PENUH ROH KUDUS DAN MENJADI SUKSES DI MARKETPLACE
Tidak sedikit orang-orang Pentakosta yang bertanya-tanya,
“Mengapa di era sekarang ini lebih banyak orang-orang
non-pentacostal, agnostic, atau bahkan atheist yang
menjadi terkenal serta menghasilkan penemuan-penemuan
dahsyat, paling kreatif, paling cerdas yang menjadi
pemenuhan kebutuhan umat manusia?“ Contohnya: Bill Gates
dengan Microsoft nya, Elon Musk dengan Tesla dan space-X
nya, Jack Ma dengan Alibaba nya, Warren Buffett dengan
kekayaan portfolio investasinya. Mereka menjadi terkenal
karena terobosan dan penemuan-penemuan yang paling
kreatif, paling cerdas yang menjadi jawaban atas
pemenuhan kebutuhan umat manusia saat ini serta menjadi
icon dan market leader.
Mereka bukanlah orang Kristen yang dipenuhi Roh Kudus.
Bukankah kita yang dipenuhi oleh Roh Kudus ‘seharusnya’
lebih berpretasi, lebih kreatif, lebih inovatif
dibandingkan dengan mereka semua? Sebab Roh Kudus bukan
hanya berdiam tetapi juga memenuhi orang-orang percaya.
Roh kudus adalah Roh Tuhan sendiri yang bisa mengajar,
memberi hikmat kepandaian, memberi kuasa serta
membangkitkan orang mati.
TUNTUNAN TUHAN DALAM PENEMUAN-PENEMUAN
Jika kita kilas balik ke beberapa abad yang lalu, kita
akan mendapati bagaimana pada abad ke-16, ke-17 dan
ke-18 banyak penemuan-penemuan besar yang mengubahkan
dunia dan membuat landmark dalam kehidupan umat manusia,
baik dalam dunia ilmu pengetahuan (science) atau seni
(art) oleh orang- orang Kristen, antara lain: Blaise
Pascal (matematika), Newton (hukum gravitasi), J.S. Bach
(musik), C.S. Lewis (literatur). Namun sayang, sekarang
ini tidak banyak terdengar anak-anak Tuhan khususnya
orang Pentakosta, yang memiliki kapasitas seperti itu.
MAKMUR NAMUN BUKAN SUKSES
Sebelum kita melangkah lebih jauh, tentunya kita harus
menentukan definisi yang tepat dan biblikal terkait
dengan “sukses” terlebih dahulu. Bagi orang percaya,
kesuksesan tidak akan pernah dapat diukur dengan harta,
uang, atau ketenaran. Seorang bisa saja memiliki banyak
uang, bahkan menguasai sekian puluh persen dari jumlah
uang dan kekayaan yang beredar di dunia (bilyuner),
namun hal tersebut tidak menjamin hidupnya bahagia.
Jika kita merenungkan kembali tokoh-tokoh yang menjadi
icon dan market leader tersebut di atas, kita akan
menemukan fakta kehidupan bagaimana Bill Gates pada
akhirnya mengakhiri pernikahannya yang sudah dibangun
selama 27 tahun dengan perceraian; Jack Ma dengan
kekayaan bersihnya sebesar US$ 52,1 milliar, tampil
dalam sebuah acara televisi di Tiongkok menyatakan
kepada pembawa acara bahwa hari-hari terbahagia dalam
hidupnya adalah saat ia bekerja sebagai seorang guru
dengan penghasilan kurang dari US$ 12 per-bulan; Elon
Musk, yang baru-baru ini kembali menjadi bahan
pembicaraan setelah membeli salah satu flatform media
sosial Twitter senilai US$ 44 milliar atau berkisar 634
Triliun rupiah, berharap dia bisa tidur dan bebas dari
ganguan insomnia sementara dia harus bekerja 120 jam
per-minggu, dua sampai tiga kali lipat jam kerja normal
rata-rata pekerja yang umumnya hanya 40-60 jam per-minggu.
Meskipun mereka sukses dan berdampak bagi dunia, namun
hidupnya miserable, jika tidak didasarkan oleh kebenaran
firman, sebagaimana Alkitab nyatakan:
“Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia
kehilangan nyawanya. Karena apakah yang dapat
diberikannya sebagai ganti nyawanya?”
Markus 8:36-37
SUKSES SEJATI
Tujuan hidup mereka belum tentu untuk memuliakan Tuhan,
melainkan lebih kearah self-actualization. Definisi
keberhasilan harus mempunyai arti yang luas. Tuhan
memang berjanji kepada umat-Nya bahwa Dia akan membuat
mereka masyhur (terkenal), tetapi tentunya dengan satu
maksud, yakni menjadi berkat bagi bangsa-bangsa lain (Kejadian
12:2). Tentunya kesuksesan bukan hanya tentang berapa
banyak materi yang berhasil dikumpulkan, serta seberapa
besar penghormatan yang diterima dari manusia, melainkan
nilai yang hakiki dan kekal yaitu damai sejahtera dan
sukacita oleh karena Roh Kudus.
Sebagai contoh bunda Maria Teresa Bojaxhiu atau lebih
dikenal sebagai Bunda Teresa (nama lahir Anjezë Gonxhe
Bojaxhiu), seorang biarawati Katolik dan misionaris
India berdarah Albania yang mendirikan Misionaris Cinta
Kasih (Missionaries of Charity; M.C.) di Kalkuta, India,
pada tahun 1950. Selama lebih dari 47 tahun, dia
melayani orang miskin, sakit, yatim piatu dan sekarat.
Sebelum meninggal dunia, dia telah menjalankan 610 misi
di 123 negara, termasuk penampungan dan rumah bagi
penderita HIV/AIDS, lepra, dan TBC, program konseling
untuk anak dan keluarga, panti asuhan, dan sekolah.
Pemerintah, organisasi sosial, dan tokoh terkemuka telah
terinspirasi dari karyanya. Bunda Teresa adalah seorang
yang sukses dan mempunyai dampak, tetapi dia tidak
memiliki harta apapun. Jadi ukuran kesuksesan dalam
Tuhan adalah apakah anda telah menggunakan karunia dan
bakat yang anda peroleh dari Tuhan dengan maksimal dan
untuk kepentingan kerajaan Allah.
Berbicara tentang memaksimalkan karunia, bakat dan
talenta, tentunya tidak dipungkiri bahwa tidak sedikit
anak-anak Tuhan yang tidak memiliki daya saing dalam
marketplace karena mereka kurang maksimal dalam
menggunakan karunia yang dimilikinya dalam bekerja. Etos
mereka cukup puas dengan keadaan yang biasa-biasa saja,
kurang kreatif, dan tidak mau bekerja keras. Tidak
tertutup kemungkinan juga, banyak anak-anak Tuhan yang
belum menemukan bidang atau profesi yang tepat, yang
Tuhan inginkan untuk mereka geluti.
TANTANGAN BAGI INSAN PENTAKOSTA
Ada 4 (empat) kemungkinan yang dapat menjadi penyebab
mengapa orang Kristen, khususnya Insan Pentakosta belum
mencapai kesuksesan dalam setiap aspek kehidupan,
sementara dia sendiri telah dipenuhi oleh Roh Kudus dan
seharusnya hidup dipimpin oleh Roh Kudus.
1. ANGGAPAN SEMPIT BAHWA ROH KUDUS HANYA MENGURUS
HAL-HAL ROHANI
Beranggapan bahwa Roh Kudus hanya sekedar bekerja dalam
ranah membangun hubungan rohani yang intim antara orang
percaya dengan Tuhan atau membangun Tubuh Kristus di
dalam gereja dan tidak terlibat dalam aktivitas
pekerjaan atau profesi kita. Hal ini tentunya tidak
sesuai dengan apa yang dinyatakan oleh Firman Allah.
Contohnya dalam Keluaran 35:30-35; 39:42-43 dimana Roh
Allah telah memenuhi Bezaleel dan Aholiab dengan
keahlian dan hikmat untuk suatu pekerjaan khsusus. Roh
Kudus juga bisa memampukan Anda dengan hikmat dan
keahlian khusus.
2. MENTALITAS YANG SALAH: KEMALASAN
Insan Pentakosta sendiri tentunya tidak terlepas dari
hambatan internal pribadi yang umumnya dimiliki oleh
manusia: kemalasan dan kurang bekerja keras dalam upaya
pencapaian terhadap visinya. Hanya bergantung pada doa,
tapi malas bekerja (Amsal 19:15; 2 Tesalonika 3:10-12)
Tuhan mengingatkan agar jangan terjebak dalam kemalasan
(Amsal 6:6,9; 10:26; 13:4; 15:19; 19:24; 20:4; 21:25;
22:13; 24:30; 26:13-16).
3. ANGGAPAN KELIRU MENGENAI MARKETPLACE SEBAGAI DUNIAWI
Kurangnya afirmasi, konfirmasi serta dukungan terhadap
mereka yang mendapat pewahyuan dari Roh Kudus untuk
pemberdayaan dalam pekerjaan sekuler. Tidak sedikit yang
masih memiliki pandangan bahwa semua yang baik hanyalah
yang bersifat rohani semata, yang dilaksanakan oleh
dalam dan melalui gereja. Diluar ranah gereja adalah hal
yang duniawi. Sehingga orang-orang Kristen yang mendapat
pemberdayaan dan pewahyuan khusus dari Roh Kudus untuk
menjadi dampak di marketplace seperti ini, tidak
mendapat dukungan, bahkan mungkin tidak terdeteksi oleh
gereja. Meskipun mereka diurapi Roh Kudus, memiliki
dampak besar serta memiliki prestasi, sehingga tidak
dapat kesempatan untuk memberikan kesaksian yang mampu
mendorong anggota jemaat yang lain, yang bergerak dalam
marketplace.
4. PEMAHAMAN KELIRU MENGENAI KEDATANGAN TUHAN
Memiliki pemahaman eskatologi yang overdosis, sehingga
menanti kedatangan Tuhan Yesus kedua kali dengan
pemahaman yang keliru, menanti secara pasif dengan
meninggalkan hal-hal yang tidak berkaitan dengan rohani,
sehingga mereka kehilangan daya saing. Mereka lupa ada
Amanat Agung yang harus diselesaikan serta mandat budaya
yang harus dikerjakan. Ini menjadi salah satu
kemungkinan yang melatarbelakangi teguran rasul Paulus
kepada sekelompok jemaat di Tesalonika (2 Tesalonika
3:6-7) sebagaimana dinyatakan oleh beberapa penafsir
Alkitab.
Roh Kudus terus bekerja dalam kehidupan anak-anak-Nya,
agar menghasilkan karya-karya terbaik dan signifikan
yang akan membantu kehidupan banyak orang. Orang percaya
perlu dipenuhi Roh Kudus agar dapat mengeluarkan potensi
terbaik dalam hidupnya dan menghasilkan karya yang besar
agar nama Bapa dipermuliakan.
Mari kita memiliki paradigma yang baru terkait dengan
kesuksesan dalam hidup, etos kerja dan pemahaman yang
benar mengenai panggilan khusus berdasarkan karunia dan
talenta yang Tuhan berikan kepada kita sehingga
berdampak besar di marketplace, dengan terus dipenuhi
oleh Roh Kudus, berlari pada tujuan, panggilan sorgawi:
masuk sorga dengan menerima mahkota sorgawi. (RL & DL)