SEXUAL PURITY
“Jauhkanlah dirimu dari percabulan!
Setiap dosa lain yang dilakukan manusia, terjadi di luar
dirinya.
Tetapi orang yang melakukan percabulan berdosa terhadap
dirinya sendiri.
Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh
Kudus yang diam di dalam kamu,
Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, -- dan bahwa
kamu bukan milik kamu sendiri?
Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar:
Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!”
1 Korintus 6:18-20
Realita Pandangan Dunia Hari ini mengenai Sexual Purity
Hari ini terpampang dihadapan kita satu generasi yang
hidup dalam satu dunia yang diistilahkan ‘borderless’,
dunia yang tanpa batas. Teknologi dan kemajuan yang
terjadi di segala bidang membuat segala informasi yang
diinginkan dapat diperoleh dengan mudahnya. Media
internet, teknologi gadget, medsos, dan lain sebagainya
membuat semua menjadi terbuka lebar. Ada peperangan
besar yang terjadi di alam nyata maupun alam rohani. Di
alam nyata, perang terjadi dalam memperebutkan pasar dan
bisnis, persaingan teknologi maju dan sebagainya. Di
alam rohani, perebutan terjadi antara Kerajaan Terang
dan kegelapan. Setan ingin mencuri sebanyak-banyaknya
jiwa-jiwa yang dapat dikuasainya untuk menjadi
pengikutnya, menjadi hamba Iblis alias hamba dosa.
Salah satunya ialah Iblis ingin agar tubuh manusia ini
dipersembahkan sebagai hamba ketidakkudusan. Iblis ingin
merusak setiap prinsip moral dan kebenaran yang
mengajarkan tentang pentingannya menjaga kekudusan tubuh
ini. Sementara pada saat yang sama Tuhan mau kita
menjaganya dengan sungguh-sungguh, seperti ayat-ayat
firman Tuhan di atas. Melalui berbagai media, baik
internet, sosial media, aplikasi-aplikasi dalam
perangkat elektronik, setan berusaha menyuguhkan
kenikmatan duniawi khususnya kenikmatan seksual, agar
semua orang mau mengejar hal itu dan menganggap
pengejaran itu sebagai hal yang wajar dan merupakan
bentuk ekspresi kebebasan yang seharusnya dimiliki oleh
setiap manusia. Tapi kita semua tahu bahwa apapun yang
tidak sesuai dengan kebenaran firman Tuhan, ujungnya
ialah kehancuran dan maut.
Pada kenyataannya sekarang, begitu banyak anak muda yang
jatuh dalam dosa seksual ini. Riset yang diterbitkan
BKKBN pada tahun 2017 saja menunjukkan bahwa sekitar 8%
dari remaja pria, usia 15-24 tahun, telah melakukan
hubungan seksual pada masa pacaran atau pranikah. Bahkan
dalam riset yang sama, diketahui bahwa 8 dari 10 anak
muda (artinya 80%) telah melakukan aktivitas seksual
dalam menjalani masa pacaran mereka.
Oleh sebab itu setiap orangtua, pemimpin-pemimpin yang
baik, haruslah selalu mengingatkan dan mengajarkan
nilai-nilai kebenaran khususnya kekudusan seksual kepada
generasi yang di bawahnya, sebab tanpa nilai moral yang
baik, kita sedang menciptakan pribadi-pribadi yang pada
hakekatnya adalah calon pemimpin-pemimpin masa depan
yang tak bermoral. Generasi muda adalah target utama
setan untuk dihancurkan, sebab sekali generasi ini rusak,
maka hari ini dan esok berada dalam kuasa si jahat.
Kehendak Tuhan ialah supaya setiap generasi muda menjaga
kekudusannya maka hari esoknya akan menjadi masa depan
yang penuh pengharapan dan kemenangan.
Ketika memasuki fase dewasa, adalah normal baik bagi
seorang pria atau seorang gadis untuk tertarik kepada
lawan jenisnya, dan ingin megalami kasih sayang dari
orang yang disukainya itu. Mereka akan berusaha untuk
saling mendekati, memberikan perhatian, dan menunjukkan
rasa sayangnya. Sampai disitu tentu masih wajar. Namun
ketika tubuh ini diberikan kepada orang yang disukai
sebagai tanda cinta dan sayang, disitu masalah besar
terjadi. Disitu dosa masuk, disitu setan masuk untuk
menjalankan strateginya, menghancurkan masa depan
generasi muda dengan cara mengeksploitasi daya tarik
seksual yang sejatinya memang sedang bertumbuh dalam
diri setiap orang muda.
Ketika seorang gadis muda memberikan tubuhnya kepada
seorang laki-laki diluar ikatan pernikahan maka ia
sebenarnya tidak memiliki ikatan janji atau komitmen
apapun dari lelaki itu. Sekalipun pada akhirnya, mereka
berdua akhirnya bisa masuk dalam pernikahan maka ‘tidak
ada lagi yang dipersembahkan’ bagi pasangannya, tidak
ada lagi yang spesial, sebab yang spesial dan sangat
pribadi itu sudah diserahkan jauh sebelum hari itu tiba.
Sebab itu sangat penting bagi setiap generasi muda untuk
menyadari akan hal ini ketika mereka mulai masuk dalam
fase membangun hubungan pranikah atau berpacaran, supaya
memulai dan menjalani hubungan tersebut secara
bertanggung jawab dihadapan Tuhan. Berikut beberapa
perbedaan yang paling mendasar dari hubungan pranikah
atau pacaran, yang secara duniawi dan pacaran yang
bertanggung jawab di hadapan Tuhan:
· Pacaran duniawi bertujuan mencari pengalaman dan
kenikmatan dalam hubungan cinta. Pacaran yang
bertanggung jawab kepada Tuhan melihat hubungan pacaran
sebagai persiapan titik tolak menuju pernikahan.
· Pacaran duniawi memanfaatkan tubuh pasangan untuk
memuaskan perasaan seksual, mula-mula pada tingkat
ciuman dan pelukan, namun kemudian menjurus pada
hubungan seksual. Pacaran yang bertanggung jawab kepada
Tuhan melihat tubuh pasangan sebagai rumah kediaman Roh
Kudus, yang harus dihargai sebagai ciptaan Allah, yang
nanti akan diterima oleh satu sama lain dalam pernikahan
kelak. Pacaran duniawi mengutamakan keintiman fisik.
Tetapi pacaran yang benar mengutamakan keintiman rohani
dan emosi.
· Pacaran duniawi berorientasi masa kini (sekarang). Itu
sebabnya sering terjadi luka yang dalam ketika terjadi
perpisahan. Pacaran yang bertanggung jawab kepada Tuhan
berorientasi pada masa depan. Mereka membatasi segala
bentuk keintiman jasmani dengan kesadaran bahwa pacaran
ini belumlah mengikat. Ada kemungkian untuk berpisah
tanpa harus terluka.
Dampak Hubungan Seksual diluar Pernikahan
Hubungan seksual yang dilakukan sebelum menikah secara
psikologis akan mengakibatkan beberapa dampak negatif,
antara lain:
1. Perasaan Bersalah dan Menyesal
Akan muncul perasaan bersalah atau guilty feeling karena
merasa tertuduh telah melakukan sesuatu yang baik secara
agama maupun norma sosial dilarang. Merasa menyesal dan
bersalah karena dalam hati nuraninya, tahu bahwa apa
yang dilakukan itu salah dan terlarang.
2. Ketergantungan Secara Emosional dan Seksual Terhadap
Pasangan
Hal ini umumnya terjadi pada pasangan yang baru-baru
melakukan hubungan/aktivitas seksual. Ketergantungan
emosional ini bentuknya seperti perasaan cemburu yang
berlebihan terhadap pasangannya. Adapun ketergantungan
seksual disini ialah karena hubungan seksual itu adalah
exclusive, subyektif, dimana orang lain tidak boleh tahu,
maka melakukan hubungan tersebut akan selalu tergantung
kepada pasangannya.
3. Berpotensi Terjadinya Kekerasan dalam Berpacaran
Hubungan seksual yang dilakukan sebelum menikah dapat
memicu terjadinya kekerasan dalam pacaran. Sebagai
contoh, jika pasangannya menjadi lebih tergantung secara
emosi maka akan timbul perasaan cemburu yang lebih besar
sehingga akan memicu pertengkaran.
Selain itu, kekerasan dalam pacaran ini juga bisa
terjadi bukan hanya secara psikis namun juga bisa secara
seksual. Misalnya saat pasangannya menolak untuk
berhubungan seksual sementara yang satunya sangat
menginginkan, maka bisa terjadi pemaksaan yang memicu
pada kekerasan.
Hubungan seksual yang dilakukan tanpa pemahaman soal
kesehatan reproduksi juga bisa mengakibatkan kehamilan
yang tidak direncanakan, dan itu bisa memicu masalah
lain yang lebih kompleks. Apalagi jika mereka belum siap
untuk berumah tangga dan memiliki anak.
4. Sangat Berpotensi Terjadi Perselingkuhan Setelah
Menikah
Saat sudah menikah, pasangan yang sebelumnya sudah
melakukan hubungan seksual sebelum menikah berpotensi
dan memiliki kecenderungan untuk selingkuh. Karena ada
keberanian yang lebih lagi dari sebelumnya. Tadinya
sembunyi-sembunyi karena belum menikah, tapi setelah
menikah, adrenalinnya juga semakin bertambah untuk ingin
merasakan tantangan yang berbeda.
5. Beresiko Terkena Penyakit Kelamin
Kecerobohan dan minimnya pengetahuan tentang kesehatan
organ vital dapat mengakibatkan hal-hal yang sangat
buruk terjadi, seperti penularan sakit penyakit dan
sebagainya.
6. Resiko Kehamilan di Usia Muda
Jika tidak dilakukan dengan menggunakan pengaman, seks
bebas bisa menyebabkan kehamilan di usia muda. Kehamilan
di usia muda memiliki risiko yang lebih tinggi untuk
mengalami tekanan darah tinggi, anemia, kelahiran
prematur, berat badan lahir rendah, dan mengalami
depresi pasca persalinan.
7. Mengalami Depresi
Suatu penelitian yang dilakukan oleh seorang Psikolog,
Martha Waller, mengungkapkan bahwa remaja yang melakukan
perilaku berisiko, seperti seks bebas, memakai narkoba
dan minum alkohol, adalah kelompok usia yang paling
mungkin mengalami depresi dibandingkan dengan yang tidak
melakukannya.
Penyebab Kejatuhan dalam Dosa Seksual diluar Pernikahan
Setiap orang, khususnya setiap generasi muda harus sadar
bahwa tidak ada jalan lain selain datang kepada Tuhan
dan mempersembahkan seluruh kehidupan dan masa depannya
kepada Tuhan, agar dapat menjalani setiap fase
pertumbuhan dan kedewasaan baik secara fisik maupun
rohani untuk dapat hidup memuliakan Tuhan.
Untuk melakukannya kita perlu mengidentifikasi beberapa
penyebab mengapa anak-anak muda banyak yang jatuh dalam
dosa seksual bahkan terikat dalam hawa nafsu yang
menghancurkan itu:
1. Hati yang Bebal
Alkitab mengajarkan bahwa awal segala kejahatan itu
berasal dari hati manusia itu sendiri. Markus 7:20-23
menyatakan itu dengan gamblang. Segala hal yang najis
dalam diri manusia semuanya di mulai dari hati, itulah
sebabnya firman Tuhan mengajarkan untuk selalu berusaha
menjaga hati dan pikiran kita. Miliki hati yang mau
selalu bertobat dan hati yang sungguh-sungguh mengasihi
Tuhan .
2. Pergaulan yang Salah
”Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan
kebiasaan yang baik.”
1 Korintus 15:33
”Siapa bergaul dengan orang bijak menjadi bijak, tetapi
siapa berteman dengan orang bebal menjadi malang.”
Amsal 13:20
Setelah bertobat maka setiap anak muda harus
memperhatikan dengan siapa dia bergaul karib. Pergaulan
terjadi disegala aspek kehidupan; di tempat pekerjaan
dimana terjadi pertukaran pengalaman dan filosofi hidup,
di tempat institusi pendidikan dimana anak-anak muda
terpapar oleh berbagai pandangan yang sekuler, termasuk
mengenai manusia dan seksualitas.
Sekularisme adalah paham yang sangat menjunjung tinggi
independensi manusia manusia terpisah dari tujuan dan
fungsi hakiki yang hanya bisa diberikan oleh sang
Pencipta. Paham sekularisme dimulai dengan materialisme
dan menuju ke paham evolusi biologis, sama sekali
menghilangkan keistimewaan manusia sebagai makhluk yang
memilki status di atas binatang. Semua fungsi-fungsi
biologis yang dilakukan oleh binatang memiliki
padanannya di manusia. Binatang bernafas manusia
bernafas. Binatang makan manusia pun makan, namun
terlihat perbedaan disini manusia adalah satu-satunya
makhluk yang memasak makanannya sebagai tanda keunikan
gambar dan rupa Allah. Dia harus membersihkan makanannya
dan memilah-milah mana yang bisa dicerna mana yang tidak
bisa.
Binatang membuang hasil cernaan perutnya dalam bentuk
kotoran, demikian pula manusia. Namun manusia memiliki
tata cara untuk menyingkirkan kotorannya.
Binatang memiliki naluri untuk berkembang biak demikian
pula manusia. Inilah yang disebut naluri seksual. Karena
manusia adalah makhluk tertinggi yang memiliki gambar
dan rupa Allah maka naluri seksual pun harus disalurkan
dengan mekanisme dan institusi yang ditetapkan oleh
Tuhan. Pergaulan akan sangat membawa pengaruh bagi
kehidupan anak-anak muda yang notabene sedang mencari
identitas diri. Entah pergaulan yang membawa pengaruh
positif atau pengaruh yang negatif.
3. Kerohanian yang Belum Dewasa dan Kuat
”Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya
bersih? Dengan menjaganya sesuai dengan firman-Mu.”
Mazmur 119:9
Banyak anak muda Kristen yang jatuh ke dalam pergaulan
sex bebas, pornografi, narkoba dan sebagainya, salah
satu faktor utamanya adalah karena tidak memiliki
kehidupan kerohanian yang dewasa. Kedewasaan hanya akan
terjadi jika kita memperhatikan perintah-perintah Tuhan
yang tertulis dalam Alkitab. Baca, renungkan, dan
lakukan firman Tuhan jika ingin kuat dan dewasa.
4. Kurang Kasih Sayang Orangtua
Tidak sedikit orangtua yang berpendapat bila mereka
telah mencukupi semua keperluan fisik dan pendidikan
anak mereka, maka tanggung jawab sebagai orangtua telah
selesai. Tetapi ada kebutuhan anak yang lain yakni
kebutuhan rohani dan emosi. Bila tidak ada kekuatan
rohani dan ikatan emosi yang dekat antara anak dengan
orangtua, maka anak akan mencari komunitas dimana mereka
dapat menemukannya. Hal inilah yang sering mengakibatkan
kejatuhan banyak generasi muda.
5. Orangtua Tidak Melakukan Perannya Dengan Maksimal
Dalam survei yang dilakukan oleh BP2N terhadap
calon-calon pasangan yang akan menikah ternyata 99%
tidak pernah mendapat informasi atau pembelajaran
tentang seksual dari orangtua mereka. Kebanyakan mereka
mendapatkan informasi seputar seksual dari teman,
sekolah dan media. Karena orangtua tidak mendidik, maka
dunialah yang mendidik anak.
6. Perkembangan Teknologi Informasi
Teknologi informasi saat ini dapat mengakses semua
peristiwa di berbagai belahan bumi. Bisnis pornografi
dapat mengeruk keuntungan besar; membuat semakin banyak
pelaku bisnis yang terjun ke dalam bisnis ini. Media
pornografi saat ini sangat mudah di akses, sehingga
memancing generasi muda maupun yang lebih tua.
7. Perkembangan Human Right yang Melewati Batas
Human Right yang melewati batas ialah hak seseorang yang
boleh melakukan apa saja, asal tidak menganggu orang
lain, tanpa memperhatikan God’s Right. Bila seorang pria
dan wanita melakukan hubungan intim itu adalah hak
mereka. Bahkan lebih parah lagi bila seorang pria ingin
melakukan hubungan intim dengan sesama jenis, atau
seorang wanita juga dengan sejenis, itu adalah wewenang
mereka yang tidak boleh dipersalahkan. Sikap seperti ini
telah mendunia karena juga telah mendapat approval dari
UNO. Hal ini juga telah menjadi sikap WCC, yang juga
tentunya berdampak kepada ICC.
"Mereka menggantikan kemuliaan Allah yang tidak fana
dengan gambaran yang mirip dengan manusia yang fana,
burung-burung, binatang-binatang yang berkaki empat atau
binatang-binatang yang menjalar. Karena itu Allah
menyerahkan mereka kepada keinginan hati mereka akan
kecemaran, sehingga mereka saling mencemarkan tubuh
mereka. Sebab mereka menggantikan kebenaran Allah dengan
dusta dan memuja dan menyembah makhluk dengan melupakan
Penciptanya yang harus dipuji selama-lamanya, amin.”
Roma 1:23-25
Semua yang diciptakan Tuhan adalah baik, produktif, dan
memiliki “hidup” artinya bisa berkembang biak, di dalam
hal ini manusia memiliki dimensi yang tertinggi di atas
segala binatang. Di dalam pemberontakan manusia, Tuhan
sama sekali dihilangkan peranan-Nya sehingga semua
hal-hal yang baik, produktif dan memiliki hidup tersebut
menjadi “tuhan”/tujuan utama, jika ini terjadi maka
tidak akan pernah tercapai kepuasan yang terdalam.
Bila kebebasan seksual terus dilakukan sehingga hal itu
menjadi kebiasaan, maka Allah akan menyerahkan mereka
kepada keinginan hati mereka akan kecemaran, sehingga
mereka saling mencemarkan tubuh mereka (Roma 1:24).
Kejadian seperti ini akan membawa kepada penghukuman
Allah dan membawa kepada kebinasaan.
Namun tentu didalam Tuhan selalu ada pertolongan dan
pemulihan, siapapun dan sedalam apapun dosa yang telah
dilakukan, bila datang kepada Tuhan, mengakui
dosa-dosanya dan bertobat, maka firman Tuhan dalam
Yesaya 1:18, 1 Yohanes 1:9 menyatakan bahwa ada
pengampunan dan pemulihan yang Tuhan sanggup berikan
bagi orang yang sungguh-sungguh bertobat dan
meninggalkan kehidupan lama yang tidak berkenan
dihadapan-Nya.
PRINSIP FIRMAN TUHAN TENTANG SEKS
1. Seks adalah Ciptaan Allah yang Indah
Allah menciptakan manusia terdiri laki-laki dan
perempuan, Kejadian 1:27. Perbedaan jenis kelamin
merupakan kehendak dan rancangan Allah. Karena itu seks
adalah sesuatu yang sakral dan kudus di hadapan Allah.
Namun iblis selalu memanipulasi dengan menggunakan seks
untuk kenikmatan duniawi saja.
2. Seks Hanya Dapat Dinikmati dalam Pernikahan
Hubungan seksual dalam pernikahan merupakan anugerah
Allah yang indah untuk dinikmati oleh sepasang suami
isteri yang sah.
“Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayah dan
ibunya DAN BERSATU DENGAN ISTERINYA, sehingga keduanya
menjadi satu daging”,
Kejadian 2:24.
Bandingkan dengan 1 Korintus 7:1-5.
3. Seks Dalam Pernikahan Bukan Hanya untuk Prokreasi
Tetapi Juga untuk Rekreasi
“Minumlah air dari kulahmu sendiri, minumlah air dari
sumurmu yang membual. Patutkah mata airmu meluap keluar
seperti batang-batang air ke lapangan-lapangan?
Biarlah itu menjadi kepunyaanmu sendiri, jangan juga
menjadi kepunyaan orang lain.
Diberkatilah kiranya sendangmu, bersukacitalah dengan
isteri masa mudamu: rusa yang manis, dan kijang yang
jelita; biarlah buah dadanya selalu memuaskan engkau,
dan engkau senantiasa berahi karena cintanya”
Amsal 5:15-19
“Betapa indah langkah-langkahmu dengan sandal-sandal itu,
puteri yang berwatak luhur! Lengkung pinggangmu bagaikan
perhiasan, karya tangan seniman. Pusarmu seperti cawan
yang bulat, yang tidak kekurangan anggur campur. Perutmu
timbunan gandum, berpagar bunga-bunga bakung. Seperti
dua anak rusa buah dadamu, seperti anak kembar kijang.”
Kidung Agung 7:1-3
4. Seks Bukan Akibat Dosa
Allah telah merancang dan menetapkan keluarga sebelum
manusia memberontak kepada Allah. Kejadian 1:27-28.
Perintah untuk beranak cucu diberikan kepada manusia
jauh sebelum mereka berbuat dosa. Dalam perintah ini
berarti terkandung hubungan seksual antara suami dan
isteri. Karena itu seks bukanlah sebagai akibat dosa,
tetapi ciptaan Allah sebagai bagian dari kehidupan
manusia yang dapat dinikmati dalam rumah tangga nikah. (Kejadian
2:24-25)
5. Seks Diberikan dalam Pernikahan untuk Menghindari
Percabulan
“Tetapi mengingat bahaya percabulan, baiklah setiap
laki-laki mempunyai isterinya sendiri dan setiap
perempuan mempunyai suaminya sendiri. Hendaklah suami
memenuhi kewajibannya terhadap isterinya, demikian pula
isteri terhadap suaminya”
1 Korintus 7:2-4
Pernikahan adalah satu-satunya lembaga yang direstui
oleh Allah untuk dapat menyalurkan dan menikmati
hubungan seksual.
6. Seks Diberikan untuk Dinikmati Secara Bersama
Allah tidak memberikan seks kepada Adam secara pribadi
untuk dinikmati juga secara pribadi.
“Allah memberkati mereka...”
Kejadian 1:28
Ketika Allah memberkati dan memerintahkan untuk beranak
cucu kepada Adam dan Hawa, berarti hubungan seks
diberikan Allah untuk dinikmati secara bersama. Setiap
imajinasi yang menjurus kepada tindakan kepuasan seks
yang bersifat pribadi adalah merupakan esensi dari dosa
onani dan masturbasi.
7. Seks Harus Dipersembahkan untuk Kemuliaan Allah
Karena perintah untuk beranak cucu dalam Kejadian 1:28
merupakan mandat Allah, maka seks juga harus
dipersembahkan untuk kemuliaan Allah.
Seks bukan hanya sekedar untuk kepuasan fisik antara
pria dan wanita, tetapi seks juga memberikan pengertian
hubungan yang mendalam antara suami dan isteri, yakni
hubungan kesatuan, karena hubungan suami isteri adalah
gambaran hubungan Kristus dengan jemaat-Nya. Bandingkan
dengan Efesus 5:32, Kolose 3:17,23.
Seks adalah adalah sesuatu yang kudus dan sakral di
hadapan Allah. Namun hal ini dianugerahkan Allah hanya
bagi mereka yang telah masuk dalam pernikahan. Orangtua
harus memiliki ikatan emosi yang kuat dengan anak
melalui pembelajaran rohani dan pendidikan seksual yang
benar. Bila orangtua tidak mendidik anak, maka dunialah
yang mendidik mereka, sehingga mereka menuju kebinasaan.
Generasi muda juga perlu menjaga hidup kudus melalui
komunitas yang sehat dan membangun. Ada berkat dan
pemakaian Tuhan yang luarbiasa akan terjadi kepada
setiap anak muda yang menjaga kekudusannya di hadapan
Tuhan. (MK/JS)
“Dalam rumah yang besar bukan hanya terdapat perabot
dari emas dan perak,
melainkan juga dari kayu dan tanah;
yang pertama di pakai untuk maksud yang mulia dan yang
terakhir untuk maksud yang kurang mulia.
Jika seorang menyucikan dirinya dari hal-hal yang jahat,
ia akan menjadi perabot rumah untuk maksud yang mulia,
ia dikuduskan, dipandang layak untuk dipakai tuannya
dan disediakan untuk setiap pekerjaan yang mulia.
Sebab itu jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan,
kesetiaan, kasih dan damai bersama-sama dengan mereka
yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni.”
2 Timotius 2:20-22