PENYEMBAHAN DALAM DIMENSI YANG BARU
Seperti apakah penyembahan dalam dimensi yang baru itu? Bagaimana dan di mana ini bisa
terjadi? Sebagai insan Pentakosta yang menghidupi DNA
Restorasi Pondok Daud tentunya pertanyaan ini sangatlah
relevan.
Mari kita melihat sebuah tempat di mana penyembahan
dalam dimensi yang baru pernah berlangsung. Pulau Patmos
adalah sebuah pulau kecil di Laut Aegea, Yunani. Pada
masa kini, Pulau Patmos adalah lokasi wisata laut yang
instagenic, sangat indah. Lupakan sejenak gambaran ini;
bayangkan Pulau Patmos sekitar dua ribu tahun yang lalu.
Sebuah pulau yang oleh Kaisar Domitian dijadikan tempat
pembuangan untuk orang-orang yang berbahaya bagi
Kekaisaran Romawi. Tempat yang berbatu, sunyi, tandus,
dan gersang. Kesanalah Yohanes, murid yang dikasihi oleh
Yesus, dibuang karena kesaksian imannya. (Why 1:9)
Berada di tempat seperti Pulau Patmos mungkin mirip
dengan situasi lockdown hari-hari ini. Sebuah tempat
yang membuat orang-orang buangan sangat susah dan
menderita. Di tempat yang seperti inilah Yohanes melihat
sebuah pintu terbuka di sorga. Kemudian ia mendengar
suara seperti bunyi sangkakala yang berkata: ’Naiklah
kemari.’ (Why 4:1)
Inilah suara Tuhan Yesus yang sudah naik ke sorga! Tuhan
Yesus berbicara kepada murid-Nya yang dikasihi dengan
dimensi suara yang baru, mengajaknya masuk ke dimensi
tempat yang baru.
Kisah selanjutnya adalah salah satu gambaran termulia
dalam Alkitab tentang perjumpaan dengan Tuhan di sorga.
Yohanes melihat dan mencicipi keindahan penyembahan
dalam dimensi yang baru.
Seperti apakah di sorga, penyembahan dalam dimensi yang
baru itu?
1. Penyembahan yang Dikuasai oleh Roh Kudus
“Segera aku dikuasai oleh Roh dan lihatlah, sebuah
takhta terdiri di sorga, dan di takhta itu duduk Seorang.”
(Why 4:2)
Penguasaan Roh atas Yohanes memulai rentetan drama
penyembahan sorgawi. Penyembahan dalam dimensi yang baru
hanya bisa kita alami bersama dengan Roh Kudus dan
ketika kita dipenuhi oleh Roh Kudus. Keseluruhan Kitab
Wahyu bahkan menceritakan bagaimana penguasaan Roh
mencengkeram Yohanes (Why 1:10; 4:2; 17:3; 21:10).
Secara fisik Yohanes berada di sebuah pulau yang tandus,
namun di dalam Roh ia mencicipi sorga.
• Kepada jemaat di Efesus, Rasul Paulus mengajak jemaat
untuk memuji dan menyembah Tuhan lewat ‘mazmur, kidung
puji-pujian dan nyanyian rohani’. (Ef 5:19)
’Nyanyian rohani’ (songs from the Spirit, NIV) adalah
sebuah bentuk nyanyian yang digerakkan oleh Roh Kudus.
• Demikian pula kepada jemaat di Kolose, Paulus meminta
mereka menyanyikan ‘mazmur, dan puji-pujian, dan
nyanyian rohani (songs from the Spirit, NIV). (Kol 3:16)
Tuhan mau penyembahan kita di bumi, seperti di sorga,
digerakkan oleh Roh Kudus! Ini era Pentakosta Ketiga.
Mari sungguh-sungguh mengejar kepenuhan Roh yang membuat
penyembahan kita masuk dalam dimensi yang baru.
2. Penyembahan yang Berfokus pada Kekudusan Tuhan
“... dan dengan tidak berhenti-hentinya mereka berseru
siang dan malam: ’Kudus, kudus, kuduslah Tuhan Allah,
Yang Mahakuasa, yang sudah ada dan yang ada dan yang
akan datang.” (Why 4:8)
Kita yakin atmosfer penyembahan sorga itu luar biasa
untuk dinikmati. Selama-lamanya tidak akan pernah
keindahan hadirat Tuhan itu kehilangan kemuliaan untuk
dinikmati. Akan tetapi, penghuni sorga dalam
penyembahannya tidak berfokus pada apa yang mereka
nikmati, melainkan pada Tuhan yang duduk di takhta.
Penyembahan dimensi yang baru berfokus kepada Dia yang
kita sembah yang adalah Maha Kudus. Sedemikian kuat dan
luar biasanya karakter kekudusan Tuhan, sehingga
penghuni sorga membahanakan ‘Kudus, kudus, kuduslah
Tuhan’. Tidak ada karakter Tuhan yang lain, yang ketika
disebutkan atau dinyanyikan, perlu diulangi tiga kali,
selain ‘Kudus’ (istilah untuk ini adalah trisagion; tri
: tiga, hagios : kudus).
Mungkin beberapa orang belum terbiasa membayangkan
kekudusan Tuhan dalam penyembahan. Lebih lazim untuk
membayangkan kebaikan atau kasih Tuhan. Tuhan itu kudus.
Kekudusan Tuhan memiliki makna bukan saja ‘tanpa cela’,
melainkan juga ‘terpisahkan, tidak ada duanya’. Ketika
seorang penyembah berfokus kepada kekudusan Tuhan, ia
sedang menggelorakan di dalam hatinya bahwa tidak ada
yang seperti Tuhan; Ia maha segalanya; dengan apakah Ia
dapat disamakan? Penyembahan seperti inilah yang meledak
di dalam diri penyembah-penyembah dalam dimensi yang
baru.
Di tahun dimensi yang baru ini bukankah kita semua akan
diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya (2 Kor 3:18).
Semua penyembah akan diubah menjadi semakin kudus, sama
seperti Dia yang kita sembah adalah kudus. Dalam
kemuliaan yang semakin besar, mari kita mulai serukan
‘Kudus, kudus, kuduslah Tuhan’, di bumi yang sementara
ini, sampai di sorga yang kekal nanti.
3. Penyembahan Memberikan yang Terbaik buat Tuhan
“maka tersungkurlah kedua puluh empat tua-tua itu di
hadapan Dia yang duduk di atas takhta itu, dan mereka
menyembah Dia yang hidup sampai selama-lamanya. Dan
mereka melemparkan mahkotanya di hadapan takhta itu, ..”
(Why 4:10)
Apakah yang termulia di sorga, yang pernah kita
bayangkan tentang sorga? Tempat yang maha indah?
Kehidupan dengan tubuh kemuliaan tanpa maut, tanpa ratap
tangis? Semua ini tentunya sangat luar biasa. Akan
tetapi sesungguhnya yang termulia di sorga bukanlah ‘Apa’,
tetapi ‘Siapa’. Dia-lah yang termulia, terindah di sorga.
Dia-lah yang kita ingini kekal selama-lamanya.
Kepada Dia yang termulia di sorga, apakah yang penghuni
sorga akan lakukan? Mereka melemparkan mahkotanya di
hadapan Dia yang duduk di takhta. Apa arti tindakan ini?
Mahkota adalah lambang upah kekal penghuni sorga atas
apa yang mereka perbuat ketika hidup di bumi. Tentunya
ini teramat berharga. Akan tetapi, ketika berhadapan
dengan Dia, mahkota yang sangat berharga itu kita
persembahkan kepada-Nya. Tuhan jauh lebih berharga dari
harta sorgawi yang paling mulia sekalipun! Di sorga kita
tidak menghadap Dia dengan tangan yang hampa.
Penyembahan dalam dimensi yang baru bukanlah tentang ‘kita’,
tetapi tentang ‘Dia’. Penyembahan dimensi baru bukanlah
tentang apa yang kita dapatkan dari penyembahan,
melainkan tentang apa yang Ia cium dari penyembahan kita.
Dalam situasi apakah sekarang kita berada? Kesulitan
ekonomi? Bergumul dengan COVID-19? Tidak bisa beribadah
di gedung gereja? Sendiri, depresi? Ingatlah! Di dalam
Patmos-Patmos kehidupanmu, ada pintu sorga terbuka, ada
suara yang berkata: ’Naiklah kemari’. Ada penyembahan
dalam dimensi yang baru untuk kita hidupi. MARANATHA!
(HT)