SISI LAIN TEOLOGI PAULUS; PEMBENARAN OLEH PERBUATAN
““... aku sebagai seorang ahli
bangunan yang cakap telah meletakkan dasar, dan orang
lain membangun terus di atasnya.
Tetapi tiap-tiap orang harus memperhatikan, bagaimana ia
harus membangun di atasnya.
Karena tidak ada seorang pun yang dapat meletakkan dasar
lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus
Kristus.
Entahkah orang membangun di atas dasar ini dengan emas,
perak, batu permata, kayu, rumput kering atau jerami,
sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan nampak.
Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan
nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing
orang akan diuji oleh api itu.
Jika pekerjaan yang dibangun seseorang tahan uji, ia
akan mendapat upah.
Jika pekerjaannya terbakar, ia akan menderita kerugian,
tetapi ia sendiri akan diselamatkan, tetapi seperti dari
dalam api.” (1 Korintus 3:10-17)
Dari ayat di atas, Rasul Paulus mengajarkan bahwa ada
ujian yang akan datang yang akan menimpa rumah kehidupan
yang kita bangun. Ia mengambil contoh seorang insinyur (ahli
bangunan/Tekton) yang telah meletakkan satu dasar yang
tidak dapat digantikan dengan dasar yang lain. Dalam
Matius 7:24-27 Yesus menjelaskan bahwa ada dua macam
ujian yang harus dihadapi dalam kehidupan seseorang.
UJIAN TERHADAP DASAR
Ujian juga berlaku bagi mereka yang mendengarkan dan
melakukan apa yang diajarkan Tuhan yaitu mereka yang
membangun rumahnya di atas batu karang. Batu karang dan
pasir sebenarnya adalah benda yang sama. Pasir adalah
batu karang yang telah terpecah-pecah. Tidak lagi
memiliki bobot, massa, dan daya rekat.
Di dalam pribadi manusia hal ini seperti “integritas”
akan memberikan bobot, massa, dan “merekatkan” apa yang
kita katakan dan apa yang kita lakukan. Jika kita hanya
mendengarkan perkataan Tuhan Yesus tetapi tidak
melakukannya maka kehidupan kita seperti pasir; tidak
memiliki daya rekat. Sebaliknya jika kita mendengarkan
perkataan Tuhan Yesus dan melakukannya maka kita seperti
batu karang, kita memiliki massa, bobot dan daya rekat.
UJIAN TERHADAP BANGUNAN
Ada 6 bahan dasar yang harus diperhatikan dalam
membangun rumah kehidupan, yaitu:
1. Emas, Perak Dan Batu-batu Mulia
Barang-barang ini terletak di bawah tanah, tersembunyi
dan harus digali karena kelangkaannya. Seperti
perumpamaan tentang harta yang terpendam dan mutiara
yang sangat berharga dalam Matius 13, untuk
mendapatkannya kita harus mencarinya. Proses emas dan
perak semakin bertambah nilainya ketika melewati proses
pemurnian. Seorang ahli emas akan berkata bahwa yang
terakhir yang harus diangkat dalam proses peleburan emas
untuk menjadi emas murni 24 karat adalah perak. Jadi
untuk menjadi sesuatu yang sangat berharga harus melalui
proses. Batu-batu mulia dimurnikan dengan tekanan
tertentu dan hasilnya mereka dipakai untuk menghiasi
baju efod imam besar yang melayani di dalam kemah suci.
Batu-batu mulia berbicara mengenai kualitas kepemimpinan
rohani yang membuat seseorang layak melayani di dalam
rumah Tuhan.
2. Kayu, Jerami Dan Rumput Kering
Ketiga benda ini jauh lebih mudah untuk didapatkan
karena terletak di atas tanah. Ketiganya sama-sama
memiliki harga, kayu pun ada yang harganya mahal. Namun
semahal-mahalnya kayu dan rumput ketika melewati api
maka hilanglah nilai kesemuanya. Ini berbicara tentang
perbuatan seseorang yang meskipun kelihatan berharga dan
berguna tetapi di mata banyak orang tidaklah cukup untuk
menghasilkan karakter yang tahan uji dalam pribadi itu.
TIGA HAL YANG DIUJI DALAM BANGUNAN KEHIDUPAN KITA
1. Motivasi
Tuhan akan menguji motivasi kita. Kadang-kadang Tuhan
ijinkan kita mengalami penolakan dan tidak mendapatkan
penghargaan atau ucapan terima kasih yang sepatutnya.
Kita melewati waktu penantian lama sehingga kita sendiri
tidak segera melihat hasil pekerjaan yang kita lakukan.
Hanya kasih mula-mulalah yang akan memampukan kita
mengatasi segala kesulitan dan menjadikan perbuatan kita
seperti emas di hadapan Tuhan.
2. Mutu
Mutu adalah baik buruknya kualitas suatu benda. Jika
seseorang memiliki kasih yang mula-mula dan hatinya
berkobar-kobar untuk melayani Tuhan, maka ia lebih mudah
untuk melakukannya dengan kualitas yang lebih tinggi
karena segala sesuatunya dikerjakan sebagai
pengabdiannya untuk Tuhan. Jika seseorang memiliki kasih
yang mula-mula kepada orang lain, maka kualitas
pekerjaannya akan teruji dengan ketelitiannya dalam
memperhatikan seluruh perintah Tuhan.
3. Metode
Jika seseorang menginginkan mutu yang terbaik dalam
pekerjaannya pastilah dia akan berusaha memperhatikan
proses pekerjaan itu dan bukan hanya kepada hasil
akhirnya saja. Dalam 2 Samuel 6:8 Raja Daud berusaha
mengembalikan Tabut Perjanjian ke Yerusalem tetapi cara
membawa tabut itu tidak menggunakan cara yang diperkenan
oleh Tuhan sehingga Tuhan menghukum seseorang yang
bernama Uza karena berusaha menyentuh Tabut Perjanjian.
Rasul Paulus juga mengajarkan doktrin pembenaran dengan
iman dan meneruskannya dengan mengajarkan doktrin
pembenaran oleh perbuatan karena perbuatan merupakan
bukti nyata iman kita. Perbuatan yang dilakukan
menunjukkan kualitas iman dari setiap orang percaya.
Biarlah iman kita menghasilkan perbuatan yang tahan uji
sehingga memperoleh puji-pujian pada hari Kristus
menyatakan diri-Nya.
(1 Petrus 1:7). Amin. (AL)