PENTAKOSTA KETIGA DALAM ERA NEW NORMAL
Shalom jemaat yang dikasihi oleh Tuhan Yesus, Alkitab
berkata bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita.
Dia dikuburkan, tetapi pada hari yang ketiga Dia
dibangkitkan.
Setelah itu selama 40 hari Tuhan Yesus menampakkan diri
kepada lebih dari 500 murid-murid-Nya untuk membuktikan
bahwa Dia hidup.
Dan dengan disaksikan oleh murid-murid-Nya, Tuhan Yesus
terangkat ke sorga. Pesan terakhir Tuhan Yesus kepada
murid-murid-Nya adalah seperti yang tertulis dalam Kisah
Para Rasul 1:8,
“Tetapi kamu akan menerima kuasa kalau Roh Kudus turun
ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di
Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke
ujung bumi.”
Kalau Saudara adalah murid Tuhan Yesus berarti pesan ini
juga buat Saudara dan saya.
Setelah Tuhan Yesus terangkat ke sorga, 120 murid-murid
berkumpul di kamar loteng di Yerusalem. Mereka melakukan
ini karena Tuhan Yesus memerintahkan agar mereka jangan
pergi dari kota Yerusalem sebelum diperlengkapi dengan
kuasa dari tempat yang maha tinggi. (Kisah Para Rasul
1:4)
Apa yang mereka lakukan? Mereka semua bertekun dengan
sehati dalam doa bersama-sama. Artinya mereka berdoa,
memuji dan menyembah Tuhan dalam unity siang dan malam.
Ini adalah Prinsip Restorasi Pondok Daud.
Setelah 10 hari mereka melakukan itu, pada hari raya
Pentakosta, tiba-tiba terdengarlah bunyi seperti tiupan
angin keras di ruangan itu. Kemudian tampaklah
lidah-lidah seperti nyala api bertebaran dan hinggap
kepada mereka masing-masing dan mereka dipenuhi dengan
Roh Kudus dengan tanda awal berbahasa roh.
Setelah itu mereka dipakai oleh Tuhan untuk menjadi
saksi-Nya. Mereka melakukan Amanat Agung Tuhan Yesus.
Peristiwa pencurahan Roh Kudus ini kita sebut sebagai
Pentakosta yang Pertama.
MENGGENAPI AMANAT AGUNG
Ketika Tuhan Yesus ditanya oleh murid-murid-Nya,
mengenai tanda kedatangan Tuhan Yesus kembali dan tanda
kesudahan dunia ini, salah satunya Tuhan Yesus menjawab
dari Matius 24:14,
“Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh
dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, dan sesudah
itu barulah tiba kesudahannya.”
Jadi Tuhan Yesus akan datang kembali setelah Injil
Kerajaan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian
bagi semua bangsa.
Tuhan Yesus pasti datang kembali. Karena itu Tuhan Yesus
memberikan tugas kepada kita murid-murid-Nya untuk
menjadi saksi, yaitu pergi dan menjadikan semua bangsa
itu murid Tuhan Yesus. Inilah yang disebut Amanat Agung
Tuhan Yesus.
Kita tidak bisa menggenapi Amanat Agung Tuhan Yesus
dengan kekuatan sendiri, tetapi dengan kuasa yang
diberikan Roh Kudus kepada kita.
Kalau kita merindukan kedatangan Tuhan Yesus, seharusnya
kita melakukan Amanat Agung dengan sungguh-sungguh. Ada
berapa banyak yang merindukan kedatangan Tuhan Yesus?
Sebelum Roh Kudus dalam Pentakosta Pertama dicurahkan,
murid-murid-Nya semua bertekun dengan sehati dalam doa
bersama-sama.
Hal ini juga dilakukan pada waktu menantikan pencurahan
Roh Kudus di Azusa Street, Los Angeles yang kita sebut
sebagai Pentakosta Kedua.
Saya percaya ini juga berlaku untuk Pentakosta Ketiga.
Sebelum pencurahan Roh Kudus yang dahsyat dari
Pentakosta Ketiga, maka umat Tuhan semua harus bertekun
dengan sehati dalam doa bersama-sama.
Selama beberapa tahun terakhir saya selalu bertanya
kepada Tuhan, “Tuhan, bagaimana caranya untuk membuat
umat Tuhan semua bertekun dengan sehati dalam doa
bersama-sama?” Dan yang luar biasa hari-hari ini kita
melihat bahwa dengan adanya pandemi COVID-19, Tuhan
memaksa kita, umat Tuhan, agar kita semua bertekun
dengan sehati dalam doa bersama-sama.
Bagi saya, ini adalah tanda bahwa pencurahan Roh Kudus
Pentakosta Ketiga akan segera terjadi.
Hal ini juga dinubuatkan oleh nabi-nabi-Nya seperti
Cindy Jacobs, Chuck Pierce, dan James Goll.
Cindy Jacobs bahkan bernubuat untuk gereja kita, bahwa
akan makin banyak gereja-gereja yang akan ditanam dan
akan banyak muncul murid-murid Tuhan Yesus. Kemuliaan
Tuhan akan turun di gereja-gereja ini dan bahkan mereka
akan diutus sampai ke ujung-ujung bumi. Sedangkan James
Goll melihat bahwa orang-orang di Indonesia sedang
‘catching the fire’.
Pada saat murid-murid Tuhan Yesus dipenuhi Roh Kudus,
tanda awalnya adalah mereka berbahasa roh. Saya rindu
agar Saudara semua dibaptis Roh Kudus dengan tanda awal
berbahasa roh, karena banyak manfaatnya.
o 1 Korintus 14:2 berkata,
“Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh tidak
berkata-kata kepada manusia tetapi kepada Allah. Sebab
tidak ada seorang pun yang mengerti bahasanya; oleh Roh
ia mengucapkan hal-hal yang rahasia.”
Karena itu pada waktu kita berkata-kata dalam bahasa roh
kita merasakan hadirat Tuhan. Ada sukacita yang akan
memenuhi kita. Seperti yang dikatakan dalam Mazmur
16:11,
“… di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah..”
Di tengah-tengah pandemi ini, kita perlu mengalami
sukacita yang berlimpah-limpah untuk melawan ketakutan,
kekuatiran, kepanikan.
o 1 Korintus 14:4 berkata,
”Siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh ia membangun
dirinya sendiri…”
Artinya manusia roh kita yang akan dibangun.
o 1 Korintus 14:14-15 berkata,
“…jika aku berdoa dengan bahasa roh maka rohkulah yang
berdoa, tetapi akal budiku tidak turut berdoa. Jadi,
apakah yang harus kubuat? Aku akan berdoa dengan rohku,
tetapi aku akan berdoa juga dengan akal budiku; aku akan
menyanyi dan memuji dengan rohku, tetapi aku akan
bernyanyi dan memuji juga dengan akal budiku.”
Manusia itu terdiri dari tubuh, jiwa dan roh. Semuanya
itu harus bisa memuji Tuhan.
• Kita memuji Tuhan dengan tubuh kita dengan cara
bertepuk tangan, mengangkat tangan, melompat, menari dan
lain-lain.
• Kita memuji Tuhan dengan akal budi kita/jiwa kita
kalau mengunakan bahasa yang kita mengerti; contohnya:
bahasa Indonesia, bahasa Inggris, Mandarin dan
lain-lain.
• Sedangkan roh kita akan berdoa, memuji dan menyembah
kalau kita berbahasa roh.
Kalau kita berkata-kata dalam bahasa roh kita akan bisa
berdoa, memuji dan menyembah lebih lama dibandingkan
kalau kita menggunakan bahasa yang kita mengerti.
Karena itu sekali lagi saya merindukan agar semua
Saudara bisa berbahasa roh. Katakan Amin!
DAMPAK PENCURAHAN ROH KUDUS
Setelah murid-murid dipenuhi dengan Roh Kudus, banyak
orang bertobat dan juga membawa banyak perubahan di
dalam dinamika Gereja mula-mula.
1. Penuaian Jiwa
Petrus berkhotbah sekitar 5 menit dan sekitar 3.000
orang bertobat dan dibaptis. Petrus berkhotbah dengan
kuasa Roh Kudus. Menurut data dari PBB, pada jaman itu
populasi dunia sekitar 300 juta orang. Sekarang penduduk
dunia sekitar 7,8 milyar. Sehingga 3.000 orang waktu itu
setara dengan sekitar 78.000 orang saat ini. Kita harus
percaya bahwa sekali berkhotbah bisa 78.000 orang
bertobat dan dibaptis. Dengan berkhotbah secara online
hal ini lebih mungkin terjadi.
2. Tanda-tanda dan Mujizat-mujizat
Hal yang kedua yang terjadi setelah murid-murid dipenuhi
dengan Roh Kudus sehingga membuat banyak orang bertobat
yaitu terjadinya tanda-tanda dan mujizat (signs and
wonders).
Para rasul dipakai oleh Tuhan untuk mengadakan
tanda-tanda dan mujizat.
• Petrus dan Yohanes menyembuhkan orang lumpuh sejak
lahir.
• Bayangan Petrus saja bisa menyembuhkan orang.
• Saputangan atau kain yang pernah dipakai oleh Paulus
jika diletakkan pada orang sakit / dirasuk setan maka
orang itu akan sembuh.
Tuhan Yesus dalam Markus 16:15-18 berkata bahwa kalau
kita pergi untuk memberitakan Injil maka tanda-tanda dan
mujizat (signs and wonders) akan menyertai kita.
• Sejak tahun 2006, saya diperintahkan Tuhan untuk
mengadakan Kebaktian Kesembuhan Ilahi. Selama 14 tahun
saya sudah mengadakan 318 kali Kebaktian Kesembuhan
Ilahi. Setiap kali saya berkhotbah pasti saya
memberitakan Injil dan tanda-tanda dan mujizat terjadi.
Saya diperkenankan oleh Tuhan untuk melihat dan
mengalami mujizat seperti yang dilakukan Tuhan Yesus
2000 tahun yang lalu.
• Pada waktu acara “Lawatan Roh Kudus Pulihkan
Indonesiaku”, tanggal 29 Mei yang lalu, Cindy Jacobs
bernubuat bahwa Indonesia akan menjadi sangat penting
dalam sejarah kekristenan. Mujizat-mujizat seperti orang
buta melihat, orang tuli mendengar akan merupakan hal
yang biasa yang akan terjadi di gereja-gereja lokal.
Orang-orang muda akan mendapatkan jubah mujizat. Ini
adalah Pentakosta yang Ketiga. Haleluya!
3. Perubahan Gaya Hidup Jemaat
Hal yang Ketiga yang terjadi setelah murid-murid
dipenuhi dengan Roh Kudus sehingga membuat banyak orang
bertobat yaitu cara hidup jemaat berubah. Mereka:
a. Bertekun dalam Pengajaran Rasul-rasul
Ini bisa diartikan bahwa mereka suka membaca Alkitab.
Judul Mazmur 119 yang merupakan pasal terpanjang dalam
Alkitab adalah:
“Bahagianya orang yang hidup menurut Firman Tuhan.”
Jadi orang yang hidup sesuai Firman Tuhan akan
berbahagia.
Dalam masa pandemi COVID-19 kita harus banyak membaca,
merenungkan dan melakukan Firman Tuhan agar supaya kita
berbahagia, sehingga kita bisa mengatasi segala dampak
akibat pandemi COVID-19.
Mazmur 119:105 berkata,
“Firman-Mu Itu pelita bagi kakiku dan terang bagi
jalanku.”
Nyanyi:
Firman-Mu p'lita bagi kakiku
Terang bagi jalanku
Firman-Mu p'lita bagi kakiku
Terang bagi jalanku
Di waktu ku bimbang
Dan hilang jalanku
Tetaplah Kau di sisiku
Dan takkan ku takut
Asal Kau di dekatku
Besertaku selamanya
A NEW DIMENSION dalam NEW NORMAL
Tuhan memberikan tema tahun 2020 adalah Tahun Dimensi
Yang Baru. Kita tidak pernah menyangka bahwa Tahun
Dimensi Yang Baru adalah seperti sekarang ini, dimana
dengan adanya pandemi COVID-19, kita sekarang memasuki
New Normal.
Ayat emas yang Tuhan berikan adalah dari 2 Korintus 3:18
dan Ulangan 28:13-14.
Melalui 2 ayat emas ini Tuhan berkata bahwa kalau kita
makin serupa dengan gambar Yesus; yang berarti kemuliaan
Dia di dalam kita semakin besar, maka berkat secara
jasmani yang akan kita terima akan semakin besar. Kita
diberkati untuk menjadi berkat. Katakan Amin! Saudara
diangkat menjadi kepala dan bukan ekor. Saudara akan
tetap naik dan bukan turun. WOW!
Tanggal 1 Januari 2020, saya digerakkan oleh Roh Kudus
untuk mengatakan bahwa dalam memasuki tahun 2020, cara
kita bekerja mencari nafkah tidak bisa dengan cara yang
lama tetapi harus menuruti Firman Tuhan, tuntunan Tuhan.
Ternyata hal-hal ini yang sedang terjadi. Kita sedang
memasuk resesi ekonomi secara global. Cara-cara yang
lama dalam bekerja sudah tidak bisa dipakai lagi.
Kita harus bekerja menurut tuntunan firman Tuhan, dan
peka terhadap suara Tuhan!
Untuk itu kita harus makin menjadi serupa dengan
gambar-Nya. Orang yang menjadi serupa dengan gambar-Nya
itu adalah murid Tuhan Yesus.
Dengan goncangan ekonomi global yang sedang terjadi saat
ini, banyak dari Generasi Milenial dan Generasi Z harus
menghadapi kenyataan; betapa rapuhnya budaya mereka dan
kehidupan yang dibangun di atasnya. Padahal selama ini
mereka begitu percaya diri dan bahkan sombong. Mereka
merasa tidak perlu melibatkan Tuhan; tidak perlu
bertanya kepada Tuhan tentang cara untuk meraih
kesuksesan. Dan sekarang mereka tergoncang.
Karena itu saya percaya bahwa melalui pandemi COVID-19
ini akan ada banyak orang-orang muda yang bertobat dari
cara-cara yang lama. Mereka harus jadi murid, sehingga
peka terhadap tuntunan Tuhan. Dan dengan demikian akan
diberkati dalam seluruh apa yang mereka kerjakan. Itu
sebabnya, tidak salah kalau akan terjadi kebangkitan
Generasi Yeremia yaitu anak-anak muda yang:
• dipenuhi dengan Roh Kudus,
• cinta mati-matian kepada Tuhan Yesus,
• tidak kompromi terhadap dosa, dan akan
• memenangkan banyak jiwa.
b. Persekutuan dalam Unity
Mereka selalu berkumpul memecahkan roti dan berdoa. Ini
bisa dikatakan bahwa mereka hidup dalam unity dan suka
berdoa.
c. Budaya Memberi
Mereka suka memberi sehingga tidak ada jemaat yang
berkekurangan. Dalam keadaan krisis ekonomi ini, kita
diperintahkan oleh Tuhan untuk memberi dan menabur.
Kisah Para Rasul 20:35b berkata,
“…Adalah lebih berbahagia memberi daripada menerima.”
Saudara harus saling memperhatikan mereka yang ada di
kelompok-kelompok COOL yang sedang dalam kekurangan.
d. Bersukacita di dalam Tuhan
Mereka selalu bergembira dan dengan tulus hati sambil
memuji Allah.
Jadi mereka semua suka membaca Alkitab, suka berdoa,
unity, suka memberi, suka memuji Allah dengan gembira
dan tulus hati. Dan dikatakan mereka disukai semua orang
dan tiap-tiap hari jumlah orang yang diselamatkan
bertambah. Haleluya !!!!
Nyanyi:
Haleluya ….. Haleluya
Haleluya ….. Haleluya
DAMPAK PENTAKOSTA
Dalam pada itu, ada dua hal yang terjadi, yang melanda
Gereja Mula-mula:
1. Goncangan
Selama itu mereka hidup di dalam zona nyaman, di
Yerusalem. Setiap hari berkumpul dalam unity, membaca
Alkitab, berdoa dan memuji bersama-sama dengan sukacita;
suka memberi sehingga tidak ada yang berkekurangan. Lalu
mereka berpikir menjadi orang Kristen itu cukuplah hanya
seperti ini.
Mereka lupa bahwa mereka harus pergi... menginjil…
Caranya bagaimana? Aniaya diijinkan oleh Tuhan.
Kemudian terjadilah aniaya yang hebat terhadap
orang-orang percaya di Yerusalem.
Selain rasul-rasul, mereka semua harus lari ke seluruh
daerah Yudea dan Samaria, dan pada akhirnya ke ujung
bumi.
Saya percaya melalui goncangan pandemi COVID-19 ini,
kita, umat Tuhan yang selama ini ada di zona nyaman juga
akan dipaksa untuk melakukan Amanat Agung Tuhan Yesus,
yaitu pergi menjadikan semua bangsa murid Tuhan Yesus.
Katakan Amin!
2. Perubahan Paradigma dalam Pelayanan
Selama ini murid-murid Tuhan Yesus mempunyai pengertian
bahwa yang memperoleh keselamatan hanya orang-orang
Yahudi saja.
Tetapi kemudian terjadi pertobatan Kornelius, yang bukan
orang Yahudi, dan Roh Kudus turun ke atas mereka dan
mereka berbahasa roh.
Dengan perdebatan yang cukup panjang, akhirnya lewat
kesaksian Petrus, para rasul dan seluruh orang percaya
di Yudea dapat menerima bahwa keselamatan bukan hanya
untuk orang Yahudi saja tetapi untuk semua bangsa,
termasuk bangsa Indonesia. Katakan Amin!
Dengan adanya pandemi COVID-19, kita juga mengalami
perubahan paradigma dalam pelayanan kita.
Tadinya kita beribadah di gedung gereja, kita berkumpul
bersama-sama, bisa berjabat tangan, saling berpelukan
menyatakan kasih kita, melakukan penumpangan tangan.
Sekarang berubah total menjadi ibadah ‘online’; bahkan
ada gereja-gereja yang tidak bisa melakukan ibadah
online sehingga tidak bisa beribadah.
Kita memasuki New Normal dan tidak bisa lagi melakukan
seperti hal-hal di atas itu.
Kita tidak tahu dengan pasti bentuk ibadah kita
selanjutnya. Tetapi yang Tuhan mau kita bisa menerima
perubahan paradigma dalam pelayanan kita. Karena sama
seperti yang terjadi pada waktu itu; dengan adanya
perubahan paradigma justru terjadi penuaian yang jauh
lebih besar. Itu juga yang akan terjadi pada kita pada
hari-hari ini.
Nyanyi:
Curahkanlah kuasa-Mu Tuhan
Mujizat terjadi di tempat ini
Curahkanlah kuasa-Mu Tuhan
Mujizat terjadi sekarang ini
TUHAN YESUS MEMBERKATI SAUDARA SEMUA!
Khotbah Bapak Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahardjo
Ibadah Minggu Online - 21 Juni 2020