PENUAIAN TERAKHIR
“Dan
aku melihat: sesungguhnya, ada suatu awan putih, dan di atas
awan itu duduk seorang seperti Anak Manusia dengan sebuah
mahkota emas di atas kepala-Nya dan sebilah sabit tajam di
tangan-Nya. Maka keluarlah seorang malaikat lain dari Bait Suci;
dan ia berseru dengan suara nyaring kepada Dia yang duduk di
atas awan itu: "Ayunkanlah sabit-Mu itu dan tuailah, karena
sudah tiba saatnya untuk menuai; sebab tuaian di bumi sudah
masak." Dan Ia, yang duduk di atas awan itu, mengayunkan
sabit-Nya ke atas bumi, dan bumipun dituailah.” (Why 14:14-16)
Salah satu kebenaran terpenting tentang penuaian jiwa-jiwa yang
terakhir adalah bahwa penuaian di bumi akan dilakukan oleh Sang
Anak Manusia (Tuhan Yesus) sendiri. Namun sebelum itu terjadi,
kesempatan untuk menuai jiwa-jiwa di akhir zaman diberikan
kepada “para penuai”. Mereka inilah yang akan mengumpulkan
“gandum itu ke dalam lumbung” Tuhan.
“Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai. Pada
waktu itu aku akan berkata kepada para penuai: Kumpulkanlah
dahulu lalang itu dan ikatlah berberkas-berkas untuk dibakar;
kemudian kumpulkanlah gandum itu ke dalam lumbungku." (Mat
13:30)
Sesungguhnya apa yang dilakukan oleh para penuai mencerminkan
karya pamungkas dari Sang Penuai Agung itu sendiri. Dapatlah
dibayangkan seolah-olah Tuhan Yesus berkata kepada para penuai
“Silahkan tuai jiwa-jiwa sebanyak mungkin, lakukan bagianmu yang
terakhir. AKU akan menyelesaikan dengan sempurna penuaian
terakhir ini.”
‘Penuaian terakhir’ adalah kehormatan yang terakhir untuk
bekerja bersama-Nya. Kita sekarang ada di era Pentakosta Ketiga,
yaitu masa penuaian yang terbesar dan terakhir sebelum Tuhan
Yesus datang untuk kali yang kedua. Pertanyaannya, apakah kita
termasuk ke dalam bilangan orang-orang yang menyambut dan
menerima kehormatan yang terakhir untuk menuai jiwa-jiwa?
‘Perumpamaan tentang orang-orang upahan di kebun anggur’ (Mat
15:1-16) memberikan gambaran kepada kita bahwa tidak semua orang
yang berada di ladang tuaian akan menerima kehormatan sebagai
penuai.
HAL-HAL YANG TERJADI PADA MASA PENUAIAN TERAKHIR
1. Percepatan Tuaian Yang Semakin Besar
“Kira-kira pukul lima petang ia keluar lagi dan mendapati
orang-orang lain pula, lalu katanya kepada mereka: Mengapa kamu
menganggur saja di sini sepanjang hari? Kata mereka kepadanya:
Karena tidak ada orang mengupah kami. Katanya kepada mereka:
Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku.” (Mat 20:6-7)
Hari kerja seorang upahan di ladang pada masa itu biasanya
dibagi ke dalam 4 bagian waktu, kira-kira masing-masing 3 jam
dalam rentang 06.00-18.00 (pukul 06.00-09.00; 09.00-12.00;
12.00-15.00; 15.00-18.00). Dalam perumpamaan ini, sang tuan
rumah diceritakan mencari pekerja-pekerja untuk mengerjakan
kebun anggurnya saat pagi-pagi benar (kira-kira pukul 6),
kemudian pukul 9, pukul 12, pukul 15, dan terakhir pukul 17.
Mari kita bayangkan situasi seperti berikut. Pada saat pagi-pagi
benar, itu adalah jumlah pekerja yang paling sedikit, namun
waktu kerjanya yang paling banyak. Setiap kali sang tuan
menambah pekerja, itu berarti jumlah waktu kerjanya semakin
sedikit (karena sudah dikerjakan oleh pekerja sebelumnya), jadi
ada pekerja yang lebih banyak waktu untuk melakukannya. Dengan
demikian, pekerjaan semakin cepat dilakukan dengan berjalannya
waktu menuju akhir kerja (kira-kira pukul 18). Ini menggambarkan
adanya percepatan!
Pada era penuaian yang terakhir, Tuhan akan menambahkan lebih
banyak penuai untuk menuai jiwa-jiwa, sebagai jawaban dari doa
yang diajarkan Yesus sendiri:
“Mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan
pekerja-pekerja untuk tuaian itu.” (Luk 10:2)
Percepatan sedang terjadi di era penuaian yang terakhir ini!
Percepatan yang terjadi selanjutnya akan menghasilkan tuaian
yang terbesar!
Percepatan yang terjadi menunjukkan semakin banyak orang yang
keluar dari zona nyaman, seperti orang yang “menganggur di pasar”,
dan masuk ke ladang-Nya untuk mengerjakan tuaian. (Mat 20:3)
Ada di manakah kita di era penuaian yang terbesar dan terakhir
ini, di zona nyaman, atau di ladang tuaian-Nya? Di era
Pentakosta Ketiga ini kita akan melihat banyak orang yang
bergerak di marketplace terpanggil untuk mengambil bagian dalam
menuntaskan Amanat Agung dan menuai jiwa-jiwa di marketplace.
2. Kemurahan Hati Tuhan Yang Semakin Besar
“Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak
hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati?” (Mat
20:15)
Perhatikanlah; ada sesuatu yang ‘luar biasa’ dari kisah
perumpamaan ini. Seluruh pekerja pada akhir kerja mendapatkan
upah yang sama, ‘menerima masing-masing satu dinar’, tidak
tergantung dari jam berapa ia memulai kerja (Mat 20:9).
Sepintas hal ini terlihat tidak adil. Namun bukankah memang satu
dinar adalah upah yang layak untuk satu hari kerja, dan ini
telah disepakati bersama antara sang tuan dengan pekerja? (Mat
20:13)
Ini bukanlah bentuk ketidakadilan, melainkan wujud kemurahan
hati yang luar biasa dari sang tuan! Bahkan para pekerja yang
baru pun diberikan bagian yang limpah yang tidak selayaknya
mereka terima, upah satu hari hanya untuk satu jam kerja saja (bagi
pekerja terakhir yang mulai jam 17). Ini adalah kasih karunia
yang besar bagi pekerja-pekerja di jam-jam akhir.
Di era penuaian terakhir ini, Tuhan akan melimpahkan kemurahan
dan kasih karunia-Nya kepada orang-orang ‘baru’, yaitu mereka
yang mungkin masih dianggap muda, belum berpengalaman, merasa
tidak memiliki sumber daya yang cukup, bahkan mungkin
petobat-petobat baru. Tuhan sanggup memberdayakan semua orang
yang tidak layak dan tidak mampu ini menjadi penuai-penuai di
akhir zaman.
Roh Kudus, yang dua ribu tahun lalu sanggup mentransformasikan
nelayan-nelayan Galilea yang sederhana menjadi saksi-saksi Tuhan
yang menjangkau ujung bumi, adalah Roh Kudus yang sama yang pada
hari-hari ini akan mentransformasikan setiap kita menjadi
penuai-penuai di ‘jam terakhir’. Tidak pernah ada kata terlambat
untuk mulai mengambil bagian menjadi penuai.
Mungkin ada orang yang selama ini telah menyia-nyiakan sebagian
besar dari umur hidupnya untuk mengejar keinginan serta karir
pribadi, dan merasa saat ini sudah terlambat untuk mulai masuk
dalam pelayanan. Tidak demikian! Ambillah keputusan sekarang
juga untuk menjadi penuai jiwa. Mulailah bersaksi di tengah
keluarga, teman-teman dan orang-orang yang belum mengenal Tuhan
Yesus.
3. Terjadinya Pembalikan Besar
“Demikianlah orang yang terakhir akan menjadi yang terdahulu dan
yang terdahulu akan menjadi yang terakhir." (Mat 20:16)
Kisah perumpamaan ini berakhir dengan menyedihkan. Pekerja yang
telah mulai bekerja sejak jam-jam awal, tidak puas dengan upah
satu dinar yang sesungguhnya layak buat mereka. Hati yang
bersungut-sungut membuat keadilan-Nya sirna dan kemurahan-Nya
terasa menyakitkan. (Mat 20:15)
Meskipun di dunia ini semua pekerja mendapatkan upah yang sama (satu
dinar), tetapi di hidup Kerajaan yang akan datang, “yang
terakhir akan menjadi yang terdahulu dan yang terdahulu akan
menjadi yang terakhir”.
Inilah kebenaran tentang Pembalikan Besar (The Great Reversal)
yang Tuhan taruh secara khusus di hati Lukas (penulis Injil
Lukas dan Kisah Para Rasul). Pekerja yang terakhir akan
mendapatkan upah yang lebih utama di Sorga, dibandingkan dengan
pekerja yang terdahulu!
Pekerja yang manakah kita ini? Para pekerja baru bersiaplah
menyaksikan kemurahan Tuhan yang besar. Para pekerja lama
hendaknya menjaga hati untuk tetap fokus kepada Sang Tuan yang
adil. Amin. (HT)