PENGAMPUNAN
“Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu
yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau
kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan
mengampuni kesalahanmu."
Matius 6:14-15
Di dalam Alkitab, pengampunan adalah salah satu hal yang
utama yang sering dibahas. Di satu sisi ada pengampunan
yang Tuhan berikan kepada manusia yang berdosa yang
berkaitan dengan keselamatan, di sisi lain ada
pengampunan yang seseorang berikan kepada orang lain.
Keduanya memiliki hubungan sebab akibat yang sangat erat.
Yesus memperlihatkan hubungan antara keduanya ketika
menjawab pertanyaan Petrus tentang berapa kali seseorang
harus mengampuni (Mat 18:21-35). Yesus menjawab bahwa
kita harus mengampuni seseorang setiap kali orang
tersebut minta maaf (Lukas 17:3-4). Yesus kemudian
melanjutkan dengan memberikan sebuah perumpamaan untuk
menjelaskan sebuah hukum/ prinsip dalam Kerajaan Sorga
mengenai pengampunan.
Prinsip Kerajaan Allah
Dalam perumpamaan tersebut ada seorang hamba yang
berhutang sejumlah 10.000 talenta kepada seorang raja
(Mat 18:23-24). Dalam kamus Alkitab LAI ‘talenta’ setara
dengan 6.000 dinar, dan ‘dinar’ adalah upah yang
diterima seseorang setelah bekerja selama 1 hari. Dengan
kata lain, 1 talenta bernilai upah yang diterima
seseorang yang bekerja selama 6.000 hari (atau sekitar
16.4 tahun). Hamba dalam perumpamaan Yesus berhutang
sebanyak 10.000 talenta, artinya sejumlah upah orang
yang bekerja selama lebih dari 164.000 tahun!
Kemudian diceritakan bahwa karena hamba ini tidak
mungkin bisa melunaskan hutangnya, maka raja tersebut
memerintahkan agar hamba ini dijual sebagai budak untuk
membayar hutangnya (Mat 18:25). Namun hamba ini memohon
agar raja bersabar karena ia akan berusaha untuk
membayar hutangnya (ay 26). Tentunya hal ini mustahil
bisa dilakukan oleh hamba tersebut, karena jika ia ingin
membayar hutangnya maka ia harus bekerja. Setiap satu
hari ia bekerja maka ia akan mendapat 1 dinar. Kita
sudah melihat sebelumnya bahwa untuk melunasi hutang
10.000 talenta, maka ia harus bekerja selama lebih dari
164.000 tahun!
Karena sikap hamba ini yang berniat untuk membayar
hutangnya, walaupun sebenarnya mustahil dapat dilakukan,
raja tergerak oleh belas kasihan dan membebaskan serta
menghapuskan hutang hamba ini (ay 27). Dalam hal ini
kita perlu menyadari sebuah prinsip penting, yaitu jika
seseorang berhutang, maka pihak lain dapat menghapuskan
hutang orang tersebut dengan cara melunasi hutang
tersebut sesuai dengan jumlahnya. Dengan kata lain, jika
raja tersebut memutuskan untuk menghapuskan hutang hamba
ini, maka raja tersebut harus melunasi hutang hamba
tersebut sejumlah 10.000 talenta!
Di sini kita melihat bahwa Yesus sedang mengajarkan
kepada kita sebuah prinsip Kerajaan Allah mengenai
pengampunan. Dalam perumpamaan tersebut, hamba tersebut
melambangkan manusia, dan raja tersebut melambangkan
Allah, dan hutang melambangkan dosa yang dilakukan
manusia.
Pengampunan Dari Allah
Dosa yang manusia lakukan terhadap Allah begitu besar
dan mustahil bagi manusia untuk bisa berbuat apapun
untuk membayar dosa-dosa mereka. Tetapi ketika manusia
bertobat maka Allah akan mengampuni mereka dan menghapus
segala dosa-dosa mereka. Namun perlu diingat bahwa Allah
tidak sekedar memutuskan bahwa dosa manusia dihapuskan.
Sebagai Allah yang Mahaadil, maka Allah harus melakukan
pembayaran dosa atas nama manusia. Inilah yang Tuhan
Yesus kerjakan dengan datang ke dunia sebagai manusia
dan mati di kayu salib untuk membayar dosa-dosa manusia.
Dengan cara inilah manusia menerima pengampunan dan
keselamatan!
“Kamu juga, meskipun dahulu mati oleh pelanggaranmu dan
oleh karena tidak disunat secara lahiriah, telah
dihidupkan Allah bersama-sama dengan Dia, sesudah Ia
mengampuni segala pelanggaran kita, dengan menghapuskan
surat hutang, yang oleh ketentuan-ketentuan hukum
mendakwa dan mengancam kita. Dan itu ditiadakan-Nya
dengan memakukannya pada kayu salib” – Kolose 2:13-14
Di kayu salib Tuhan Yesus sudah membayar lunas hutang
dosa semua manusia. Dan setiap orang yang percaya dan
bertobat akan menerima pengampunan dan keselamatan dari
Allah. Namun perlu kita ingat bahwa ketika Tuhan Yesus
menebus kita, maka sesungguhnya sekarang kita menjadi
hamba Yesus, milik Yesus.
“Kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar.
Karena itu janganlah kamu menjadi hamba manusia.” 1
Korintus 7:23
“--dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu
telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena
itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!”
1 Korintus 6:19b-20
Hal ini menjadi penting untuk diingat ketika kita
membahas pengampunan yang diberikan diantara manusia.
Mengampuni Orang Lain
Jika kita kembali ke perumpamaan yang disampaikan Yesus,
maka kisah tentang hamba yang berhutang tersebut belum
selesai. Diceritakan bahwa setelah hutangnya yang besar
itu dihapuskan oleh raja, ia pulang dan dalam perjalanan
bertemu dengan temannya, sesama hamba yang berhutang
kepada dirinya sebesar 100 dinar (Mat 18:28).
Kita sudah mencatat bahwa 1 dinar adalah upah seseorang
bekerja selama satu hari. Jadi hutang dari temannya ini
sejumlah upah bekerja selama 100 hari (3 bulan lebih).
Hamba ini langsung memaksa agar temannya membayar
hutangnya. Temannya itu mengajukan permohonan yang sama
persis seperti hamba itu kepada raja (ay 29). Tetapi
hamba ini menolak dan memasukkan temannya itu ke dalam
penjara (ay 30).
Mendengar hal tersebut raja sangat marah dan memanggil
hamba tersebut dan berkata:
“Hai hamba yang jahat, seluruh hutangmu telah kuhapuskan
karena engkau memohonkannya kepadaku. Bukankah engkaupun
harus mengasihani kawanmu seperti aku telah mengasihani
engkau?” (ay 32-33)
Dan kemudian raja itu menyerahkan hamba itu ke dalam
penjara (ay 34). Kemudian Yesus menutup perumpamaan
tersebut dengan berkata:
“Maka Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga
terhadap kamu, apabila kamu masing-masing tidak
mengampuni saudaramu dengan segenap hatimu”
Matius 18:35
Di sini kita melihat bagaimana Tuhan Yesus mengajarkan
ada sebuah hubungan yang erat antara pengampunan yang
Tuhan berikan kepada manusia dan pengampunan yang
manusia berikan kepada orang lain. Sama seperti
seseorang menerima pengampunan karena belas kasihan
Tuhan sehingga Tuhan rela untuk menebus dosa manusia,
maka kitapun harus memiliki belas kasihan dan memberikan
pengampunan kepada orang lain yang memohon pengampunan
kepada kita. Ketika seseorang minta maaf atas
perbuatannya kepada kita, maka Alkitab mewajibkan kita
untuk memberikan pengampunan.
Hutang 100 dinar bukanlah jumlah yang sedikit, namun
dibandingkan dengan hutang 10.000 talenta maka 100 dinar
tidak ada artinya. Seseorang dapat melakukan dosa yang
sangat serius terhadap kita, bahkan bisa membuat hidup
kita susah karena perbuatannya. Tetapi dibandingkan
dengan dosa-dosa kita yang begitu banyak kepada Tuhan,
maka sesungguhnya kesalahan orang lain kepada kita
tidaklah sebanding. Itulah sebabnya Tuhan menuntut agar
kita mengampuni orang lain. Hal ini bukanlah sebuah
pilihan melainkan sebuah perintah.
Bagi Tuhan hal ini sangat penting karena pada dasarnya
hal ini berkaitan dengan keselamatan kita. Kita bisa
disebut sebagai orang yang sudah menerima keselamatan
adalah karena apa yang Tuhan kerjakan dikayu salib,
membayar lunas dosa-dosa kita dengan harga yang sangat
mahal, yaitu darah-Nya yang tercurah.
“…tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan” Ibrani
9:22
Jika kita tidak mau mengampuni, maka pada dasarnya kita
membuat apa yang Yesus lakukan seolah-olah tidak ada
artinya. Firman Tuhan sangat tegas, jika kita tidak
mengampuni, maka Bapa di sorga tidak akan mengampuni
kita (Mat 6:15). Amin. (PT)