PEMURIDAN VOKASIONAL
“Sebab kamu sendiri tahu, bagaimana
kamu harus mengikuti teladan kami, karena kami tidak
lalai bekerja di antara kamu.”
2 Tesalonika 3:7
“Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya,
maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari
pada jalan itu.”
Amsal 22:6
“Pelayanan yang dilakukan oleh gereja selama lima dekade
(50 tahun) terakhir sudah tidak dapat digunakan lagi
kepada generasi saat ini (generasi muda).” Pernyataan
yang mengejutkan ini dikeluarkan oleh Dr. George Barna
dari Barna Research dalam tulisannya pada tahun 2021
atas survey mendalam akan generasi muda yang dilakukan
oleh Barna.
Penelitian yang lebih lanjut dilakukan oleh Barna
Research di berbagai belahan dunia, menunjukkan bahwa
generasi muda , yaitu Gen-Y atau Millennials (lahir
1981-1996), Gen-Z (lahir 1997-2012) dan Gen-Alpha (lahir
2013 dst.) – yang kita kenal di gereja kita sebagai
“Generasi Yeremia” – membutuhkan metode-metode dan
pendekatan-pendekatan baru guna memuridkan mereka
menjadi pribadi-pribadi utuh di dalam Kristus.
Cara-cara yang selama ini digunakan oleh banyak gereja,
pembinaan pemuda dan anak, termasuk dalam
komunitas-komunitas sel seperti COOL, harus diubah dan
disesuaikan jika kita ingin menjangkau generasi muda dan
memuridkan mereka di dalam Kristus.
Presiden Barna Research, David Kinnaman, dan Mark
Matlock, menulis dalam buku mereka “Faith for Exiles”
bahwa saat ini ada 10% dari generasi muda Kristen di
berbagai belahan dunia yang dapat dikategorikan sebagai
Resilient Disciples atau Murid-murid yang Tangguh.
Mereka ini memiliki ciri-ciri:
(1) Hadir beribadah di gereja dan aktif di gereja, bukan
hanya sekedar datang untuk beribadah saja;
(2) Percaya penuh pada otoritas kebenaran firman Tuhan/Alkitab;
(3) Berkomitmen secara pribadi kepada Tuhan Yesus, yaitu
percaya bahwa Dia disalibkan dan dibangkitkan dari
kematian dan mengalahkan dosa dan maut; dan
(4) Menyatakan keinginan yang dalam dan iman yang mereka
miliki bahwa mereka dipanggil untuk mengubahkan
masyarakat luas menjadi lebih baik.
Kita semua tentu menginginkan agar generasi muda kita
juga bagian dari 10% ini.
Pertanyaan utamanya adalah bagaimana agar generasi muda
kita bisa menjadi seperti yang 10% tersebut? Kinnaman
dan Matlock mempelajari ratusan ribu anak muda Kristen
dan menemukan bahwa ada lima cara yang digunakan agar
generasi muda menjadi generasi murid-murid yang tangguh.
Salah satu dari lima cara itu adalah Pemuridan
Vokasional atau Vocational Discipleship. Perihal inilah
yang akan dibahas secara singkat dalam artikel ini.
Pemuridan semacam ini ternyata juga menjadi kerinduan
yang mendalam dari generasi muda kepada generasi
sebelumnya.
YANG BUKAN PEMURIDAN VOKASIONAL
Sebelum kita memahami lebih lanjut mengenai Pemuridan
Vokasional, kita pahami dahulu apa yang bukan Pemuridan
Vokasional. Pemuridan Vokasional bukanlah berkhotbah;
dalam arti menyampaikan khotbah dan bercerita tentang
kesuksesan atau bagaimana mendapat kesuksesan dalam
pekerjaan atau mendapatkan kekayaan yang
berlimpah-limpah.
Pemuridan Vokasional adalah mempersiapkan generasi muda
untuk menjalani hidup mereka di dunia kerja dan
bagaimana menghadapi situasi atau realita, apabila
mereka tidak mendapatkan sebagaimana yang mereka
harapkan.
PEMURIDAN VOKASIONAL
Pemuridan Vokasional adalah mengetahui dan menghidupi
panggilan Allah dalam hidup mereka; yaitu mengerti untuk
apa mereka diciptakan – terutama dalam area pekerjaan,
dan mengarahkan ambisi mereka kepada Kerajaan Allah.
Generasi muda yang tangguh menyatakan bahwa pekerjaan
yang sedang mereka jalani adalah bentuk panggilan Allah
bagi mereka. Mereka yakin pekerjaan mereka akan
berdampak pada masyarakat dan mereka bersemangat dalam
membangun karir mereka untuk Kerajaan Allah.
Tentu kita ingin generasi muda kita banyak berpendapat
yang sama. Generasi muda yang tangguh dapat mengatakan
hal tersebut, karena mereka telah dan sedang mengalami
Pemuridan Vokasional.
A. Aplikasi dari Nilai Kerajaan Allah
Pendekatan yang dilakukan oleh gereja dan berbagai
pelayanan selama ini adalah dengan memberikan dan
menanamkan nilai-nilai Kerajaan Allah melalui berbagai
khotbah, persekutuan atau pendalaman Alkitab. Pendekatan
ini tidak salah, namun yang diharapkan dan dibutuhkan
oleh generasi muda saat ini adalah bagaimana saya
menerapkan nilai-nilai tersebut dalam pekerjaan mereka
sehari-hari.
Generasi muda Kristen sudah mengetahui dengan baik bahwa
iman kristiani dan kehidupan sehari-hari adalah hal-hal
yang tidak terpisahkan (1 Petrus 2:9).
Mereka juga tahu bahwa secara umum mereka dipanggil
untuk mewarnai dunia secara positif (Matius 5:13-16)
dengan cara menjalani hidup sebagai murid-murid Kristus
(Filipi 1:27). Yang mereka butuhkan adalah, bagaimana
secara lebih spesifik menjalankannya di area pekerjaan
yang spesifik pula.
Misalkan: seorang anak muda Kristen, katakan namanya Adi,
bekerja sebagai akuntan di sebuah perusahaan. Suatu saat
Adi diperintahkan oleh boss-nya untuk membuat pembukuan
ganda dengan maksud untuk menggelapkan keuangan
perusahaan. Jika Adi tidak mau, maka dia bisa dipecat
dan akibatnya dia tidak punya pemasukan; padahal
orangtuanya sedang sakit, dan dia sendiri sedang
merencanakan pernikahan.
Apa yang harus dia lakukan? Adi tahu kalau dia berkata ‘ya’,
maka itu tidak sesuai dengan nilai-nilai firman. Tetapi
kalau dia katakan ‘tidak’ kepada boss-nya, dia akan
dipecat, maka bagaimana tanggung jawab dia kepada
orangtuanya dan tunangannya? Hal-hal yang semacam ini
tidak akan Adi dapatkan jawabannya melalui
khotbah-khotbah atau buku-buku pelajaran. Yang Adi
butuhkan adalah masukan riil dari orang-orang yang
pernah mengalami dilema seperti yang ia alami. Adi
membutuhkan nasihat, masukan, dan dukungan dari para
‘senior’-nya untuk bisa menang menghadapi tantangan ini.
Di sinilah Pemuridan Vokasional berperan yaitu mereka
yang sudah lebih dahulu sukses dan berpengalaman
membagikan secara langsung kepada mereka yang baru atau
akan memulai karir.
B. Hubungan Antar Generasi
Pemuridan Vokasional berbicara dengan menghubungkan
generasi muda dengan generasi sebelumnya, sesuai dengan
vokasi yang akan atau sedang mereka geluti.
Ada generasi muda ingin jadi politikus? Mintalah
politikus Kristen yang sukses dan bersih menjadi
pemuridnya.
Ada yang ingin jadi pengusaha start-up? Mintalah
pengusaha yang sukses bangun bisnis sendiri dan terbukti
takut Tuhan menjadi pemuridnya.
Ada yang mau menjadi tentara? Mintalah Perwira yang
hidup dalam firman menjadi pemuridnya.
Ada yang ingin menjadi pengkhotbah? Lebih dari sekedar
menyuruh anak muda itu masuk sekolah Alkitab, mintalah
seorang pengkhotbah yang sering melayani dan memiliki
content yang solid Alkitabiah menjadi pemuridnya.
C. Membutuhkan Komitmen yang Serius
Pemuridan Vokasional sebenarnya mudah dilakukan, namun
jarang dilaksanakan. Mengapa? Karena pemuridan bukan
ibadah raya atau kelas-kelas Alkitab, tetapi adalah
suatu kedekatan khusus antara murid dan pemurid. Ini
membutuhkan komitmen dan upaya yang lebih justru dari
pihak pemurid (istilah lain: Mentor). Pemurid membagikan
bukan hanya hal-hal yang baik yang dia terima dan
lakukan dalam bidang pekerjaannya, tetapi juga dengan
terbuka membagikan hambatan-hambatan dan bahkan
kejadian-kejadian buruk yang pemurid alami. Pemurid
membagikan bagaimana ia menang atas hal itu semua;
hal-hal inilah yang menjadi modal bagi sang murid.
Pemurid membagikan bagaimana ia menerapkan nilai-nilai
Kerajaan Allah sesuai dengan vokasi yang ia jalani. Ini
yang sedang dibutuhkan sangat oleh generasi muda saat
ini. Bahkan ‘ngopi darat’ antara murid dan pemurid
justru sering kali lebih efektif dalam mengkomunikasikan
hal-hal ini.
Pelayanan yang dilakukan oleh banyak gereja selama ini
kepada generasi muda saat ini haruslah dilengkapi dengan
Pemuridan Vokasional. Selain pemuridan secara
individual, gereja juga bisa melakukan hal-hal seperti:
membuka bimbingan kreatifitas seperti media, fotografi,
bahasa, musik dan lain-lain, membuat semacam “Career
Day” atau hari karir, di mana beberapa anak Tuhan yang
profesional di dunia kerja membagikan perihal karir
mereka dan bangun jembatan agar generasi muda bisa
“kontak-kontakan” dibimbing/dimuridkan oleh para
profesional tersebut, atau membuka kelas-kelas
pengajaran praktikal seperti investasi, keuangan, pajak,
teologi praktis dan lain-lain yang diisi oleh mereka
yang menguasai baik dan anak-anak Tuhan yang terbukti
hidup dalam kebenaran. Para orangtua pun dipersiapkan
untuk menjadi Pemurid-pemurid Vokasional. Namun ingatlah,
Pemuridan Vokasional yang paling baik adalah tetap yang
menghubungkan murid dengan pemurid yang memiliki vokasi
serupa.
Kita sedang berhadapan dengan generasi muda yang baru,
di dalam era yang baru. Kemajuan digital, situasi
pandemi dan keadaan perubahan yang terjadi sewaktu-waktu
pada saat ini, merupakan suatu tantangan bagi generasi
saat ini. Ungkapan “It’s tougher for young people these
days” (hidup hari-hari ini sangat berat bagi generasi
muda) janganlah dipandang remeh.
Guna menjadikan generasi muda menjadi generasi murid
yang tangguh, gereja, yaitu kita semua harus menggunakan
cara-cara pelayanan yang baru, yang sesuai dengan
kebutuhan generasi muda saat ini. Ingatlah bahwa gereja
yang hanya menitikberatkan semua bentuk pemuridan,
energi dan sumber daya pada bentuk Ibadah Raya saja
tidak akan cukup untuk menjangkau generasi anak-anak
muda ke depan. Perhatikan hal ini dan mari kita mulai
jalankan Pemuridan Vokasional. (CS)