PERSEMBAHAN TERBAIK BAGI KRISTUS
Natal telah tiba!
Dalam merayakan Natal kita berusaha untuk memberikan
sesuatu yang terbaik bagi keluarga, sahabat dan siapa
saja yang kita kenal atau yang bertalian dengan usaha,
pelayanan dan pekerjaan kita. Tetapi pernahkah terlintas
dalam hati dan pikiran kita: "Apakah yang terbaik yang
dapat saya persembahkan bagi Tuhan Yesus Kristus?” Tuhan
telah memberikan yang terbaik bagi hidup manusia yaitu
diri-Nya sendiri dengan berinkarnasi menjadi manusia,
supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa
melainkan hidup kekal bersama Dia.
"Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini,
sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal,
supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa,
melainkan beroleh hidup yang kekal.” Yohanes 3:16
Maukah kita memberikan persembahan yang terbaik bagi
Tuhan Yesus Kristus? Apakah persembahan terbaik yang
bisa kita berikan kepada-Nya? Persembahan terbaik kita
adalah hati kita. Hati manusia adalah bagian yang paling
menarik bagi Tuhan, mengapa? Tuhan Yesus berkata di
Lukas 6:45; "Orang yang baik mengeluarkan barang yang
baik dari perbendaharaan hatinya yang baik dan orang
yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari
perbendaharaannya yang jahat. Karena yang diucapkan
mulutnya, meluap dari hatinya.” Hati manusia adalah
pusat perhatian-Nya, seperti Firman-Nya kepada nabi
Samuel di saat memilih Daud sebagai raja atas bangsa
Israel: "Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah;
manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN
melihat hati.” 1 Samuel 16:7
Melalui Kisah Para Rasul 15:16-17 kita bisa melihat hati
Daud bin Isai yang telah menyentuh hatinya Tuhan: "Kemudian
Aku akan kembali dan membangunkan kembali pondok Daud
yang telah roboh, dan reruntuhannya akan Kubangun
kembali dan akan Kuteguhkan, supaya semua orang lain
mencari Tuhan dan segala bangsa yang tidak mengenal
Allah, yang Kusebut milik-Ku demikianlah firman Tuhan
yang melakukan semuanya ini.” Mengapa Tuhan sendiri yang
akan kembali dan membangunkan Pondok Daud yang telah
roboh? Karena Tuhan mempunyai kenangan dengan Daud. Daud
adalah seorang yang mengejar hatinya Tuhan dan yang
menyerahkan hatinya kepada Tuhan. Memang secara fisik
struktur bangunan pondok Daud itu sederhana, tetapi di
dalam pondok itu ada banyak peristiwa perjumpaan antara
Daud dengan Tuhan. Gereja akhir zaman strukturnya lebih
rumit dan materialnya mahal, pertanyaannya adalah apakah
di dalam gedung gereja kita ada banyak peristiwa
perjumpaan antara umat dengan Tuhannya?
Daud memasuki dimensi roh bersama Allah yang belum
pernah dilakukan oleh siapapun, sampai-sampai dengan
begitu bangga, Tuhan Yesus bicara tentang hubungan-Nya
dengan Daud: "Aku, Yesus, telah mengutus malaikat-Ku
untuk memberi kesaksian tentang semuanya ini kepadamu
bagi jemaat-jemaat. Aku adalah tunas, yaitu keturunan
Daud, bintang timur yang gilang-gemilang.” Wahyu 22:16
Memberikan hati kita kepada Tuhan, itulah persembahan
yang terbaik. Paling tidak kita bisa melihat bahwa ada
tiga bukti dari kehidupan Daud bahwa ia telah memberikan
hatinya kepada Tuhan;
1. Daud Memprioritaskan Persekutuan dengan Tuhan
"Mazmur Daud, ketika ia ada di padang gurun Yehuda. Ya
Allah, Engkaulah Allahku, aku mencari Engkau, jiwaku
haus kepada-Mu, tubuhku rindu kepada-Mu, seperti tanah
yang kering dan tandus, tiada berair.” Mazmur 63:2
Dengan terbuka Daud menunjukkan gairah dan pemujaannya
terhadap Tuhan. Daud tidak cuma berpikir saja tentang
keintiman dengan Tuhan, tetapi ia bicara dan
melakukannya.
"Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu, supaya aku jangan
berdosa terhadap Engkau.” Mazmur 119:11
Ia menjaga hatinya dengan Firman Tuhan supaya tidak
berdosa, karena ia tidak mau persekutuannya dengan Tuhan
menjadi terganggu karena dosa. Bagaimana dengan kita?
Memang kehidupan yang kita jalani saat ini penuh dengan
godaan; tidak sedikit tawaran demi tawaran datang
melalui teman, saudara, lingkungan untuk berbuat dosa
atau hidup secara duniawi.
Tidak sedikit orang Kristen yang sering ke gereja tetapi
sering juga membiarkan dirinya jatuh kedalam dosa,
sehingga persekutuannya dengan Tuhan menjadi rusak.
Namun ketika kita memiliki hati seperti Daud yang
memprioritaskan persekutuannya dengan Tuhan, maka kita
akan mengalami tingkat keintiman dengan Tuhan yang
semakin dalam sehingga perkenanan Tuhan senantiasa kita
alami.
2. Daud Memiliki Hati yang Taat Kepada Tuhan
"Setelah Saul disingkirkan, Allah mengangkat Daud
menjadi raja mereka. Tentang Daud Allah telah menyatakan:
Aku telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan
di hati-Ku dan yang melakukan segala kehendak-Ku.” Kisah
Para Rasul 13:22
Dengan bangga Tuhan mengatakan bahwa Daud akan melakukan
apa saja yang Ia ingin agar Daud lakukan. Jadi
sepertinya di mata Tuhan ada perbedaan antara hati orang
yang memang condong pada dosa, tertuju pada dosa,
menikmati dosa, pokoknya bertekad tidak menaati Tuhan
versus hati yang tertuju kepada Tuhan, mau setia,
mempunyai tekad menuju gaya hidup kudus; dalam
ketidaksempurnaan manusianya.
Tuhan tahu bahwa Ia bisa mengandalkan Daud untuk
melayani Dia, memuji Dia bahkan kalau perlu
mempertaruhkan hidupnya untuk menyenangkan Tuhan, dan
mengorbankan segalanya untuk mewujudkan kehendak Tuhan.
Bahkan di dalam kedudukannya sebagai raja, Daud tetap
mempertahankan Allah sebagai prioritasnya dan tetap
tergantung kepada Tuhan.
Bagaimana dengan kita, apakah kita memiliki hati yang
taat kepada Tuhan? Ada banyak alasan untuk kita tidak
bisa mentaati kehendak Tuhan seperti; hati kita yang
dilukai karena dikhianati, diperlakukan dengan tidak
adil, mengalami sakit penyakit, kebutuhan hidup, harga
diri yang diinjak-injak, sehingga kita membunuh,
mendendam, menyimpan kebencian, mencuri, korupsi,
berbohong, pergi kedukun dan lain sebagainya. Masih ada
segudang alasan untuk kita tidak taat kepada Tuhan.
Namun, ketika kita memiliki hati yang taat kepada Tuhan,
apapun keadaannya baik susah maupun senang, baik ketika
di atas maupun di bawah, baik ketika sehat mapun sakit
namun kita tetap memiliki hati yang taat kepada Tuhan
maka kita tidak akan keluar dari hadirat-Nya. Di dalam
hadirat Tuhan kita akan terus menerima penyingkapan
pewahyuan demi pewahyuan, sukacita, kuasa, damai
sejahtera Tuhan dan kasih-Nya yang berlimpah-limpah yang
dunia tidak bisa berikan.
3. Daud Sungguh-sungguh Bertobat
Sebagai seseorang yang memiliki hati yang
memprioritaskan persekutuannya dengan Tuhan dan memiliki
hati yang taat kepada Tuhan, Daud dalam
ketidaksempurnaannya juga pernah jatuh ke dalam dosa.
Namun ketika dia sadar akan dosanya, respon Daud benar
di mata Tuhan.
"Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu,
hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar!
Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan
tahirkanlah aku dari dosaku! Sebab aku sendiri sadar
akan pelanggaranku, aku senantiasa bergumul dengan
dosaku. Terhadap Engkau, terhadap Engkau sajalah aku
telah berdosa dan melakukan apa yang Kauanggap jahat,
supaya ternyata Engkau adil dalam putusan-Mu, bersih
dalam penghukuman-Mu.” Mazmur 51:3-6
Daud tidak menunda-nunda waktu lagi, ia berseru kepada
Tuhan, dia memohon belas kasihan, pengampunan,
pengudusan dan pembebasan dari Tuhan. Ketika
diperhadapkan kepada dosanya, bisa saja ia menyalahkan
Betsyeba dan lain-lain (seperti yang banyak dilakukan
orang) namun ia tidak lakukan itu. Ketakutan terbesarnya
bukanlah kehilangan istana, jabatan, hartanya, melainkan
adalah kehilangan hadirat Raja Kemuliaan. Ia sangat
takut kehilangan keintiman dengan Tuhan. Ia berseru di
Mazmur 51:13-14, "Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu,
dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!
Bangkitkanlah kembali padaku kegirangan karena selamat
yang dari pada-Mu, dan lengkapilah aku dengan roh yang
rela!”
Pertobatan sejati adalah menyesali dosa-dosa kita dengan
suatu dasar bahwa kasih kita kepada Tuhan lebih besar
daripada hasrat untuk dosa apapun dan dengan pertolongan
Tuhan bertekad untuk tidak berbuat dosa lagi. Pertobatan
sejati juga disertai janji dan bukti serta mau mengajar
orang lain menghindari dosa dan
konsekuensi-konsekuensinya. Seperti yang Daud lakukan: "Maka
aku akan mengajarkan jalan-Mu kepada orang-orang yang
melakukan pelanggaran, supaya orang-orang berdosa
berbalik kepada-Mu.” Mazmur 51:15
Bagaimana dengan hidup kita? Masih banyak orang yang
terikat oleh dosa, dan sudah saatnya pertobatan kita
menghasilkan buah yaitu kita mau mengajarkan jalan-jalan
Tuhan agar manusia yang berdosa berbalik kepada Tuhan
sebab kalau bukan kita siapa lagi? Dan kalau bukan
sekarang kapan lagi?
Natal berbicara tentang memberikan yang terbaik kepada
Tuhan Yesus, karena Dia telah memberikan yang terbaik
yaitu hidup-Nya sendiri untuk keselamatan umat manusia.
Marilah kita berikan persembahan yang terbaik bagi
Kristus yaitu hati kita sehingga kita tidak kehilangan
makna Natal yang sesungguhnya.
Selamat hari Natal 2016, kiranya Tuhan Yesus Kristus
memberkati kita semua. (FM)