PEMELIHARAAN TUHAN DI TENGAH KETIDAKPASTIAN
“Diberkatilah orang yang mengandalkan
TUHAN,
yang mempercayakan diri-nya pada TUHAN!”
Yeremia 17:7 TB2
Orang-orang yang hidup di tengah masyarakat yang damai
alias tidak ada konflik atau tidak ada perang, tidak
akan mengerti perasaan orang yang membutuhkan kedamaian.
Karena mereka sudah terbiasa hidup dalam kondisi yang
aman. Tidak ada kebutuhan akan rasa aman. Seperti halnya
anak yang dibesarkan dengan keadaan yang berkelimpahan,
tidak memiliki “rasa kekurangan” atau tidak mengerti
rasanya tidak punya apa-apa. Kehidupan yang baik yang
dijalani, adalah sesuatu yang normal, sehingga tidak
perlu menginginkan hal baik tersebut.
YEREMIA SETIA KEPADA TUHAN
Nabi Yeremia adalah seorang yang selalu setia dalam
menyampaikan pesan-pesan Tuhan kepada beberapa raja
Yehuda. Seorang raja yang takut akan Tuhan, ketika
mendengar teguran Yeremia akan segera bertobat,
sementara raja yang tidak takut Tuhan justru sebaliknya
akan menganiaya Yeremia. Kehidupan Yeremia sempat di
pelataran istana, dimasukkan ke dalam sumur yang kering
dan selalu di bawah ancaman raja-raja Yehuda.
Pelayanan Yeremia meliputi kurun waktu masa-masa akhir
berdirinya Kerajaan Yehuda sampai masa pembuangan ke
Babel. Pada waktu itu Yehuda diperintah oleh raja-raja
yang tidak takut akan Tuhan dan menyembah
berhala-berhala. Bahkan rumah Tuhan di Yerusalem
dinajiskan oleh mereka. Pesan nubuat dari Yeremia,
adalah seruan pertobatan bagi umat Tuhan, agar mereka
kembali menyembah kepada Tuhan. Namun mereka tetap tidak
menaati perintah-perintah Tuhan. Dalam kondisi yang jauh
dari Tuhan, akhirnya Kerajaan Yehuda mengalami
keruntuhan ketika masa pemerintahan raja Zedekia.
YEHUDA DITAKLUKKAN, MASA YANG KRITIS
Nebukadnezar, raja Babel mengirim pasukannya untuk
menyerbu, mengepung dan akhirnya mereka berhasil
mengalahkan Yehuda. Tembok Yerusalem berhasil dirobohkan
oleh Nebuzaradan, panglima tentara Babel. Zedekia yang
melarikan diri berhasil ditangkap, anak-anaknya dibunuh
di hadapannya. Dan Zedekia sendiri dibutakan matanya
serta dibawa ke Babel sebagai tawanan.
Saat-saat seperti itu merupakan saat yang sangat
mengerikan. Bangsa yang menang akan memperlakukan
musuhnya dengan semena-mena. Mereka akan membiarkan
hidup siapa yang dikehendaki dan sebaliknya. Nyawa
manusia tidak ada harganya pada saat itu. Masa seperti
itu adalah masa yang sama sekali tidak ada harapan.
Harapan satu-satunya dalam kondisi itu hanyalah diberi
sedikit kemurahan agar tetap dibiarkan hidup. Dengan
menyisakan sedikit orang yang paling miskin, seluruh
bangsa Yehuda diangkut ke dalam pembuangan ke Babel.
Sebagaimana orang Yehuda diangkut ke pembuangan, Yeremia
juga bisa mengalami hal tersebut.
DIPELIHARA DENGAN AJAIB
Oleh campur tangan Tuhan, Raja Babel yang seharusnya
menghukum, malah sebaliknya memperhatikan hidup Yeremia.
Melalui panglimanya, raja Babel memberikan perlindungan
kepada Yeremia.
“Sekarang, lihatlah aku melepaskan engkau hari ini dari
belenggu pada tanganmu.
Jika engkau pandang baik untuk ikut pergi dengan aku ke
Babel, marilah! Aku akan menaruh perhatian padamu.
Tetapi, jika kaupandang tidak baik untuk ikut pergi
dengan aku ke Babel, janganlah pergi.
Lihat, seluruh negeri ada di hadapanmu: engkau boleh
pergi ke mana saja engkau pandang baik dan benar.”
Sebelum Yeremia berbalik pergi, katanya lagi, “Engkau
boleh kembali kepada Gedalya bin Ahikam bin Safan yang
telah diangkat raja Babel sebagai penguasa atas
kota-kota Yehuda. Tinggallah bersama dia di
tengah-tengah rakyat, atau pergilah ke mana saja
kaupandang benar.”
Kepala pasukan pengawal itu pun memberikan bekal makanan
dan hadiah kepadanya, kemudian melepas dia pergi.”
Yeremia 40:4-5 TB2
Ini adalah mujizat Tuhan. Dalam masa yang kritis itu,
Yeremia dipelihara justru oleh lawannya yaitu panglima
raja Babel. Yeremia diberi beberapa opsi untuk ikut ke
Babel dalam perlindungan raja Babel atau tetap tinggal
di tanah Yehuda sebagai orang bebas. Pada akhirnya
Yeremia memilih untuk tetap tinggal di tengah-tengah
sisa bangsa itu di tanah Yehuda. Yeremia bermaksud
menuntun sisa bangsa itu untuk terus hidup dalam takut
akan Tuhan.
MASA DEPAN, MASA YANG TIDAK PASTI
Tahun yang baru adalah satu masa yang belum pernah kita
lalui; masih ada di depan. Orang-orang belum mengetahui
apa yang akan terjadi, sehingga kita dapat menyebut
bahwa masa depan masa yang belum pasti. Pada umumnya
orang-orang membuat rencana berhubungan dengan target
dan tujuannya baik secara pribadi ataupun dalam
pekerjaan/ pelayanan. Faktor ketidaktahuan akan masa
depan membuat orang hanya dapat menebak atau
mengira-ngira apa yang akan terjadi. Ketidaktahuan
membuat orang melihat masa depan sebagai masa yang penuh
dengan ketidakpastian.
PEMELIHARAN TUHAN
Seperti halnya Yeremia yang mengalami pemeliharaan Tuhan
di tengah ketidak-pastian, hidup kita juga ada di dalam
tangan Tuhan. Dari Firman Tuhan, kita mendapatkan
janji-janji bahwa Tuhan akan terus memelihara kita.
Situasi masa depan yang semakin tidak pasti justru
memunculkan suatu perasaan bergantung yang luar biasa.
Ketika orang mencari Tuhan dan mengandalkan Tuhan untuk
masa depannya, hatinya mudah dituntun oleh Firman. Di
dalam Firman disebutkan bahwa orang-orang yang
mengandalkan Tuhan akan diberkati dalam segala hal. (Yeremia
17:7)
Secara umum setiap orang mengharapkan kehidupan yang
lebih baik. Semua orang ingin hidup sejahtera bagi
dirinya dan keluarganya. Sebagai anak-anak Tuhan kita
memiliki janji yang luar biasa:
“Berkat TUHANlah yang menjadikan kaya, jerih payah tidak
akan menambahinya.”
Amsal 10:22
Ayat ini mengisyaratkan bahwa kekayaan itu asalnya dari
kehidupan yang diberkati. Hidup yang diberkati itu
sendiri adalah kehidupan yang mendapat perkenanan Tuhan.
Sebagai contoh, tokoh-tokoh seperti Abraham, Ishak,
Yusuf, Yeremia adalah orang-orang yang hidup dalam
perkenanan Tuhan. Mereka adalah orang-orang yang hidup
mengikuti Firman Tuhan, mengandalkan Tuhan. Alkitab
menyatakan bahwa mereka dipelihara oleh Tuhan dalam
masa-masa yang sulit.
Tuhan senantiasa mengetahui setiap langkah kehidupan
kita. Tidak ada satupun yang luput dari perhatian Tuhan,
termasuk ketika kita salah mengambil keputusan.
Firman-Nya menyatakan bahwa Tuhan tetap memelihara hidup
kita dalam setiap situasi. Bagi orang-orang yang
berjalan dalam rencana-Nya, pemeliharaan Tuhan sangat
nyata. Tuhan akan menyertai dan menyelamatkan kita dari
masa-masa sulit, hingga rencana-Nya yang besar terjadi.
Yang diperlukan adalah hati yang terus tertuju kepada
Tuhan dan mau dituntun oleh Firman dan Roh Kudus.
Terlebih di era penyelesaian Amanat Agung, Tuhan akan
memelihara kita di tengah ketidakpastian sehingga kita
dapat menyelesaikannya dengan baik. (RD)