PARENTING DI MILENIUM
KETIGA
SPerkembangan
kemajuan teknologi, khususnya teknologi digital begitu
cepat, kadang kala, satu perkembangan belum dipahami
dengan baik, sudah muncul “kebutahurufan yang lain”
(Alvin Toffler). Di satu sisi, perkembangan ini
merupakaan satu hal yang positif, karena dapat menunjang
berbagai aspek kehidupan yang lebih baik. Namun di sisi
lain dapat berdampak negatif kepada kehidupan keluarga
dan parenting, bila tidak diresponi dengan benar. Dengan
teknologi digital kita dapat berkomunikasi dengan bebas
kepada siapapun dan dimanapun, tanpa ada lagi
tembok-tembok pembatas. Demikian juga dengan begitu
beragamnya game yang ditawarkan, membuat anak dapat
terikat dengan gadget. Inilah masalah yang serius
dihadapi oleh orang tua generasi Milenial saat ini. Lalu
bagaimana sikap yang benar, itulah yang merupakan
pembahasan dalam artikel singkat ini.
Pengertian Parenting
Parenting merupakan proses pengasuhan anak yang
diberikan oleh orang tua terhadap anak. Proses ini
tentunya memiliki waktu yang panjang dan mencakup
beberapa aspek, antara lain ialah, aspek spiritual,
pisik, sosial, intelektual, emosional. Tidak sedikit
orang tua hanya fokus kepada kebutuhan pisik dan
intelektual anak. Alkitab menjelaskan bahwa manusia
terdiri dari roh, jiwa dan tubuh (1 Tesalonika 5:23),
karena itu parenting harus mencakup ketiga aspek
tersebut.
Simaklah apa yang dikatakan oleh para ahli mengenai
parenting:
• Parenting merupakan sebuah interaksi yang berlangsung
terus menerus dan memberikan pengaruh besar, bukan hanya
bagi anak-anak saja namun juga terhadap orang tua (Berns).
• Parenting adalah proses yang merujuk pada serangkaian
aksi yang dilakukan orang tua untuk mendukung
perkembangan sang anak (Brooks).
• Parenting adalah proses interksi total antara orang
tua dengan anak, mulai dari merawat, memberi makan dan
minum, membersihkan, melindungi, serta proses
sosialisasi antara anak dengan lingkungan sekitarnya,
(Hetherington dan Whiting).
• Secara sederhana, terminology parenting dapat
didefinisikan sebagai: “Proses mengasuh anak-anak” (E.B.
Surbakti)
Tujuan Parenting – Melakukan perintah Tuhan (Ulangan
6:5-6)
Tujuan parenting bukan hanya untuk anak dapat memiliki
pengetahuan dan kehidupan yang baik dan menyenangkan
orang tua, serta berguna bagi masyarakat. Tetapi ada
tujuan yang lebih mulia sesuai dengan Ibrani 11:24-27
TB2,
“Karena iman, setelah dewasa, Musa menolak disebut anak
puteri Firaun, karena ia lebih suka menderita sengsara
dengan umat Allah daripada untuk sementara menikmati
kesenangan dari dosa. Ia menganggap penghinaan karena
Kristus sebagai kekayaan yang lebih besar daripada semua
harta Mesir, sebab ia mengarahkan pandangannya kepada
upah. Karena iman, ia meninggalkan Mesir tanpa takut
kepada murka raja. Ia bertahan seolah-olah ia sudah
melihat Dia yang tidak kelihatan”.
Beberapa hal yang penting dalam kehidupan Musa:
a. Menolak disebut anak puteri Firaun.
b. Lebih suka menderita sengsara dengan umat Allah,
daripada menikmati kesenangan dosa.
c. Pandangannya diarahkan kepada upah.
d. Dengan rela meninggalkan fasilitas istana di Mesir.
Semua hal di atas dilakukan oleh Musa karena iman,hal
ini tentunya berkat pengasuhan Amran dan Yokhebed
sebagai orang tua Musa (Keluaran 2:1-10; Keluaran 6:19).
Peran orang tua sangat menentukan akan kepribadian
seorang anak. Inilah tujuan yang tertinggi bagi orang
tua dalam melakukan proses Parenting. Berarti setiap
anak dapat membedakan dan mengambil keputusan yang tepat,
tidak hanya mengikuti arus dunia ini, trend masa kini,
tetapi mengerti rencana Allah, God’s Calling dalam hidup
mereka. Dapat mengikuti perkembangan zaman, tetapi tidak
hanyut dengan apa yang banyak dilakukan oleh orang
banyak .
Tokoh utama Parenting
Siapakah pemeran utama dalam parenting? Tentunya adalah
orang tua, sebagai suami isteri yakni yang berperan
sebagai tokoh utama.
"Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah
kautaruh dalam hatimu. Haruslah engkau mengajarkannya
berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya,
ketika engkau duduk di rumahmu atau sedang dalam
perjalanan, ketika engkau berbaring atau bangun”
Ulangan 6:6-7 TB2
Kata “engkau” dalam ayat di atas dalam Bahasa Ibrani
ditulis dalam bentuk Maskulin, berarti penanggung jawab
dalam Parenting terletak pada suami, namun suami tidak
bekerja sendiri, sehingga diberikan isteri sebagai
penolong.
Gereja dan sekolah hanya merupakan perpanjangan tangan
Tuhan bagi orang tua dalam proses pengasuhan anak.
Sikap Orang Tua Terhadap Anak
Sikap orang tua di hadapan anak sangat menentukan akan
kepribadian dan perkembangan jiwa anak. Bila orang tua,
suami isteri sehati, berbeda pendapat bisa terjadi,
tetapi dapat dimusyawarahkan dengan suasana kondusif.
Bila orang tua salah, perlu meminta maaf kepada anak.
Maka kondisi ini merupakan wadah yang subur untuk
pertumbuhan pribadi seorang anak. Sebaliknya bila suami
isteri sering bertengkar dan tidak ada penyelesaian,
tidak ada komunikasi yang baik, maka berpengaruh negatif
terhadap perkembangan anak.
Karena itu ada beberapa hal yang perlu diperhatian suami
isteri, antara lain :
1. Pentingnya sehati dalam mendidik Anak.
“Aku berkata lagi kepadamu: Jika dua orang dari antara
kamu di bumi ini sepakat tentang semuanya itu dan
memintanya, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh
Bapa-Ku di surga"
Matius 18:19 TB2
Dalam proses pengasuhan anak, betapa pentingnya suami
isteri sehati, satu visi, teristimewa dalam pengasuhan
anak. Hal-hal yang perlu dilakukan secara sehati:
• Membangun mezbah keluarga.
• Memberikan fasilitas kepada anak.
• Memberikan pendisiplinan kepada anak.
• Memberikan izin kepada anak.
Sering terjadi suami mau memberikan pendisiplinan bagi
anak, tetapi isteri tidak setuju. Isteri mau memberi
gadget yang terbaik bagi anak, tetapi suami merasa tidak
perlu, cukup seadanya. Hal ini dapat berdampak buruk
bagi anak. Karena itu sebelum mengambil keputusan
terhadap anak, sebaiknya suami isteri harus terlebih
dahulu berunding untuk mengambil kesepakatan.
2. Tantangan Parenting di Milenium Ketiga
Milenium ketiga ini memberikan beberapa tantangan khusus
oleh karena perkembangan teknologi dan efek globalisasi
yang tak terhindarkan, sehingga perlu untuk diperhatikan
oleh orang tua dalam menjalankan parenting:
• Setiap hari mereka (khususnya Generasi Z dan Alpha)
dapat bebas mengakses TV kabel, game online, setelit,
internet yang menciptakan dunia global. Segala kebutuhan
mereka dapat terpenuhi seperti hiburan, musik, mode,
melalui Gadget HP, Smartphone, laptop, dll, merupakan
sahabat mereka sehari-hari.
• Budaya kekerasan yang mereka terima dari media seperti
film,lagu, komik-komik. Remaja umumnya menyukai film
action yang penuh dengan kekerasan. Pemenang ialah
mereka yang siap melakukan kekerasan, hal ini merasuk
para remaja.
• Anak-anak di bawah umur tumbuh bebas tanpa aturan
termasuk dalam masalah seksual.
• Mereka tidak memiliki nilai yang absolut, tetapi
tergantung bila banyak teman-teman mereka mengatakan itu
benar, maka mereka mengikutinya. Bagi mereka semuanya
menjadi relatif. Mereka cenderung berpusat pada diri
sendiri, merasa pandai lebih dari orang tua mereka.
Dipengaruhi oleh simbol-simbol global, shopping on line
bukan yang mereka butuhkan, tetapi apa yang mereka
inginkan.
3. Menolong Anak Mengelola Emosinya
Bila orang tua memiliki hubungan yang baik dengan anak,
maka orang tua dapat memberikan pengaruh yang besar pada
anak, terutama dalam hal anak dapat menjaga dan
mengelola emosinya. Untuk itu ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan oleh orang tua, antara lain:
• Menerima setiap anak dengan segala kelebihan dan
kekurangannya
Menerima anak yang memiliki kelebihan, merupakan satu
kesukaan dan kebanggaan, tetapi orang tua juga harus
siap menerima anak yang sedang gagal, bukan hanya ketika
berhasil saja.
• Mengasihi anak sebagai berkat yang Tuhan berikan (Mazmur
127:3-5)
Mengasihi anak, berarti selalu siap memberikan waktu
bersama anak, hadir secara fisik tetapi juga dapat
berkomunikasi dengan baik. Anak yang dibesarkan tanpa
kehadiran orang tua, merasa kurang aman, mereka merasa
diabaikan. Bila orang tua memberikan waktu yang
berkualitas, seperti makan malam, bermain, liburan
bersama, hal ini akan menciptakan memori-memori yang
mengikat emosi orang tua dengan anak. Bila anak memiliki
ikatan emosi dengan orang tua, maka orang tua dapat
memberikan pengaruh yang besar terhadap anak. Mengasihi
anak juga perlu mengetahui bahasa kasih mereka seperti
yang dikatakan oleh Gary Chapman, yakni kata-kata
penguatan seperti memberi appresiasi, sentuhan fisik,
tindakan pelayanan, waktu yang berkualitas, pemberian
hadiah. [Informasi: Test “Bahasa Kasih” dapat diperoleh
melalui Google secara gratis.]
• Rutin melakukan mezbah keluarga bersama anak
Mezbah keluarga merupakan wadah pemuridan yang berbasis
keluarga, hal ini sangat penting bukan hanya untuk
kepentingan spiritual, tetapi juga sebagai wadah
pemersatu dalam unit keluarga.
Dalam Perjanjian Lama hal ini telah dilakukan (Ulangan
6:6-7), demikian juga dalam Perjanjian Baru. (Kisah Para
Rasul 2:46) Pastikan everyone dalam keluarga, anak-anak
Anda sudah dijangkau bagi Kristus.
• Mengarahkan dan membimbing anak sesuai kemampuan
mereka
Setiap anak memiliki kepandaian, hanya kepandaian yang
mereka miliki berbeda satu dengan yang lain, karena
semua anak pandai.
Howard Gardner dalam penelitiannya mendapatkan beberapa
jenis kepandaian, antara lain: kepandaian matematika,
kepandaian bahasa, kepandaian musik, kepandaian
membangun hubungan, kepandaian spesial seperti melukis,
membuat patung, dll. Karena itu orang tua harus memahami
jenis kepandaian yang dimiliki oleh anak dan berusaha
untuk mengembangkannya sesuai dengan potensi setiap anak.
Parenting merupakan tugas utama dari orang tua terhadap
anak yang adalah pemberian Tuhan. Walaupun berat
tantangan dalam parenting pada saat ini, tetapi melalui
kasih Kristus dan melalui tindakan-tindakan praktis,
maka janji Tuhan dalam Amsal 22:6 (TB2) dapat terjadi:
“Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya,
maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari
jalan itu.”
Pastikan EVERYONE dalam keluarga Anda dicapai oleh kasih
Kristus. (JS).