PINTU PENGINJILAN
“Dan tuliskanlah kepada malaikat di
Filadelfia: Inilah firman dari Yang Kudus, Yang Benar,
yang memegang kunci Daud; apabila ia membuka, tidak ada
yang dapat menutup; apabila ia menutup, tidak ada yang
dapat membuka. Aku tahu segala pekerjaanmu: lihatlah,
Aku telah membuka pintu bagimu, yang tidak dapat ditutup
oleh seorang pun. Aku tahu bahwa kekuatanmu tidak
seberapa, namun engkau menuruti firman-Ku dan engkau
tidak menyangkal nama-Ku. Lihatlah, beberapa orang dari
jemaah Iblis, yaitu mereka yang menyebut dirinya orang
Yahudi, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, melainkan
berdusta, akan Kuserahkan kepadamu. Sesungguhnya Aku
akan menyuruh mereka datang dan tersungkur di depan
kakimu dan mengaku bahwa Aku mengasihi engkau.”
Wahyu 3:7-9
Jemaat Filadelfia tergolong jemaat yang baik sama
seperti jemaat Smirna. Mereka adalah jemaat yang bebas/
lolos dari kecaman dan kritik Tuhan Yesus. Mereka adalah
jemaat yang hanya mendapat pujian dari Tuhan tetapi
tidak ada teguran dan celaan bagi mereka.
Dari Gereja Filadelfia kita belajar beberapa hal yang
membuat kita mengerti mengenai gereja yang Tuhan Yesus
kehendaki. Kota Filadelfia terletak di Asia Kecil. Kota
ini merupakan pusat kebudayaan Yunani kuno, didirikan
kira-kira 189 tahun sebelum Masehi oleh Raja Eumenes II.
Selanjutnya Eumenes II digantikan oleh saudaranya
Attalus II pada tahun 159 -138 SM.
Raja Attalus II ini sangat mengasihi saudaranya yang
bernama Eumenes. Mengasihi saudara dalam bahasa Yunani
disebut “Philadelphos”. Kata “Philadelphos” berasal dari
dua kata Yunani yakni “Philea” yang berarti kasih/cinta
persaudaraan dan “Adelphos” yang berarti saudara. Jadi
“Philadelphos” artinya orang yang sangat mengasihi
saudaranya. Karena Attalus II ini dikenal sebagai
“Philadelphos” maka kota yang didirikannya itu diberi
nama “Philadelphia” yang dalam bahasa Indonesia disebut
Filadelfia.
Kota ini didirikan dengan satu tujuan khusus yakni untuk
menyebarkan kebudayaan Yunani, terutama Bahasa Yunani,
ke daerah sekitarnya. Secara khusus daerah Misia, Lidia
dan Frigia yang berbatasan langsung dengan Kota
Filadelfia menjadi target untuk
me-Yunanikan (Helenisasi). Karena tujuan inilah maka
gerbang Kota Filadelfia tetap terbuka sehingga
memungkinkan penduduk sekitarnya dapat berinteraksi
dengan penduduk Filadelfia, dengan demikian kebudayaan
Yunani, secara khusus bahasa Yunani dikenal luas. Tujuan
ini berhasil karena pada tahun 19 M seluruh penduduk
Lidia sudah melupakan bahasa asli mereka dan menggunakan
bahasa Yunani. Karena Kota Filadelfia selalu terbuka
untuk orang-orang/kota-kota sekitarnya, maka Filadelfia
dikenal sebagai kota yang pintunya terbuka. Melalui kota
‘kasih persaudaraan’ ini maka pintu penginjilan terbuka
bagi orang-orang yang belum percaya di daerah itu.
Tuhan berbicara mengenai ‘pintu yang dibuka’ dan tidak
ada satu pun yang dapat menutupnya. Pintu itu juga
merupakan simbol bagi sebuah berita Injil. Contohnya
Paulus dalam 2 Korintus 2:12 berkata, “Ketika aku tiba
di Troas untuk memberitakan Injil Kristus, aku dapati,
bahwa Tuhan telah membuka jalan” [Yunani: thura], yang
juga diterjemahkan ‘pintu’ – kata ini sama dengan kata
‘pintu’ yang dipakai dalam Wahyu 3:8.
BEBERAPA HAL YANG TUHAN BERIKAN KEPADA JEMAAT DI
FILADELFIA
1. Kekuatan yang Tidak Seberapa (Yunani: Mikran echeis
dunamin)
Perhatikan ayat 8b Yesus berkata, “Aku tahu bahwa
kekuatanmu tidak seberapa …..”
Jemaat Filadelfia bukanlah sebuah gereja besar yang
memiliki sumber daya yang tidak terbatas. Mereka
memiliki kelemahan dalam banyak hal, tetapi pada aspek
pintu yang terbuka, mereka bisa memanfaatkannya dengan
sangat baik.
Untuk menjadi alat yang efektif di tangan Tuhan, kita
harus menyadari betapa terbatasnya kekuatan kita,
sehingga kita tetap bergantung kepada kekuatan Tuhan
yang tidak terbatas. Untuk Gereja yang demikian dan
untuk orang-orang Kristen seperti itulah, Tuhan membuka
pintu.
Tuhan memakai orang-orang percaya yang menyadari bahwa
diri mereka lemah tanpa kekuatan Tuhan yang bersemayam
di dalam diri mereka. Tuhan memakai jemaat dan
orang-orang yang kecil dalam pandangan manusia. Tuhan
lebih menyukai orang-orang yang rendah hati, bukan yang
sombong. Tuhan lebih menyukai yang lemah, bukan yang
kuat.
Dalam 2 Korintus 12:9, ketika Rasul Paulus meminta agar
Tuhan menyingkirkan kelemahannya yang disebutnya sebagai
duri di dalam daging, Tuhan menjawab: “Cukuplah kasih
karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku
menjadi sempurna.” Tanggapan Paulus sangat bagus, ia
berkata: “Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas
kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.”
2. Menaati Firman Tuhan
Pada ayat 8, Yesus berkata, “… namun engkau menuruti
firman-Ku.” (Yunani: Heteresas mou ton logon). Jemaat
Filadelfia yang lemah ini berpaut pada Firman Tuhan yang
tertulis untuk mendapatkan kekuatan dan menjadikannya
pedoman. Mereka mempelajari Firman Tuhan bersama-sama
dengan penuh semangat. Karena itu, Tuhan membuka pintu
kesempatan bagi orang-orang percaya yang menghormati
otoritas Firman Tuhan yaitu bagi orang-orang yang hidup
sesuai dengan ajaran Kitab di atas segala kitab. Pintu
Kesempatan akan ditutup bagimu kalau engkau membiarkan
Alkitab tetap tertutup.
3. Tidak Menyangkal Nama Tuhan (Yunani: Ouk herneso to
honoma mou)
Kata herneso ditulis dalam bentuk singular, berarti tiap
pribadi tidak ada yang menyangkal, tetapi setiap pribadi
menaati Firman.
Perhatikan ayat 8b, Yesus berkata: “Aku tahu bahwa
kekuatanmu tidak seberapa, namun engkau menuruti firman-Ku
dan engkau tidak menyangkal nama-Ku.”
Filadelfia adalah Gereja yang menolak untuk berhenti
beriman kepada Yesus meskipun mereka diolok-olok oleh
orang-orang Yahudi atau mendapat tekanan dari masyarakat
yang menyembah berhala serta menghadapi penganiayaan.
Tidak ada apapun yang dapat membuat iman mereka goyah.
Mereka teguh, mereka tidak menyangkal nama Tuhan, mereka
setia sampai akhir. Tidak ada apapun atau siapapun yang
dapat menghentikan mereka untuk beriman kepada Yesus!
Marilah kita semua meneladani apa yang dilakukan jemaat
Filadelfia, niscaya pujian yang sama dari Kristus Sang
Kepala Gereja juga akan datang bagi kita. (JS)
Quote:
“Pintu Kesempatan akan ditutup bagimu kalau engkau
membiarkan Alkitab tetap tertutup.”