PERHATIKAN AKAR KITA
"Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat
orang fasik,
yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang
tidak duduk dalam kumpulan pencemooh,
tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN,
dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam.
Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air,
yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak
layu daunnya;
apa saja yang diperbuatnya berhasil.
Bukan demikian orang fasik: mereka seperti sekam yang
ditiupkan angin.
Sebab itu orang fasik tidak akan tahan dalam penghakiman,
begitu pula orang berdosa dalam perkumpulan orang benar;
sebab TUHAN mengenal jalan orang benar, tetapi jalan
orang fasik menuju kebinasaan."
Mazmur 1:1-6
A. Ujian Integritas Sedang Datang
Pesan Tuhan yang menjadi tema tahun 2021 menegaskan
bahwa tahun ini adalah ‘Tahun Integritas’. Secara
profetik, ini berarti bahwa kunci kemenangan di tahun
ini terletak dari dapat atau tidaknya seseorang memberi
respon yang sesuai dengan integritas Kristiani dalam
tiap aspek kehidupannya. Setiap orang Kristen diharapkan
mampu berintegritas di keluarga, di pekerjaan, di
sekolah, di gereja dan di mana saja, bahkan saat tidak
ada orang lain sekalipun.
Integritas adalah hasil pembentukan dan tidak otomatis
bisa dimiliki seseorang. Pembentukan Integritas
membutuhkan ujian, membutuhkan proses dan membutuhkan
waktu. Dalam keadaan normal, bisa saja seseorang
terlihat memiliki kualitas kepribadian yang baik. Namun
ujianlah yang akan membuktikan misalnya;
• Apakah seseorang itu berjalan di jalan orang fasik?
• Apakah seseorang yang diuji itu berdiri di jalan orang
berdosa?
• Apakah seseorang itu termasuk yang duduk di antara
pencemooh?
• Apakah seseorang yang terlihat baik akan tetap baik
saat dalam tekanan?
• Apakah seseorang yang loyal akan tetap loyal dalam
keadaan kekurangan?
• Apakah seseorang jadi berkompromi dengan dunia saat
sakit atau saat gagal atau saat miskin mendadak?
Integritas akan menunjukkan kualitas pribadi yang teruji
dari seseorang.
Berapa lama proses pembentukan integritas ini diperlukan?
Kalau tema ini dijadikan tema khotbah 1 bulan, maka
fokus pembentukan karakternya hanya 30 hari. Tetapi
karena ini menjadi tema tahunan, maka proses pembentukan
waktunya diperlukan 365 hari.
Dengan ujian atau proses selama itu, pembentukkan
Integritas membutuhkan energi tambahan dalam
menjalaninya. Seseorang yang sedang dibentuk
Integritasnya memerlukan asupan kekuatan spiritual,
kekuatan kejiwaan dan kekuatan fisik. Asupan diperlukan
di awal proses, di tengah ujian hingga akhirnya menang
untuk berbuah. Kita harus memiliki respon yang benar
ataupun untuk kuat menanti hingga janji Tuhan digenapi.
B. Perhatikan Akar Kita
Pemazmur menggambarkan hidup seorang yang benar, seperti
orang yang memiliki kualitas teruji sebagaimana
digambarkan dalam Mazmur 1:1.
Seorang yang benar dijelaskan pemazmur sebagai seorang
yang tidak tergoda untuk berkompromi dengan nilai
kefasikan, dengan dosa; bahkan kumpulan cemooh. Artinya,
orang benar adalah orang yang berintegritas. Apakah
resepnya untuk memiliki kualitas integritas seperti itu?
Di ayat 2, Pemazmur menjelaskan alasan seseorang
memiliki kualitas itu. Orang itu dikatakan memiliki
kesukaan akan firman Tuhan dan merenungkan itu siang dan
malam.
• Kata ‘Kesukaan’ berasal dari kata Ibrani ‘Chephets’ (Konkordansi
STRONG: gembira, kesukaan, merindukan, di dalamnya
menemukan kesukaan, memandang berharga). Orang itu
menemukan kesukaan ketika bertemu dengan firman Tuhan.
Seolah ada kepuasan dan kegembiraan ketika membacanya
atau memegangnya. Kondisi ini hanya mungkin dimiliki
oleh seorang yang sudah menjadikan firman Tuhan
kebutuhannya tiap hari yang berharga.
• Sementara kata ‘merenungkan’ berasal dari kata Ibrani
‘Hagah’ (Konkordansi STRONG: menggumamkan, merenungkan,
memperkatakan, mengerang, membayangkan). Isi firman yang
dibaca tidak berhenti di hati saja, tetapi digumamkan,
diucapkan atau bahkan diteriakkan demi perenungan.
Peristiwa dalam pembacaan dibayangkan situasinya demi
memperoleh pemahaman. Orang benar merenungkannya selama
siang dan malam. Hal ini menggambarkan usaha seseorang
untuk memahami sesuatu, dengan tekad dan kesungguhan.
Hanya mereka yang bersungguh hati mencari Tuhan dan
kehendak Tuhan yang akan melakukannya.
Kedua kata di atas; kesukaan dan merenungkan,
menggambarkan suatu hubungan yang dimiliki orang
berintegritas itu dengan Tuhan, dengan firman Tuhan.
Hubungan yang kuat ini digambarkan dengan pohon yang
ditanam di tepi aliran air di ayat 3.
Untuk hidup, jelas sebuah pohon membutuhkan air. Namun,
betapa beruntungnya pohon yang ditanam di tepi aliran
air. Ia tidak membutuhkan waktu relatif terlalu lama dan
usaha terlalu dalam untuk akarnya mencari air. Air
mengalir yang selalu baru itu membawa kesegaran,
mineral, dan makanan yang diperlukan pohon agar dapat
hidup. Bila pohon itu hidup dengan baik, pohon itu dapat
bertumbuh dan pohon itu pasti berbuah.
C. Gaya Hidup Orang Berintegritas
Ayat 2 dan 3 di atas, menggambarkan hubungan yang erat
antara keberadaan seorang benar/berintegritas, dengan
gaya hidup ber-saat teduh, membaca Alkitab, mendapat
rhema dan merenungkan apa yang diterimanya itu siang dan
malam. Dikatakan gaya hidup, karena semua hal di atas
dilakukan setiap hari. Bagaikan pohon ditanam di tepi
air, gaya hidup orang itu membuat ia tertanam tidak jauh
dari firman Tuhan.
Mungkinkah hal ini terjadi begitu saja? Bisa saja hal
ini dimulai oleh sebuah cinta mula-mula seseorang pada
Tuhan. Cinta itu perlu dipelihara. Pada kenyataannya,
setelah beberapa waktu, orang benar perlu membangun
disiplin rohani untuk memelihara cintanya. Disiplin
rohani dalam pembacaan dan perenungan firman Tuhan akan
membangun dan mempertahankan gaya hidup orang
berintegritas.
Disiplin rohani tidak terjadi dengan sendirinya.
Disiplin rohani ber-saat teduh dan merenungkan firman
ini perlu upaya untuk membangunnya. Tubuh manusia dapat
dilatih untuk mendukung disiplin ini bila orang itu
memiliki waktu yang tetap dalam melakukannya. Sebuah
survei psikologi menjelaskan bahwa hanya membutuhkan
waktu sekitar 90 hari yang konsisten agar sebuah
kebiasaan baru terbentuk. Artinya, yang dibutuhkan dalam
hal ini hanya kemauan dari seseorang itu sendiri.
D. Dampak Berakar di Tepi Aliran Air
Ayat ke-3, menjelaskan bahwa kondisi tertanam di tepi
aliran air dibutuhkan untuk sebuah pohon dapat berbuah
pada musimnya.
Yohanes 15:7-8 berkata: “Jikalau kamu tinggal dalam Aku
dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja
yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. Dalam
hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu
berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah
murid-murid-Ku.”
Yesus dalam Injil Yohanes 15:7-8 menjelaskan hubungan
sebab akibat yang erat antara gaya hidup merenungkan
firman dengan berbuah dalam kehidupan. Alkitab
mengajarkan tentang beberapa buah yang dapat dihasilkan
seseorang dalam hidupnya, dan buah-buah ini diinginkan
Tuhan untuk dihasilkan oleh tiap umat-Nya:
● Buah Pertobatan
● Buah Kehidupan
● Buah Karakter
● Buah Jiwa-jiwa
Dampak lain dari kondisi tertanam di tepi aliran air
adalah daya tahan yang tinggi terhadap berbagai situasi
kehidupan yang tidak baik atau tidak nyaman. Ayat 3
menjelaskan dengan ‘tidak layu daunnya’. Kesegaran daun
pohon itu tidak ditentukan oleh teriknya matahari yang
mengundang ancaman kekeringan.
Situasi yang tidak mudah bisa datang, seperti saat
pandemi COVID-19 dan resesi ekonomi hari-hari ini.
Ancaman penyakit yang membawa kematian, ketakutan,
tekanan dan lain sebagainya dapat saja mengganggu
integritas seseorang untuk kompromi dengan dosa, untuk
menyakiti sesama, untuk putus pengharapan atau tidak
percaya lagi pada Tuhan.
Tuhan lewat pemazmur hendak mengatakan kepada kita bahwa
hubungan seseorang dengan Tuhan yang dibangun lewat gaya
hidup cinta akan firman Tuhan, bukan hanya memastikan
orang itu berbuah, tapi juga melindungi orang itu agar
tetap dapat berintegritas. Di mata Tuhan, orang seperti
ini dipandang dan dijanjikan, apa saja yang ia
perbuatnya berhasil. Mari perhatikan akar kita,
perhatikan gaya hidup kita, perhatikan hubungan kita
dengan firman Tuhan. Tuhan Yesus memberkati. (JR)