PERSEMBAHAN SULUNG
(Makna dan Dampaknya Bagi Hidup Orang Percaya)
“Kita telah memasuki tahun yang baru,
Tahun 2020 - Tahun Dimensi yang Baru. Ada begitu banyak
hal yang biasanya kita lakukan dalam memasuki tahun yang
baru, misalnya memperbaharui komitmen kita kepada TUHAN
baik dalam hal pribadi, rumah tangga, keluarga,
pekerjaan/bisnis maupun pelayanan. Semua orang pada
umumnya ingin menjadi pribadi yang lebih baik dari tahun
yang telah dilewati. Selain memperbaharui komitmen,
umumnya orang-orang menetapkan target dan sasaran baru,
sehingga memberikan semangat yang baru dalam menjalani
kehidupan di tahun yang baru.
Bagi kita yang bernaung dalam penggembalaan GBI Jl. Jend.
Gatot Subroto, setiap memasuki tahun yang baru adalah
sebuah kesempatan baru bagi kita untuk membawa
persembahan sulung kita kepada TUHAN. Persembahan sulung
adalah persembahan khusus yang kita bawa 1 kali dalam
setahun, yang merupakan seluruh penghasilan yang kita
terima di awal tahun yang baru (sepanjang bulan Januari).
Ada banyak pandangan, komentar dan kritik terhadap
praktek memberikan persembahan sulung, itu sebabnya
penting bagi kita untuk memahami apa makna dan dampak
memberikan persembahan sulung bagi orang percaya.
MAKNA PERSEMBAHAN SULUNG BAGI ORANG PERCAYA
1. Bukti Sikap Hati Yang Percaya Dan Tidak Bersandar
Pada Pengertian Kita Sendiri
“Muliakanlah TUHAN dengan hartamu dan dengan hasil
pertama dari segala penghasilanmu, maka
lumbung-lumbungmu akan diisi penuh sampai
melimpah-limpah, dan bejana pemerahanmu akan meluap
dengan air buah anggurnya.” (Ams 3:9-10)
Ayat di atas menjadi nats kita dan merupakan satu bagian
konteks dengan ayat 5 yang menyatakan: "Percayalah
kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah
bersandar kepada pengertianmu sendiri."
Jika kita melihat keseluruhan perikop dalam Ams 3:1-26,
kita akan melihat bahwa salah satu bukti atau bentuk
rasa percaya kita kepada Tuhan adalah memuliakan TUHAN
dengan harta dan dengan hasil pertama dari segala
penghasilan kita, yakni persembahan sulung. Percaya
bahwa segala sesuatu yang kita miliki dan peroleh adalah
berasal dari TUHAN, percaya bahwa penyertaan dan
penyediaan-Nya atas hidup kita sempurna, sehingga kita
tidak perlu takut dan kuatir akan pemenuhan dari apa
yang kita butuhkan.
Tentu banyak pertanyaan, banyak pikiran yang berkecamuk
dalam diri sebagian kita terkait dengan memberikan
persembahan sulung. Apa iya seperti itu? Mungkinkah ini
sesuai dengan kebenaran Alkitab? Bagaimana mungkin kita
bisa memenuhi kebutuhan hidup jika semua penghasilan
kita diberikan? Uniknya, jika kita taat mempraktekkan
apa yang diperintahkan TUHAN ini, banyak hal yang selama
ini menjadi pertanyaan atau keraguan, disingkapkan oleh
TUHAN. Ketaatan melangkah untuk memberikan persembahan
sulung adalah bukti bagaimana kita tidak bersandar pada
pengertian kita sendiri.
2. Bukti Komitmen Kita Kepada Tuhan
“Lagipula setiap tahun kami akan membawa ke rumah TUHAN
hasil yang pertama dari tanah kami dan buah sulung
segala pohon.” (Neh 10:35)
Ayat ini merupakah salah satu komitmen yang dinyatakan
oleh imam Lewi dan umat awam, bahwa mereka secara rutin
setiap tahun membawa persembahan sulung. Ini menunjukkan
ketaatan dan kematangan (kedewasaan) dalam mengiring
TUHAN. Memberikan persembahan sulung rutin setiap tahun
bukan sebagai sebuah kewajiban atau beban sehingga
didorong oleh rasa terpaksa atau rasa takut, melainkan
sebuah komitmen pribadi dan komitmen bersama sebagai
wujud ungkapan rasa syukur serta respon atas penyediaan
TUHAN yang berlimpah. Dengan demikian, kita melakukannya
dengan sukarela dan disertai dengan ucapan syukur.
DAMPAK MEMBERIKAN PERSEMBAHAN SULUNG BAGI ORANG PERCAYA
Setelah memahami makna persembahan sulung, pertanyaan
berikut yang sering ditanyakan adalah apa dampaknya jika
saya memberikan persembahan sulung? Persembahan sulung
pada prinsipnya adalah sebuah persembahan (offering),
sehingga prinsip yang berlaku umum terkait dengan
persembahan juga berlaku kepadanya, antara lain:
a. Mematahkan Roh Cinta Akan Uang
Uang adalah saingan utama TUHAN di dalam hati/hidup
manusia!
“Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena
jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan
mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang
seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak
dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.” (Mat
6:24; Luk 16:13)
Dengan berani melangkah mempersembahkan persembahan
sulung, artinya kita sedang mematahkan roh cinta akan
uang. Ketika kita dengan penuh iman berani melangkah ke
‘tempat yang lebih dalam’ dengan mempersembahkan
persembahan sulung, maka kita akan melihat
terobosan-terobosan terjadi di dalam kehidupan, secara
khusus kita juga pasti mengalami terobosan kemurahan
hati dalam memberi bagi pekerjaan TUHAN dan bagi orang
yang membutuhkan.
b. Mengalami Kasih Karunia TUHAN Yang Berlimpah
"Saudara-saudara, kami hendak memberitahukan kepada kamu
tentang kasih karunia yang dianugerahkan kepada
jemaat-jemaat di Makedonia. Selagi dicobai dengan berat
dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan
meskipun mereka sangat miskin, namun mereka kaya dalam
kemurahan. Aku bersaksi, bahwa mereka telah memberikan
menurut kemampuan mereka, bahkan melampaui kemampuan
mereka." (2 Kor 8:1-3)
Memberikan persembahan dengan jumlah seperti yang biasa
kita berikan mungkin tidak terasa berat, tetapi
mempersembahkan seluruh penghasilan kita selama satu
bulan dibutuhkan kasih karunia untuk percaya dan
mempercayakan hidup kepada TUHAN.
Jemaat di Makedonia menjadi teladan dalam memberi,
sekalipun secara kemampuan finansial mereka tergolong
miskin, tetapi mereka kaya dalam kemurahan, itulah kasih
karunia yang dianugerahkan kepada jemaat di Makedonia.
Ketika kita taat dalam melakukan perintah TUHAN, memberi
persembahan sulung, kita akan mengalami kasih karunia
TUHAN yang berlimpah dianugerahkan kepada kita.
c. Mengalami Berkat Tuhan Yang Berlimpah-limpah
“…maka lumbung-lumbungmu akan diisi penuh sampai
melimpah-limpah, dan bejana pemerahanmu akan meluap
dengan air buah anggurnya.” (Ams 3:10)
Ini adalah janji TUHAN, bukan perkataan manusia atau
pendeta. TUHAN tidak lalai menepati janji-Nya, mereka
yang memberikan persembahan sulung pasti mengalami
kelimpahan berkat seperti yang dijanjikan-Nya. Kita
tidak akan pernah mengalami kekurangan!
Mungkin ada dari antara kita yang berkata, saya mau
memberikan persembahan sulung, hanya saja bagaimana saya
bisa memberikan persembahan sulung? Secara keuangan
pendapatan saya tiap bulan sudah pasti habis untuk
kebutuhan sehari-hari, belum lagi cicilan rumah, cicilan
kartu kredit, dan yang lainnya. Mari kita simak petunjuk
praktis berikut di bawah ini:
1. Bulatkan tekad untuk taat melakukan perintah TUHAN
memberikan persembahan sulung.
2. Setiap akhir tahun biasanya kita yang bekerja
menerima bonus, THR Natal atau gaji ke-13, jangan
dihabiskan! Sisihkanlah untuk memenuhi keperluan/kebutuhan
kita di bulan Januari. Sehingga seluruh penghasilan di
bulan Januari dapat kita simpan untuk dipersembahkan
sebagai persembahan sulung.
3. Jauhkan keraguan dan lawan setiap ‘godaan’ yang
mencoba menggagalkan kita untuk memberikan persembahan
sulung.
4. Lakukan dengan segenap hati, percaya akan janji
penyertaan TUHAN serta ucapan syukur. DIA akan
memelihara, memberkati, menumbuhkan, menambahkan dan
memperluas sampai ke kapasitas yang sangat besar, karena
Dia adalah Allah yang memberi pertambahan. (Mazmur
115:14)
Selamat tahun baru 2020, Selamat memberikan persembahan
sulung, bisa jadi memberikan persembahan sulung ini
merupakan salah satu bentuk dimensi yang baru dalam hal
memberi bagi kita yang baru belajar atau mulai
memberikan persembahan sulung di tahun ini. Maranatha!
(DL)