberikan emblem
sebagai penggerak reformasi dimana berdasarkan sejarah
perjalanan bangsa Indonesia, senior-senior mereka
berhasil melaksanakan aksi yang berdampak besar terhadap
perubahan sejarah bangsa Indonesia yang tentunya menjadi
sebuah euforia idealisme tersendiri bagi generasi muda
Indonesia. Generasi muda sudah seharusnya sangat-sangat
waspada, sebab bukan tidak mungkin mereka hanya
diperalat untuk mewujudkan kepentingan-kepentingan
pihak-pihak tertentu yang memiliki hasrat akan kekuasaan
yang menghalalkan segala cara untuk menggoyang
stabilitas negara dan pemerintahan yang sah.
2. Membangun kedalaman dan berdampak positif ke luar
Membangun kedalaman secara rohani (Efesus 4:15),
mentalitas, karakter, pengetahuan dan keahlian (Daniel
1:4). Sederhananya, menggunakan kesempatan yang singkat
di masa perkuliahan untuk sungguh-sungguh membangun
kerohanian dengan terlibat aktif di kegiatan kerohanian
atau persekutuan kampus, menuntut ilmu semaksimal
mungkin – gunakan waktu belajar secara maksimal,
membentuk karakter serta mempertajam keahlian di bidang
masing-masing, terlebih jika dapat menunjukkan prestasi
(hasil penelitian) yang dapat bermanfaat bagi banyak
orang sesuai dengan keahlian/jurusan yang diambil. “Tapi
saya bukan tergolong anak yang cerdas!” Hiduplah takut
akan Tuhan, sebab takut akan Tuhan adalah permulaan
hikmat (Mazmur 111:10; Amsal 1:7) dan jangan lupa untuk
mengasah diri dengan tekun belajar.
Selain membangun kedalaman tentunya harus berdampak
positif ke luar, jangan jadi seperti katak dalam
tempurung. Berinteraksi dan bersosialisasilah dengan
anak muda yang lain, bangunlah komunitas lintas agama
dan lintas budaya di mana nilai-nilai nasionalisme
sebagai sesama anak bangsa dapat berkembang, jadilah
terang dan garam, nyatakan dan beritakan keindahan
kekudusan Tuhan dalam pergaulan sesama mahasiswa melalui
gaya hidup dan kesaksian kita.
Di mana posisi kalian sekarang? Idealnya tentu posisi
yang kedua, artinya generasi muda menyadari bahwa masa
kuliah adalah masa membekali dan mempersiapkan diri
untuk menjadi berkat yang besar bagi masyarakat, bangsa
dan negara pada waktunya, sambil bergerak menjadi saksi,
memberitakan injil dan memenangkan jiwa-jiwa generasi
muda. Untuk berada dalam posisi ini tentunya generasi
Yeremia harus bisa membedakan apa yang benar dan salah (Yesaya
51:1,7) serta apa yang baik, yang berkenan kepada Allah
dan yang sempurna (Roma 12:2) melalui lensa Firman Tuhan.
Ironisnya adalah kalau ternyata jawabannya tidak pada
keduanya. Jika demikian patut direnungkan kembali adalah
apa tujuan hidupmu sebenarnya? Apa yang dikehendaki
Tuhan Yesus untuk kamu kerjakan di masa mudamu?
Nubuatan telah disampaikan, janji Tuhan tentang
kebangkitan generasi Yeremia telah dinyatakan dan fakta
menunjukkan inilah saatnya waktu penggenapan itu. Ini
adalah panggilan darurat bagi generasi muda untuk
bangkit dan meresponi panggilan-Nya. Semuanya diawali
dengan sebuah kesadaran dari masing-masing individu:
akulah generasi Yeremia! Dilanjutkan dengan sebuah
keputusan: pakailah aku sesuai kehendak dan rencana-Mu!
Serta konsistensi dalam melaksanakan tugas panggilan
sebagai generasi Yeremia: “…baiklah engkau bersiap,
bangkitlah dan sampaikanlah kepada mereka segala yang
Kuperintahkan kepadamu. Janganlah gentar terhadap mereka,
supaya jangan Aku menggentarkan engkau di depan mereka!”
(Yeremia 1:17). (DL).