PEKA MENDENGAR SUARA TUHAN
Shalom,
Pandemi COVID-19 pada hari-hari ini sedang berimbas
kepada krisis ekonomi.
Dunia mulai memasuki krisis ekonomi secara global,
termasuk di Indonesia. Kita harus banyak berdoa agar
krisis ini tidak berlarut-larut sehingga menimbulkan
krisis sosial.
Pada tanggal 17 April 2020, SMRC (Saiful Mujani Research
and Consulting) merilis hasil survei mereka sebagai
berikut:
• 67% warga mengatakan kondisi ekonominya semakin
memburuk sejak pandemi COVID-19.
• 24% warga mengatakan kondisi ekonominya tidak
mengalami perubahan.
• Hanya 5 % mengatakan kondisi ekonominya lebih baik.
• 77% warga menganggap COVID-19 mengancam pemasukan atau
penghasilan mereka.
• 25% warga (atau 50 juta warga dewasa) sudah tidak bisa
memenuhi kebutuhan pokok tanpa pinjaman.
• 15% warga mengatakan bahwa tabungan mereka hanya cukup
untuk beberapa minggu.
• 15% lainnya mengatakan bahwa tabungan yang dimiliki
hanya cukup untuk 1 minggu.
Dari hasil survei tersebut, kita bisa melihat, bahwa
secara umum kondisi ekonomi rakyat Indonesia sedang
dalam keadaan yang tidak baik. Kita harus banyak berdoa
tentang hal ini.
Dalam doa kita harus berkata:
“Pertolongan kita adalah dalam nama Tuhan, yang
menjadikan langit dan bumi.
Dalam nama Tuhan Yesus Kristus.”
Setelah Tuhan Yesus bangkit, dan sebelum kenaikan-Nya ke
sorga, Tuhan Yesus mengunjungi murid-murid-Nya yang
sedang mencari ikan di danau Galilea.
Tujuh murid Tuhan Yesus; termasuk Petrus, Yohanes dan
Yakobus sedang berkumpul dalam keadaan tergoncang akibat
kematian Tuhan Yesus. Mereka dalam keadaan ketakutan.
Secara ekonomi mereka juga tergoncang karena biasanya
mereka selalu bersama-sama Tuhan Yesus. Lalu mereka
memutuskan untuk kembali ke Galilea dan mencari ikan
untuk kehidupan mereka. Tetapi semalam-malaman mereka
mencari ikan dan tidak mendapatkan seekor ikan pun.
Mereka frustasi.
Tiba-tiba dari darat ada suara yang berkata, “Hai
anak-anak, adakah engkau mempunyai lauk pauk?” Dengan
kesal mereka menjawab, “Tidak ada.” Mereka semua tidak
tahu kalau yang bertanya itu adalah Tuhan Yesus.
Tuhan Yesus melanjutkan dengan berkata, “Kalau begitu
tebarkan jalamu di sebelah kanan perahu, maka engkau
akan mendapat ikan.”
Perintah ini sebenarnya tidak masuk akal karena:
• Hari sudah siang
Mencari ikan di danau Galilea harusnya pada malam hari.
• Perahu sudah dekat di tepi danau
Jarak perahu mereka dari pantai hanya sekitar 200 hasta
(sekitar 90 meter). Jadi tempat itu adalah tempat yang
relatif dangkal. Padahal biasanya ikan ada di tempat
yang relatif dalam.
Tetapi mereka taat kepada suara itu, meskipun mereka
tidak tahu bahwa itu adalah suara Tuhan Yesus.
Setelah mereka melemparkan jala di sebelah kanan perahu,
apa yang terjadi? Mereka memperoleh 153 ekor ikan
besar-besar. Baru setelah itu mereka sadar, bahwa yang
menyuruh mereka adalah Tuhan Yesus.
Pertanyaannya: Mengapa mereka tetap taat, meskipun
mereka tidak tahu bahwa itu Tuhan Yesus? Jawabannya
adalah karena mereka hidup intim dengan Tuhan Yesus.
Pada masa kesesakan, biasanya tidak mudah untuk
mendengarkan suara Tuhan. Tetapi orang yang hidupnya
intim dengan Tuhan, tetap bisa mengenali suara Tuhan,
meskipun samar-samar. Suara ini adalah suara yang sering
dia dengar…yang memberi tuntunan… memberi tahu apa yang
harus dilakukan.
Pada saat kita memasuki krisis ekonomi sebagai dampak
dari pandemi COVID-19, kita perlu peka mendengar suara
Tuhan.
Ada 3 macam (sumber) suara:
Suara Tuhan.
Suara hati kita.
Suara iblis.
Bagaimana kita bisa mengenali suara Tuhan? Yaitu kalau
kita:
• hidup kita intim dengan Tuhan
• hati kita melekat kepada Tuhan,
• dipenuhi dengan Roh Kudus, dan
• firman Tuhan tinggal di dalam kita,
kita akan bisa mengenali suara Tuhan.
Sesungguhnya Tuhan bisa berbicara kepada kita melalui
bermacam-macam cara:
• secara audible
• melalui firman Tuhan
• melalui nubuatan
• melalui penglihatan
• melalui mimpi
• melalui peristiwa-peritiwa yang terjadi; baik secara
umum maupun yang ada di sekeliling kita
Dan lain-lain
Bagaimana kita bisa mengenali suara Tuhan? Sekali lagi
saya katakan bahwa kita akan bisa mengenali suara Tuhan
kalau:
• hidup kita intim dengan Tuhan,
• hati kita melekat kepada Tuhan,
• hidup kita dipenuhi Roh Kudus dan
• firman Tuhan tinggal di dalam kita.
Tuhan Yesus sangat menekankan agar kehidupan orang
percaya dipimpin oleh Roh Kudus. Ini merupakan kunci
kemenangan dalam kehidupan orang percaya.
Sebelum Tuhan Yesus naik ke sorga, Dia memberikan pesan
terakhir kepada murid-murid-Nya:
“Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun
ke atas kamu dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem
dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung
bumi.” Kisah Para Rasul 1:8
Setelah Roh Kudus dicurahkan, mereka dipenuhi Roh Kudus
dan mulailah kehidupan mereka dipimpin oleh Roh Kudus.
Roh kudus memberikan kepada mereka:
• perkataan untuk diucapkan, dan
• kemampuan untuk melakukannya.
Roh Kudus bukan hanya memimpin kehidupan pribadi orang
percaya, tetapi juga memimpin Gereja-Nya. Dalam
kehidupan bergereja, Dia menuntun melalui pemimpin
rohani yaitu gembala jemaat.
Kepada para pemimpin jemaat, Roh Kudus menuntun untuk
melakukan pekerjaan pelayanan dan melakukan Amanat Agung
Tuhan Yesus, sehingga gembala jemaat atau pemimpin
rohani akan berkata:
“Tuhan berbicara kepada saya…. Tuhan memerintahkan
kepada saya…. “
Hal yang seperti inilah yang saya lakukan selama 32
tahun pelayanan saya. Setiap bulan Tuhan memberikan
tuntunan-Nya. Kebanyakan tuntunan yang Tuhan berikan
kepada saya, pada mulanya saya tidak mengerti, tetapi
saya percaya! Karena saya percaya, saya perkatakan
tuntunan itu. Saya melakukan seperti apa yang rasul
Paulus lakukan:
“Karena aku percaya maka aku berkata-kata.” 2 Korintus
4:13
Kebanyakan tuntunan Tuhan sepertinya tidak masuk akal,
tidak bisa dimengerti, seperti perintah Tuhan Yesus
kepada murid-murid-Nya untuk mendapatkan ikan. Tetapi
ini yang saya lakukan; meskipun tidak masuk akal,
meskipun tidak mengerti, saya tetap melakukannya. Begitu
saya melakukannya, pengertian itu dibukakan.
TAHUN DIMENSI YANG BARU
Tema yang Tuhan berikan untuk tahun 2020 adalah Tahun
Dimensi Yang Baru.
Pada awal tahun, dengan tuntunan Tuhan saya berkata
bahwa tahun ini untuk mencari nafkah tidak bisa dengan
cara yang seperti biasanya tetapi harus dengan cara
Tuhan. Tuhan banyak memberikan ayat-ayat untuk menuntun
kita mengenai hal itu.
Di dalam Alkitab ada 2 hal yang harus kitalakukan supaya
kita diberkati secara materi.
• Yang pertama memberi.
• Yang kedua menabur.
Di dalam Lukas 6:38 dikatakan,
“Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik,
yang dipadatkan,
yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan
ke dalam ribaanmu.
Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan
diukurkan kepadamu.”
Amsal 11:25 berkata,
“Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan…”
Dan Amsal 19:17 berkata,
“Siapa menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah,
memiutangi Tuhan yang akan membalas perbuatannya itu.”
Banyak yang mempunyai pengertian bahwa ayat-ayat
tersebut hanya diperuntukkan bagi orang yang kelebihan
uang, bukan untuk orang yang berkekurangan. Tetapi saya
mau katakan bahwa ayat-ayat ini bukan hanya untuk orang
yang kelebihan uang, tetapi juga orang yang kekurangan
uang.
Pada waktu Tuhan Yesus melihat janda miskin yang
mempersembahkan 2 peser ke dalam peti persembahan, Dia
berkata,
”Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini
memberi lebih banyak dari pada semua orang yang
memasukkan uang ke dalam peti persembahan.
Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi
janda ini memberi dari kekurangannya, semua yang ada
padanya, yaitu seluruh nafkahnya.”
Markus 12:43-44
Saya percaya bahwa Tuhan Yesus akan memberkati janda
miskin ini berlimpah…. limpah.… limpah… Amin!
Pada waktu Tuhan menyuruh Elia datang kepada janda
Sarfat untuk menghidupi Elia pada masa kekeringan, janda
Sarfat ini hanya memiliki tepung dan minyak untuk
membuat roti yang terakhir baginya dan anaknya.
Tetapi justru Elia berkata - dan ini saya percaya dari
Tuhan - bahwa jika janda Sarfat memberikan sebagian roti
itu kepadanya maka minyak dan tepung tidak akan
berkurang sampai berakhirnya masa kekeringan.
Saya percaya tidak mudah bagi janda Sarfat untuk
melakukan itu. Tetapi yang jelas janda Sarfat ini
percaya kepada apa yang dikatakan oleh Elia. Dan ketika
dia bertindak. terjadilah seperti yang dikatakan oleh
Elia; tepung dan minyak janda itu tidak berkurang sampai
masa kekeringan itu selesai.
KESAKSIAN
Saya menjadi seorang hamba Tuhan karena dipaksa oleh
Tuhan. Sudah berkali-kali saya mendapatkan panggilan itu,
tetapi saya menolaknya.
Supaya saya mau menjadi hamba Tuhan sepenuh waktu, Tuhan
membuat saya menjadi bangkrut dan ditambahi hutang. Saya
juga pernah mengalami kondisi di mana saya bingung;
tidak tahu besok mau makan apa. Mungkin hal seperti ini
banyak dialami oleh orang-orang dalam krisis ekonomi
saat ini.
Lalu saya diijinkan Tuhan untuk mulai bisa menabung.
Pada suatu hari, Pak Rahim (seorang pendoa syafaat yang
sekarang sudah bersama Bapa di sorga) datang ke rumah
saya.
Ketika saya sedang berbincang-bincang dengan Pak Rahim,
istri saya (Ibu Hermien) memanggil saya untuk masuk
menemuinya. Saya masuk dan dengan gemetar Ibu Hermien
berkata bahwa dia mendapatkan penglihatan ini untuk
pertama kali dalam hidupnya.
Dia melihat sebuah angka ‘30.000’ di pintu lemari. Tuhan
berkata kepada Ibu Hermin, bahwa dia disuruh untuk
memberikan uang sebesar Rp. 30.000.- kepada Pak Rahim.
Saya berkata, “Kalau Tuhan yang suruh, ya berikan saja…”
Ibu Hermien menjawab, “Berikan, berikan gimana… itu
seluruh uang yang ada pada kita, yang kita punya..”
Saya sempat tertegun. Kemudian kami berdua menangis di
hadapan Tuhan. Dan kami berkata, “Kami taat Tuhan, kami
akan berikan uang ini kepada Pak Rahim.”
Ketika uang itu saya berikan kepada Pak Rahim, langsung
dia buka amplopnya dan menghitung isinya.
Ketika dia tahu bahwa jumlahnya Rp.30.000,-; langsung
dia menangis dengan keras. Ternyata sudah beberapa malam
dia sujud kepada Tuhan di pelataran rumahnya, meminta
uang kepada Tuhan sebesar Rp. 30.000.- untuk membiayai 6
pendeta dari desa yang sedang menginap di rumahnya.
Pada waktu itu saya sempat bertanya kepada Tuhan,
“Tuhan, koq mintanya kepada saya; yang uangnya pas-pasan
dan kadang-kadang masih kekurangan. Kenapa tidak minta
kepada yang kaya?”
Tuhan hanya mengingatkan saya tentang kisah janda Sarfat
tadi. Saya percaya, saya ada sebagaimana saya ada saat
ini, salah satunya adalah karena saya melakukan itu.
BERSATU MEMERANGI COVID-19
Hari-hari ini kita harus bersatu melawan COVID-19, dan
menabur untuk saudara-saudara kita yang terkena
dampaknya.
Saudara-saudara yang sekarang mengalami dampak yang
buruk dalam ekonomi akibat pandemi COVID-19 ini, saya
mau katakan kepada Saudara seperti yang tertulis dalam
Amsal 10:22,
“Berkat Tuhanlah yang menjadikan kaya, susah payah tidak
akan menambahinya.”
Kalau Saudara hidup sesuai dengan firman Tuhan, maka
Saudara pasti akan diberkati oleh Tuhan berlimpah….
limpah…. limpah!
Tuhan Yesus berkata,
”Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah
yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum?
Apakah yang akan kami pakai?
Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal
Allah.
Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu bawa kamu
memerlukan semuanya itu.
Tetapi carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenarannya,
maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu
janganlah kamu kuatir akan hari besok karena hari besok
mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari
cukuplah untuk sehari.”
Matius 6:31-34
Seperti yang Tuhan katakan kepada saya untuk menghardik
COVID-19 dengan segala dampaknya, saya mengajak Saudara
untuk bersama-sama menghardik COVID-19 dan krisis
ekonomi:
“Dalam nama Tuhan Yesus
COVID-19, krisis ekonomi; diam, tenanglah!”
Kita sedang berada dalam peperangan rohani yang dahsyat
melawan iblis. Dengan melakukan itu kita sedang
mendeklarasikan kemenangan kita.
Puji Tuhan, sejak tanggal 16 April 2020, angka
kesembuhan pasien COVID-19 di Indonesia mulai melebihi
angka kematian. Semakin hari perbedaan angka kesembuhan
dengan angka kematian semakin besar. Ini merupakan
penghiburan dan pengharapan bagi kita semua. Tuhan Yesus
baik!
Saya mengajak Saudara untuk masuk dalam Puasa dari
tanggal 10 April – 28 Mei 2020.
Dengan iman kita menatap ke depan dengan berkata selaras
dengan Roma 8:28,
“Aku tahu sekarang bahwa Allah turut bekerja dalam
segala sesuatu; baik enak maupun tidak enak, untuk
mendatangkan kebaikan bagi aku yang mengasihi Dia. Aku
percaya melalui semua peristiwa ini, aku akan makin
serupa dengan gambar Yesus, yang berarti aku menjadi
murid Tuhan Yesus”
Ingat, goal kita sebagai orang Kristen adalah untuk
menjadi serupa dengan gambar Yesus, yang artinya menjadi
murid Tuhan Yesus.
Tugas yang Tuhan berikan kepada kita adalah untuk
melakukan Amanat Agung Tuhan Yesus, yaitu pergi
memberitakan Injil dan menjadikan semua bangsa itu murid
Tuhan Yesus.
Pentakosta Ketiga yang merupakan pencurahan Roh Kudus
yang luar biasa di jaman now, akan memberikan kepada
kita kuasa… kuasa… kuasa… untuk menyelesaikan Amanat
Agung Tuhan Yesus. Amin.