SIAP DI RAPTURE?
Iman orang percaya, khususnya Insan
Pentakosta diakhiri dengan sebuah pengharapan bahwa
Yesus yang datang sekitar 2000 tahun yang lalu, akan
datang kembali menjemput gereja-Nya di awan-awan dengan
segala kemuliaan-Nya. Pemahaman dan penantian akan janji
kedatangan-Nya yang kedua kali menguatkan setiap kita
bahwa ada akhir yang indah bagi setiap orang percaya:
Yesus menjemput mempelai-Nya untuk masuk ke dalam
perjamuan kawin Anak Domba dan memerintah bersama-Nya
selama-lamanya.
Untuk itu, Gereja perlu mengerti betul bagaimana dan apa
yang akan terjadi nanti menjelang kedatangan Tuhan Yesus
kali yang kedua. Pengakuan iman Gereja Bethel Indonesia
berbunyi demikian:
“Tuhan Yesus Kristus akan turun dari sorga untuk
membangkitkan semua umat-Nya yang telah mati dan
mengangkat semua umat-Nya yang masih hidup lalu
bersama-sama bertemu dengan Dia di udara, kemudian Ia
akan datang kembali bersama orang kudus-Nya untuk
mendirikan kerajaan seribu tahun di bumi ini.”
Kita akan membahas pengakuan iman di atas secara
sederhana, dan terakhir kita akan melihat bagaimana
pengharapan ini bisa berdampak bagi iman kita.
Istilah ‘rapture’ atau pengangkatan orang percaya adalah
peristiwa di mana Tuhan Yesus akan turun dan menjemput
orang-orang percaya yang masih hidup atau yang sudah
meninggal dan membawa mereka ke sorga. Doktrin
pengangkatan ini begitu penting sampai menjadi bagian
dari 5 Pilar Teologi Pentakosta atau yang biasa disebut
Fivefold Gospel. Hal ini sesuai dengan apa yang
difirmankan dalam 1 Tesalonika 4:16-17 yang berkata:
“maka Tuhan sendiri akan turun dari sorga dan mereka
yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit,
sesudah itu, kita yang hidup, yang masih tinggal, akan
diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan
menyongsong Tuhan di angkasa.”
Betapa berbahagianya kita yang masih hidup jika didapati
oleh Tuhan Yesus setia memegang iman dan ikut diangkat
ke awan-awan. Haleluya! Orang percaya perlu
mempertahankan imannya sampai akhir, karena hanya mereka
yang lebih dari pada pemenang dan kedapatan setialah
yang akan diangkat. (Ibrani 10:36-38)
Memang Alkitab tidak memberikan waktu yang spesifik
kapan pengangkatan ini akan terjadi. Yesus sendiri
mengatakan bahwa tidak ada seorang pun yang tahu, hanya
Bapa yang tahu, tetapi akan ada tanda-tanda yang
mendahului kedatangan Kristus:
1. Kedurhakaan di antara orang Kristen akan semakin
bertambah. Ini berarti dosa akan semakin banyak dan
kasih kebanyakan orang akan semakin dingin. (Matius
24:10-12)
2. Tanda bangsa Israel, yaitu kebangkitan bangsa Israel
secara fisik. (Yehezkiel 37:14)
3. Orang-orang yang tidak mengenal Tuhan akan hidup
seperti zaman Nuh: kawin mengawinkan, hidup dalam pesta
pora dan tidak takut akan Allah. (Matius 24:37-39)
Yesus dengan jelas berkata:
“Jika kamu melihat semuanya ini, ketahuilah, bahwa
waktunya sudah dekat, sudah di ambang pintu.”
(Matius 24:33)
Kita hari ini sedang menghidupi waktu-waktu akhir…sudah
di ambang pintu! Yesus kembali menegaskan untuk
berjaga-jaga senantiasa, karena tidak ada seorangpun
yang tahu kapan waktunya. Pengharapan akan kedatangan
Tuhan akan membuat orang percaya untuk bertekun di dalam
doa, membangun gaya hidup yang intim dengan Tuhan, dan
selalu berjaga-jaga. (Matius 24:42)
Sinode GBI menganut pemahaman di mana Yesus akan datang
2 (dua) kali:
• Pertama untuk mengangkat orang-orang percaya yang
masih hidup dan yang sudah mati,
• lalu Yesus akan datang kembali untuk memerintah selama
seribu tahun di bumi ini.
Nah, apa yang terjadi di tengah-tengah antara kita
diangkat dengan berdirinya kerajaan 1000 tahun di bumi
ini? Kita menyebutnya sebagai masa kesusahan besar atau
tribulasi. Memang ada perbedaan pandangan tentang waktu
pengangkatan atau rapture dari gereja sehubungan dengan
tribulasi ini, tetapi kita percaya bahwa gereja Tuhan
akan diangkat sebelum masa kesusahan besar itu terjadi.
Masa kesusahan besar ini dipercaya sebagai periode di
mana murka Allah seperti yang dilihat Daniel di dalam
Daniel 9:20-27 dan hari pencobaan yang melanda seluruh
bumi seperti tercatat di Wahyu 3:10. Apa yang terjadi
pada masa kesusahan besar ini dijelaskan melalui
penglihatan Yohanes lewat 7 Materai, 7 Sangkakala, dan 7
Cawan Murka Allah dalam Kitab Wahyu. Secara sederhana
tabel di bawah ini berusaha menggambarkan peristiwa yang
akan terjadi dalam pembukaan Materai, Sangkakala, dan
Cawan Murka Allah:
7 Materai |
7 Sangkakala |
7 Cawan Murka Allah |
Merebut kemenangan (6:2) |
Kekeringan (8:7) |
Penyakit bisul (16:2) |
Saling membunuh (6:3-4) |
Laut menjadi darah (8:8) |
Laut menjadi darah (16:3) |
Kelaparan (6:5-6) |
Air menjadi pahit (8:10-11) |
Air menjadi darah (16:4) |
Wabah Kematian (6:7) |
Kegelapan (8:12) |
Panas api matahari (16:8-9) |
Penganiayaan (6:9-11) |
Belalang (8:1-3) |
Kegelapan/kesakitan (16:10-11) |
Gempa bumi (6:12-17) |
Invasi Malaikat (9:13) |
Invasi dari Timur (16:12-16) |
Kesunyian di sorga (8:1) |
Tidak ada penundaan (10:6) |
“Sudah terlaksana” (16:17) |
Apa yang dapat kita pelajari dari sini?
1. Tuhan Yesus akan mulai menghakimi pada hari-hari
terakhir dimulai dari gereja-Nya—diawali dengan surat
kepada 7 gereja—sampai kepada bangsa-bangsa di dunia.
Maka pertobatan adalah respons yang diminta oleh Allah
kepada kita semua.
2. Pada akhirnya, Allah yang adil akan menuntut
pertanggungjawaban dari seluruh manusia. Kepada mereka
yang masih tidak mau percaya, murka Allah akan
dicurahkan secara penuh. Allah mendengarkan doa syafaat
dari umat-Nya yang berseru-seru kepada-Nya. (Wahyu 6:10;
8:3-5)
3. Kepada mereka yang bertobat dan percaya kepada Tuhan,
maka Dia berjanji akan menyelamatkan mereka dari murka
Allah lewat pengangkatan orang-orang percaya atau
rapture. Tentu kita tidak mau berada di bumi ketika
cawan murka itu ditumpahkan bukan? Kalau kita perhatikan,
ada sekelompok orang yang tidak mau bertobat sekalipun
Cawan Murka Allah dan Materai sudah dilepas. Kiranya hal
ini tidak terjadi pada kita! (Wahyu 9:20-21; 16:11)
4. Iman Insan Pentakosta bukanlah sebuah kepercayaan
nihilisme di mana pada akhirnya adalah kehampaan dan
kesia-siaan. Kita percaya bahwa ada konsekuensi atas
setiap perbuatan dan tindakan yang kita ambil hari ini.
Karena itu konsep mengerjakan keselamatan menemukan
kekuatannya di dalam pengharapan bahwa Allah akan
menyelamatkan umat-Nya yang setia dan hidup dalam
kekudusan; dari murka-Nya. (DAP)