PENGAMPUNAN DALAM PENGAKUAN
“Jika
kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu
diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita.
Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan
adil,
sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan
menyucikan kita dari segala kejahatan.”
(1 Yohanes 1:8-9)
Banyak orang berpikir bahwa kalau mereka berbuat dosa;
seiring dengan berjalannya waktu, maka dosanyapun telah
selesai dan beres dengan sendirinya. Tetapi Alkitab
tidak pernah mengatakan demikian.
Pengampunan dosa hanya dapat terjadi melalui sebuah
pengakuan, “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah
setia dan adil...” 1 Yohanes 1:9a. Pengampunan tidak
dapat terjadi secara otomatis, tetapi harus melalui
sebuah pengakuan secara pribadi, bagi orang Kristen yang
percaya kepada karya Kristus di kayu salib memiliki
jaminan pengampunan dosa. Setelah diselamatkan, manusia
masih bisa berbuat dosa. Oleh sebab itu, setiap kali ia
jatuh ke dalam dosa, maka setiap kali itu juga ia perlu
meminta ampun kepada Tuhan. Alkitab tidak pernah
menjelaskan bahwa pengakuan dosa yang dilakukan saat
pertama kali kita bertobat, merupakan tindakan pengakuan
untuk dosa yang mungkin akan dilakukan dikemudian hari.
Tidak ada dosa yang dapat diampuni tanpa sebuah
pengakuan. Pengampunan yang diterima pada saat seseorang
pertama kali bertobat itu hanya untuk dosa masa lalu,
bukan untuk dosa yang mungkin akan diperbuatnya di masa
mendatang.
I. TIDAK ADA PENGAMPUNAN TANPA PENGAKUAN
Alkitab berkata,
• “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah
kehilangan kemuliaan Allah” (Roma 3:23)
• “Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah
ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.”
(Roma 6:23)
Dunia sedang mengalami pemahaman yang salah tentang
dosa. Orang dunia menganggap bahwa apapun yang mereka
lakukan jika tidak mengganggu orang lain, itu boleh
saja. Homoseksual, lesbianisme, transgender, premarital
sex, free sex dan lain-lain hanya dianggap sebagai
trend.
Alkitab mengatakan, “Setiap orang yang berbuat dosa,
melanggar hukum Allah, sebab dosa ialah pelanggaran
hukum Allah.” (1 Yohanes 3:4)
Keinginan utama Allah atas manusia adalah mengasihi
Allah. Lawan dari “mengasihi Allah” adalah “membenci
Allah,” hal ini terlihat dari pelanggaran yang dibuat
oleh manusia terhadap perintah Allah; baik itu melalui
pikiran, perkataan, dan perbuatan. (Roma 2:12-16)
Seluruh perintah Allah harus dilakukan berdasarkan
sifat-sifat Allah yang suci. Karena itu dosa bukan hanya
pelanggaran terhadap perintah Allah, melainkan juga
melawan hakikat Allah dan pelanggaran terhadap
sifat-sifat Allah. Setiap dosa yang diperbuat merupakan
perbuatan melawan pribadi Allah.
Ada beberapa contoh dosa dalam kehidupan manusia yaitu:
1. Pemberontakan, kata dasar “pemberontak” adalah
“berontak.” Lawan dari ‘berontak’ ialah “taat.”
Pemberontakan melawan Allah disini mengarah kepada
ketidaktaatan terhadap kehendak dan rencana Allah
(Ulangan 17:2, 1 Raja-Raja 8:50)
2. Penyembahan Berhala, adalah menjadikan sesuatu selain
Tuhan sebagai yang utama. Contoh: pekerjaan, hobi,
keluarga, pelayanan, harta benda, dll. Penyembahan
berhala bertujuan memalingkan seseorang dari Allah
kepada makhluk atau sesuatu untuk makna hidupnya.
3. Tindakan Amoral, yaitu hidup yang selalu menuruti
hawa nafsu (Roma 8:12)
4. Kesombongan, yaitu hidup yang berpusat pada diri
sendiri (Roma 1:30)
5. Tidak Percaya, yaitu hidup dengan tidak percaya
kepada kuasa Allah (Roma 14:23)
6. Perbuatan Daging, yaitu, hidup tanpa penguasaan diri
(Galatia 5:19-21)
Orang berdosa adalah musuh Allah, karena itu manusia
harus hidup berdamai dengan Allah dan meminta ampun
kepada Allah. Keselamatan dan pengampunan telah Allah
sediakan, tapi harus melalui proses pengakuan. Manusia
berdosa perlu memberikan respons kepada kasih Allah.
Keselamatan yang telah disediakan tanpa diresponi; tidak
akan berdampak. Respon tersebut harus kita lakukan
melalui pertobatan dan pengakuan, seperti Firman Tuhan
katakan: “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah
setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa
kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.” 1
Yohanes 1:9
Quote:
Tanpa pengakuan tidak akan ada pengampunan dan
keselamatan
II. PENGAKUAN ATAS SETIAP
DOSA
Kata “mengaku” dalam 1 Yohanes 1:9 berasal dari istilah
Yunani “homologomai” dalam bentuk present (bentuk
sekarang). Pengakuan yang benar adalah mengakui dengan
jujur; sama persis seperti dosa yang telah diperbuat.
Istilah homo berarti ‘sama seperti yang telah diperbuat
dan dilakukan’. Kata “mengaku” sebenarnya berarti
“mengatakan hal yang benar”.
Mengaku dosa berarti mengatakan hal yang sebenarnya
tentang dosa itu, sama seperti apa yang dikatakan Allah
tentang dosa itu. Pengakuan yang benar ialah menyebutkan
satu persatu dosa yang disebutkan oleh Allah, seperti:
percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala,
sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah,
kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah,
kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya.
Tidak ada pengakuan dosa yang borongan, dimana sekali
mengaku dosa maka itu berlaku juga untuk semua dosa yang
mungkin dilakukan di masa mendatang. Anugerah Tuhan
memang tersedia bagi orang berdosa, apapun dosa yang
telah diperbuat manusia (Yesaya 1:18), namun perlu
pengakuan setiap kali jatuh dalam dosa.
Yang perlu digaris bawahi adalah istilah ‘mengaku’
ditulis dalam bentuk present (sekarang), hal ini
menjelaskan bahwa tidak mungkin dosa yang diakui dan
dibereskan saat ini (present) berlaku juga untuk dosa
yang mungkin dilakukan pada waktu yang akan datang
(future).
Tapi puji Tuhan, pengampunan selalu tersedia pada masa
yang akan datang, namun dengan melalui proses pengakuan
dalam bertobat yang sungguh-sungguh.
III. PENGAMPUNAN MEMBAWA
SUKACITA
“Sesungguhnya tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk
menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam
untuk mendengar; tetapi yang merupakan pemisah antara
kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang
membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga
Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu. Sebab tanganmu
cemar oleh darah dan jarimu oleh kejahatan; mulutmu
mengucapkan dusta, lidahmu menyebut-nyebut kecurangan.”
(Yesaya 59:1-3)
Dosa membawa manusia kepada pemisahan dengan Allah.
Manusia yang terpisah dari Allah mustahil dapat
mengalami ketenangan dalam jiwanya dan pasti tidak dapat
mengalami kesukaan yang benar. Sukacita mengalir sebagai
dampak, karena kita memperhatikan dan melakukan
perintah-perintah Tuhan. Kalaupun ada sukacita tanpa
pengakuan dan pengampunan; itu hanya sukacita yang
bersifat semu. Pengampunan akan menghasilkan sukacita.
“Sekiranya engkau memperhatikan perintah-perintah-Ku,
maka damai sejahteramu akan seperti sungai yang tidak
akan pernah kering, dan kebahagiaanmu akan terus
berlimpah seperti gelombang laut yang tidak pernah
berhenti.” (Yesaya 48:18)
Zakheus, sebagai dampak pertobatannya, dengan sukacita
tanpa ada tekanan melakukan pengembalian 4 kali lipat
kepada semua orang yang pernah ditipunya. Pertobatan
Zakheus bukan hanya menghasilkan sukacita dalam dirinya
secara pribadi, tetapi juga membawa sukacita kepada
orang-orang yang pernah ditipunya.
Raja Daud mengungkapkan sukacitanya yang terdalam
setelah ia mengakui dan membereskan di hadapan Tuhan,
dan mendapat pengampunan dari Tuhan;
“Berbahagialah orang yang diampuni pelanggarannya, yang
dosanya ditutupi! Berbahagialah manusia, yang
kesalahannya tidak diperhitungkan TUHAN, dan yang tidak
berjiwa penipu! Selama aku berdiam diri, tulang-tulangku
menjadi lesu karena aku mengeluh sepanjang hari; sebab
siang malam tangan-Mu menekan aku dengan berat, sumsumku
menjadi kering, seperti oleh teriknya panas. Dosaku
kuberitahukan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah
kusembunyikan; aku berkata: “Aku akan mengaku kepada
TUHAN pelanggaran-pelanggaranku,” dan Engkau mengampuni
kesalahan karena dosaku,” (Mazmur 32:1-5)
Firman Tuhan berkata:
“Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan
adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan
menyucikan kita dari segala kejahatan.” (I Yohanes 1:9)
“Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan
dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan.” (Roma
10:10)
“Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah
hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.” (Roma
6:23)
Setiap dosa apapun yang kita perbuat, saat itu juga kita
harus mengakuinya dengan mulut; maka kita akan diampuni
dan diselamatkan. Tetapi jika kita tidak mau mengakui
dosa dan bertobat, maka kita tidak akan selamat, karena
upah dosa adalah maut/kematian. (JS)
Quotations:
Pengampunan menghasilkan sukacita
Firman Tuhan berkata:
“Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan
adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan
menyucikan kita dari segala kejahatan.” (I Yohanes 1:9)
“Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan
dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan.” (Roma
10:10)
“Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah
hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.” (Roma
6:23)
Setiap dosa apapun yang kita perbuat, saat itu juga kita
harus mengakuinya dengan mulut; maka kita akan diampuni
dan diselamatkan. Tetapi jika kita tidak mau mengakui
dosa dan bertobat, maka kita tidak akan selamat, karena
upah dosa adalah maut/kematian. (JS)