PROPHETIC INTEGRITY
Kemajuan dalam bidang teknologi informasi sungguh telah
mewujudkan apa yang disebut dengan ‘dunia dalam
genggaman’ dan melalui media sosial semua orang memiliki
kemudahan dalam mengakses informasi; bukan hanya sebagai
penerima melainkan juga menjadi pemberi informasi.
Salah satu tantangan yang ditimbulkan oleh internet dan
media sosial adalah siapa pun yang mengaku sebagai nabi
atau merasa memiliki karunia kenabian dapat mengeluarkan
pernyataan kepada masyarakat umum tanpa
pertanggungjawaban yang jelas, yaitu memposting
kata-kata yang tidak disaring dan tidak teruji yang
diklaim berasal dari Tuhan, tanpa memikirkan atau
mempertimbangkan dampak negatif yang dapat ditimbulkan.
Manipulasi karunia kenabian dari mereka yang mengaku
nabi, biasanya bertujuan untuk mendapatkan dukungan,
kekuasaan, atau keuntungan finansial. Dalam keadaan apa
pun, seorang nabi atau mereka yang bergerak dalam
pelayanan kenabian, seharusnya tidak berorintasi kepada
hal-hal tersebut dalam menyampaikan pesan kenabiannya.
Ini adalah bentuk pelecehan rohani yang menjijikkan di
hadapan Allah. Belum lagi intimidasi dalam bentuk
kata-kata ancaman dari para 'nabi' yang memperingatkan
para pengikut mereka bahwa penghakiman akan menimpa
mereka jika mereka tidak menaati perkataan kenabiannya
itu. Hal seperti ini adalah bentuk manipulasi spiritual
yang berbahaya.
Kesalahpahaman umum tentang pelayanan kenabian dan
nubuatan
Manipulasi rohani yang dilakukan oleh para oknum nabi
atau mereka yang bergerak dalam pelayanan kenabian salah
satunya terjadi karena adanya kesalahpahaman umum
tentang pelayanan kenabian dan nubuatan.
Ada yang memahami bahwa para nabi berfungsi sebagai
peramal bahkan peramal rohani, yang seringkali diminta
untuk memuaskan keingintahuan orang tentang masa depan,
tentang sesuatu yang terlihat masih ‘gelap’ dan perlu
pencerahan atau arahan.
Dengan pelayanan yang bersifat supranatural seperti ini,
tidak heranlah jika sebagian orang yang kurang paham
firman Tuhan atau belum dewasa secara rohani menempatkan
nabi atau para pelayan kenabian dan nubuatan di posisi
yang lebih tinggi dibandingkan dengan pelayanan jawatan
atau karunia roh yang lain. Sehingga mereka dengan
sukarela ‘menundukkan diri’ dan patuh kepada oknum nabi
tersebut. Kesalahpahaman seperti ini sangat rentan
terhadap timbulnya manipulasi dan spiritual abuse.
Pemahaman yang benar tentang karunia/pelayanan kenabian
dan nubuatan
Karunia-karunia Roh Kudus, termasuk karunia nubuat dan
pelayanan nabi, sangat penting untuk pembangunan Tubuh
Kristus dan pekerjaan pelayanan, itulah sebabnya Alkitab
menasihati kita untuk dengan sungguh-sungguh
menginginkan karunia-karunia rohani, terutama agar kita
dapat bernubuat. (1 Korintus 14:1, 39)
Pelayanan kenabian adalah sangat penting bagi Gereja dan
harus didorong, disambut, dan dipelihara. Karenanya,
sangat penting untuk menciptakan sebuah lingkungan di
mana nubuat dapat berkembang, berdampingan dengan
karunia-karunia Roh yang lain dan bersama-sama dengan
pelayanan kerasulan, penginjilan, penggembalaan, dan
pengajaran.
Untuk menciptakan lingkungan ini, kita perlu mendorong
kebebasan di dalam Roh, dalam suasana yang dipenuhi iman,
memberikan ruang bagi ucapan-ucapan spontan sebagaimana
tuntunan Roh Kudus. Tetapi semua ini harus dilakukan
dengan pertanggungjawaban dan pengawasan yang tepat.
Fungsi umum dari karunia bernubuat, yang berhubungan
dengan gereja, adalah untuk membangun, menasihati, dan
menghibur. (1 Korintus 14:3)
Ketika karunia ini berhubungan dengan orang-orang yang
tidak percaya, karunia ini dapat menyingkapkan rahasia
hati mereka dan membawa mereka kepada pertobatan,
menunjukkan realitas Allah kepada mereka. (1 Korintus
14:24-25)
Sebab esensi dari roh nubuat adalah kesaksian tentang
Yesus, oleh karena itu tujuan akhir dari pelayanan
nubuat adalah untuk meninggikan ketuhanan Yesus Kristus,
meskipun tidak semua perkataan nubuat secara spesifik
menunjuk kepada-Nya. (Wahyu 19:10; 1 Korintus 12:3)
Mengingat fungsi umum dari karunia bernubuat, kita harus
menyadari dan memahami bahwa perkataan nubuat
kontemporer (masa kini) tidak memiliki tingkat inspirasi
atau otoritas yang sama dengan Kitab Suci. Sebab
perkataan Allah yang ‘tidak dapat salah’ tidak selalu
dikomunikasikan dengan sempurna oleh para nabi hari ini.
Alkitab mengatakan bahwa kita mengetahui secara tidak
lengkap dan bernubuat secara tidak sempurna. (1 Korintus
13:9) Hanya Firman yang tertulislah yang dapat mengklaim
diri sebagai "Firman Allah" (2 Timotius 3:16) sedangkan
nubuat pada masa kini adalah "firman dari Tuhan” yang
harus diuji oleh Firman Allah (Alkitab).
Ujian terhadap Integritras Pelayanan Kenabian dan
Nubuatan
Alkitab memerintahkan kita untuk tidak meremehkan nubuat,
tetapi untuk menguji perkataan-perkataan nubuat dengan
seksama dan berpegang teguh pada apa yang baik. (1
Tesalonika 5:19-21)
Ini berarti bahwa kita harus memupuk rasa hormat dan
menghargai pelayanan kenabian yang sejati, serta tidak
bersikap skeptis atau mencemooh.
Stanley M. Horton, seorang Profesor emeritus Alkitab dan
Teologi di Sidang Jemaat Allah Amerika Serikat dan
teolog pembaruan gerakan Pentakosta Amerika dalam
bukunya berjudul ‘Nubuat Dalam Alkitab’ menuliskan:
“Jikalau Yohanes harus memperingatkan orang-orang
terhadap nabi-nabi palsu pada akhir zaman rasuli apalagi
kita,
harus lebih waspada! Jikalau orang-orang Kristen
angkatan kedua dan ketiga harus diberi peringatan supaya
jangan percaya akan setiap roh, apalagi angkatan kedua
dan ketiga dari gerakan Pentakosta yang besar pada zaman
sekarang.
Kitapun harus menguji para nabi dan penafsir nubuat.
Alkitab memberi petunjuk-petunjuk khusus untuk
membedakan antara nabi-nabi yang benar dan nabi-nabi
palsu.”
Ada beberapa indikator yang dapat kita perhatikan untuk
menguji diri sendiri atau mereka yang bergerak dalam
pelayanan kenabian dan nubuatan, yakni:
1. Mencerminkan Karakter Kristus
Tuntutan terbesar bagi semua pemimpin di dalam gereja,
termasuk para pemimpin kenabian, adalah berusaha untuk
mencerminkan karakter Kristus dan menggunakan
karunia-karunia mereka berdasarkan kasih kepada Allah,
umat-Nya, dan mereka yang terhilang. (1 Korintus 13:2;
Roma 8:29)
2. Memiliki Kualifikasi sesuai Standar Kepemimpinan
Semua pemimpin rohani, termasuk mereka yang melayani
sebagai pelayan kenabian, harus diteliti dan memenuhi
syarat oleh gereja, jaringan, atau gerakan mereka
masing-masing berdasarkan standar kepemimpinan yang
ditetapkan oleh Paulus seperti yang ditemukan dalam 1
Timotius 3:1-8 dan Titus 1:5-9.
3. Memiliki Standar Moral dan Etika sesuai Firman Tuhan
Semua pemimpin rohani, termasuk para nabi pelayanan lima
jawatan, haruslah tidak bercela dan harus menjalani
kehidupan yang layak bagi panggilan mereka (Efesus
4:1-3). Para pemimpin kenabian yang hidupnya melanggar
standar moral dan etika Firman Tuhan harus didisiplinkan
dari pelayanan, terlepas dari seberapa besar pengaruh
atau pengurapan yang mereka miliki.
4. Bersedia di Evaluasi
Perkataan nubuat dapat diajukan untuk dievaluasi sebelum
atau setelah disampaikan, Mereka yang mengaku mendapat
pesan dan menyampaikan pesan serta berbicara atas nama
Allah harus dengan kerendahan hati dan kerelaan untuk
menerima evaluasi ilahi atas nubuat-nubuat mereka.
Nubuat harus diuji terlebih dahulu oleh Firman, kemudian
jika perkataan nubuat tersebut tidak bertentangan dengan
Alkitab, maka harus dievaluasi oleh para pemimpin yang
sudah dewasa.
Jika sebuah nubuat diberikan dalam konteks gereja lokal,
maka para pemimpin yang dewasa dalam lingkungan tersebut
harus mengevaluasinya. Jika sebuah nubuat diberikan
dalam konteks wilayah atau bangsa, maka para pemimpin
regional atau nasional yang dewasa harus diundang untuk
mengevaluasi firman tersebut (1 Korintus 14:29; 1
Tesalonika 5:19-21).
Mereka yang menolak untuk diuji perkataannya tidak boleh
diberi kesempatan untuk berbicara.
5. Membuka Diri untuk Pelayanan Lima Jawatan Bekerja
Para nabi menerima wahyu supernatural dari Allah, tetapi
mereka juga bergantung pada para pemimpin pelayanan lima
jawatan lainnya untuk menafsirkan dan menerapkan wahyu
yang mereka terima. Adalah kehendak Tuhan agar semua
karunia pelayanan ini, termasuk nabi, bekerja secara
selaras dan bukannya berdiri sendiri-sendiri. Hanya
dengan demikianlah Tubuh Kristus akan menjadi sehat dan
dewasa secara penuh. (Efesus 4:11-16)
6. Memiliki Kehidupan yang Berbuah
Mereka yang bergerak dalam pelayanan kenabian dan
nubuatan, sama seperti halnya yang bergerak dalam
pelayanan karunia yang lain harus memiliki kehidupan
yang berbuah yang dapat dilihat dan dinikmati oleh orang
percaya lainnya. Baik itu buah dari kehidupan
kerohaniannya maupun buah pelayanannya. (Lukas 6:43-44)
7. Memiliki Kerendahan Hati untuk Mengakui Kesalahan
Jika sebuah nubuat disampaikan dengan rincian tertentu,
di mana nubuat tidak mengandung syarat-syarat yang harus
dipenuhi untuk digenapi, dan ternyata tidak terjadi
seperti yang dinubuatkan, maka orang yang menyampaikan
nubuat tersebut harus bersedia untuk bertanggung jawab
sepenuhnya dengan menunjukkan penyesalan yang tulus di
hadapan Allah dan manusia.
Pernyataan permintaan maaf dan/atau penjelasan/klarifikasi
harus disampaikan kepada para pendengar kepada siapa
perkataan yang salah itu diberikan. Misalnya, jika
disampaikan kepada seseorang, permintaan maaf (dan/atau
penjelasan/klarifikasi) harus disampaikan kepada
individu tersebut. Jika kata tersebut disampaikan publik,
maka permintaan maaf (dan/atau penjelasan/klarifikasi)
harus disampaikan di depan umum.
Hal ini tidak dimaksudkan sebagai sebuah hukuman,
melainkan sebuah tindakan kasih yang dewasa untuk
melindungi kehormatan Tuhan, integritas pelayanan
kenabian, dan iman mereka yang menerima dan mempercayai
nubuatan tersebut. Karunia dan panggilan Allah tidak
dapat dibatalkan. (Roma 11:29)
Kita memahami bahwa seseorang yang telah diberi karunia
kenabian dapat berfungsi dalam karunia tersebut meskipun
mereka tidak lagi berada dalam hubungan yang benar
dengan Allah. Ada beberapa orang yang memulai dengan
yang benar tetapi pada akhirnya akan ditolak. (Matius
7:21-23)
Itulah sebabnya mengapa sangat penting bagi kita untuk
memiliki integritas sebagai para pelayan kenabian dan
nubuatan serta menilai seorang nabi dari buah kehidupan
dan pelayanan mereka, bukan sekedar dari karunia mereka.
(DL)