TAHUN PARADIGMA YANG BARU
(The Year of a New Paradigm)
“Kita baru saja meninggalkan tahun
2021 – ‘Tahun Integritas, The Year of Integrity’, di
mana Tuhan menekankan agar kita hidup berintegritas,
yang artinya semakin menyerupai dengan gambar Yesus. Dan
hari ini kita baru saja memasuki tahun 2022.
Mungkin ada yang bertanya-tanya: Bagaimana keadaan tahun
2022? Apakah keadaan saya akan lebih baik atau lebih
jelek? Bagi Saudara yang sedang bertanya-tanya seperti
itu, saya katakan bahwa kita harus berpegang pada firman
Tuhan, sesuai dengan Ratapan 3:22-23 yang berkata:
“Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya
rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!”
Berdasarkan ayat ini, kita harus percaya bahwa kasih
setia Tuhan selalu baru tiap hari, selalu baru tiap
minggu, selalu baru tiap bulan, dan selalu baru tiap
tahun. Karena itu, saya akan mengajak Saudara untuk
memperkatakan ini: “Tuhan, saya percaya tahun 2022 akan
lebih baik daripada tahun 2021, karena kasih setia Tuhan
selalu baru tiap hari, selalu baru tiap minggu, selalu
baru tiap bulan dan selalu baru tiap tahun.”
Nyanyi:
Kasih Tuhan tak berkesudahan
Tak habis-habisnya rahmat-Nya
Slalu baru stiap pagi, baru stiap pagi
Besar setia-Mu Tuhan, besar setia-Mu
Coda
Besar setia-Mu Tuhan
Besar setia-Mu
MENGAPA TAHUN 2022 AKAN LEBIH BAIK DARI TAHUN 2021?
1. KITA AKAN SELALU BERHARAP KEPADA TUHAN
Dasar kita percaya bahwa tahun 2022 akan lebih baik dari
tahun 2021, karena Ratapan 3:24 berkata:
"TUHAN adalah bagianku," kata jiwaku, oleh sebab itu aku
berharap kepada-Nya.”
Jadi, karena kita akan selalu berharap kepada-Nya, maka
kita akan berkata bahwa tahun 2022 akan lebih baik
dibanding tahun 2021.
Apa yang terjadi kalau kita berharap kepada-Nya?
a. Akan Mendapatkan Kekuatan yang Baru
Orang yang berharap kepada Tuhan, akan melebihi kekuatan
orang-orang muda. Mereka seumpama rajawali yang naik
terbang dengan kekuatan sayapnya. Mereka berlari dan
tidak menjadi lesu. Mereka berjalan dan tidak menjadi
lelah. Haleluya!
Nyanyi:
Orang yang berharap Tuhan
Diperbaharui kuatnya
Terbang naik dengan sayap rajawali
Berlari tiada penat
Berjalan tiada lelah
Ajarku harap Kau Tuhan
Orang yang berharap Tuhan
Diperbaharui kuatnya
Terbang naik dengan sayap rajawali
Berlari tiada penat
Berjalan tiada lelah
Ajarku harap Kau Tuhan
Coda
Ajarku harap Kau Tuhan
Ajarku harap Kau Tuhan
b. Apabila Ia jatuh, Tidaklah sampai Tergeletak,
Mengapa demikian? Sebab TUHAN menopang tangannya.
Mazmur 37:23-24 berkata:
“TUHAN menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya
berkenan kepada-Nya; apabila ia jatuh, tidaklah sampai
tergeletak, sebab TUHAN menopang tangannya.”
Orang yang hidupnya berkenan kepada Tuhan adalah orang
yang berharap kepada Tuhan. Bagi orang yang seperti itu,
Tuhan akan menetapkan langkah-langkahnya, dan apabila ia
jatuh tidaklah sampai tergeletak, sebab Tuhan menopang
tangannya.
Perlu dicatat: Sebagai orang-orang yang berkenan kepada
Tuhan, kita bisa jatuh ke dalam berbagai macam kegagalan
dan masalah. Namun Alkitab berkata kita bisa jatuh,
tetapi tidak sampai tergeletak, sebab Tuhan menopang
tangan kita.
Nyanyi:
Tuhan menetapkan langkah-langkah orang
yang hidupnya berkenan kepada-Nya
Apabila ia jatuh tak sampai tergletak
sbab Tuhan menopang tangan-Nya
c. Diberkatilah Orang yang Mengandalkan Tuhan
Yeremia 17:7-8 berkata:
“Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN,
yang menaruh harapannya pada TUHAN!
Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air,
yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air,
dan yang tidak mengalami datangnya panas terik,
yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun
kering,
dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.” Haleluya!
d. Mata Tuhan Tertuju kepada Orang yang Takut akan Dia
Yaitu kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya
Mazmur 32:8 dan Mazmur 33:18 menyatakan bahwa mata Tuhan
tertuju:
• kepada mereka yang takut akan Dia,
• kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya.
Tuhan akan mengajar, menasehati dan menunjukkan jalan
yang harus kita tempuh. Tuntunan Tuhan ini akan kita
mengerti, hanya kalau mata kita tertuju kepada Dia.
2. HIDUP INTIM DENGAN TUHAN
Alasan yang kedua mengapa kita berkata kalau tahun 2022
akan lebih baik dari tahun 2021, karena hati kita
melekat kepada Tuhan, karena kita hidup intim dengan
Tuhan.
Dalam Mazmur 91:14-16, Tuhan berkata:
“Sungguh, hatinya melekat kepada-Ku, maka Aku akan
meluputkannya,
Aku akan membentenginya, sebab ia mengenal nama-Ku.
Bila ia berseru kepada-Ku, Aku akan menjawab,
Aku akan menyertai dia dalam kesesakan,
Aku akan meluputkannya dan memuliakannya.
Dengan panjang umur akan Kukenyangkan dia,
dan akan Kuperlihatkan kepadanya keselamatan dari pada-Ku."
Jadi kalau hati kita melekat kepada Tuhan, kalau kita
hidup intim dengan Tuhan, maka:
a. Tuhan akan meluputkan dan membentengi kita terhadap
sakit penyakit, panah api dari si jahat, jerat penangkap
burung, kedahsyatan malam atau terror of the night yang
berbicara tentang penculikan, perampokan, pemerkosaan,
pembunuhan, terorisme, peperangan
b. Tuhan akan menjawab ketika kita berseru pada masa
kesesakan
c. Tuhan akan memuliakan kita
d. Tuhan akan memberikan panjang umur dengan berkat yang
melimpah
e. Tuhan akan memberikan keselamatan.
Haleluya!
Nyanyi:
Bless the Lord oh my soul, oh my soul
Worship His holy name
Sing like never before, oh my soul
I’ll worship Your holy name
Bless the Lord oh my soul, oh my soul
Worship His holy name
Sing like never before, oh my soul
I’ll worship Your holy name
Coda
I’ll worship Your holy name
I’ll worship Your holy name
TAHUN 2022 ADALAH TAHUN PARADIGMA YANG BARU
Tuhan menuntun kita untuk memasuki tahun 2022 dengan
memberikan tema bahwa ‘Tahun 2022 adalah Tahun Paradigma
yang Baru, The Year of a New Paradigm’.
• Definisi 'paradigma' menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia adalah ‘model’ dan juga ‘kerangka berpikir’.
• Definisi 'paradigma' menurut Westminster Dictionary of
Theological Terms adalah: ‘contoh, pola, model’.
Dan istilah ini sering dipakai untuk menunjukkan cara
berpikir dalam teologi, ketika bahan-bahan dikumpulkan
dan diatur dalam satu pola atau cara tertentu seperti
dalam doktrin. Tuhan memberikan ayat emas untuk tema ini
yaitu Yesaya 43:18-21 dan Filipi 3:13-14.
Dalam Yesaya 43:14-21, Tuhan berkata bahwa dulu orang
Israel dibebaskan dari kejaran Firaun dan pasukannya
dengan cara Firaun dan pasukannya mati di tengah-tengah
Laut Merah, tetapi sekarang orang Israel akan dibebaskan
dari Babel dengan cara yang berbeda. Tuhan berkata:
“Jangan ingat hal-hal yang dulu. Sekarang Aku hendak
membuat sesuatu yang baru.”
Kalau dulu Allah menyelamatkan Israel lewat jalan laut,
sekarang Allah menyelamatkan Israel dengan cara yang
baru. Allah akan menyelamatkan mereka lewat jalan di
padang gurun dan sungai di padang belantara. Ini adalah
paradigma yang baru. Bagian Tuhan adalah memberikan
paradigma yang baru, yang adalah sesuatu yang baru,
yaitu membuat jalan di padang gurun dan sungai di padang
belantara, di mana pada waktu itu hal ini tidak mungkin
bisa dikerjakan oleh manusia. Tetapi bagi Tuhan tidak
ada yang mustahil. Katakan Amin.
Tujuan Allah menyelamatkan Israel dari Babel, yaitu
karena mereka umat pilihan Tuhan dan yang ditetapkan
untuk memberitakan kemasyuran nama-Nya. Demikian juga
bagi kita umat pilihan Tuhan, pada tahun 2022 ini, Tuhan
akan menolong dan membebaskan kita dari masalah-masalah
yang terjadi dalam seluruh aspek kehidupan kita; apakah
itu sakit penyakit, keluarga, pelayanan, bisnis, masa
depan, dengan cara-cara yang baru atau paradigma yang
baru.
1 Korintus 2:9 berkata:
“Tetapi seperti ada tertulis: "Apa yang tidak pernah
dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh
telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati
manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang
mengasihi Dia."
Apa yang Tuhan minta untuk kita lakukan? Kita harus
memberitakan kemasyuran-Nya. Kita harus menyelesaikan
Amanat Agung dalam era Pentakosta Ketiga ini.
1 Petrus 2:9 berkata:
“Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani,
bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya
kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari
Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan
kepada terang-Nya yang ajaib”
Memasuki tahun 2022 ini, kita akan melihat, bahwa dengan
adanya pandemi yang sampai sekarang belum selesai, maka
cara-cara pelayanan di gereja berubah. Kita tidak bisa
hanya memakai cara-cara yang lama lagi.
Sebagai contoh: sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh George Barna yang dirilis pada 6 Juni 2021 yang
lalu mengenai generasi anak muda di Amerika yang disebut
generasi berbeda. Dikatakan bahwa pelayanan gereja
selama 5 dekade terakhir tidak akan efektif untuk
generasi ini. Jadi perlu ada paradigma yang baru dalam
pelayanan di gereja. Tuhan sedang membuat paradigma yang
baru sebagai pola yang baru dan bagian kita adalah
menerima sebagai cara pandang yang baru.
Demikian juga dengan cara berbisnis, pasti banyak dari
cara-cara yang lama yang sudah tidak bisa dipakai lagi.
Perlu diperhatikan bahwa Wahyu 13:16 pasti akan digenapi.
Manusia tidak dapat membeli dan menjual kalau tidak
memiliki tanda antikristus di tangan kanannya dan
dahinya. Dengan seijin Tuhan, dunia sedang dibawa ke
sana untuk menggenapi Wahyu 13:16 tadi.
Tetapi bagi kita yang percaya bahwa pengangkatan terjadi
sebelum masa sengsara yang disebut sebagai
pre-tribulation, kita tidak akan mengalami itu. Jadi,
daripada kita disibukkan memikirkan chip dari
antikristus, sampai-sampai menolak untuk divaksinasi,
sebaiknya kita mempersiapkan diri kita untuk
pengangkatan yang sudah sangat-sangat dekat waktunya.
Maranatha! Tuhan Yesus datang segera!
Jadi dalam Tahun Paradigma Yang Baru ini, ada 3 hal yang
harus diperhatikan:
1. Paradigma adalah inisiatif Tuhan sendiri yang perlu
diresponi oleh umat-Nya. Ada bagian yang Tuhan perbuat,
ada bagian yang umat-Nya harus lakukan.
2. Bagian Tuhan: membuat sesuatu yang baru, yaitu
paradigma sebagai pola.
3. Bagian umat Tuhan: melihat, mengetahui dan menerima
yang Tuhan buat, yaitu paradigma sebagai cara pandang.
Nyanyi:
Hatiku percaya
Hatiku percaya
Hatiku percaya
S'lalu kupercaya
Sesuai dengan Filipi 3:7-9, yang merupakan ayat emas
kita tadi, dikatakan titik tolak perubahan paradigma
Paulus terkait dengan masa lalunya, adalah karena
pengenalan akan Kristus Yesus. Orang yang berjumpa
dengan Tuhan Yesus seharusnya mengalami perubahan
paradigma, artinya memiliki paradigma yang baru. Untuk
itu, sesuai dengan Filipi 3:13-14, Paulus melupakan apa
yang telah di belakangnya dan mengarahkan diri kepada
apa yang di hadapannya dan “berlari-lari kepada tujuan”,
artinya “mengejar sekalipun menderita” untuk memperoleh
hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus
Yesus. Kita juga harus berpikir tidak hanya masuk sorga
saja, tetapi masuk sorga dengan hadiah berupa mahkota.
Karena itu, mari kita responi ajakan rasul Paulus untuk
memiliki dan menghidupi paradigma yang baru.
Memiliki paradigma yang baru dalam mengikut Tuhan adalah
suatu keharusan, sekali lagi suatu keharusan. Firman
Tuhan berkata bahwa kita harus meninggalkan cara hidup
yang lama, ketika kita berbalik untuk mengikut Tuhan.
Cara hidup yang lama atau paradigma yang lama termasuk
pola pikir, tutur kata, tingkah laku, dan perbuatan kita
sehari-hari, harus mengalami perubahan. Jadi orang
Kristen yang sudah lahir baru, tetapi masih memakai
paradigma yang lama, perlu bertobat, perlu bertobat.
HIDUP DALAM PARADIGMA YANG BARU
1. Apa yang Alkitab Katakan Tentang "Paradigma yang Baru"?
Roma 12:2 berkata:
“Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini,
tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu,
sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah:
apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang
sempurna.”
Dalam bahasa Yunani, kata yang dipakai untuk budi adalah
‘nous’, yang artinya pikiran, akal budi, pola pikir atau
mindset; yang sama juga artinya dengan paradigma.
Di sini Tuhan menghendaki agar kita memiliki pikiran
atau paradigma yang baru supaya kita tidak sama lagi
dengan dunia ini dan mengerti kehendak Allah. Sebelum
bertobat, pola pikir dan cara hidup kita pasti sama
dengan dunia ini. Tinggalkan itu, tinggalkan itu, masuk
ke dalam paradigma yang baru! Ingat: paradigma yang lama
akan menghambat kita untuk mengerti kehendak Allah. Ada
pesan Tuhan yang kuat hari-hari ini, yaitu agar kita
mengerti dan melakukan kehendak Allah pada zaman ini.
2. Bagaimana supaya Kita Memiliki Paradigma yang Baru?
Yaitu melalui firman Allah dan Roh Kudus.
Karena itu baca Alkitab setiap hari. Renungkan, lakukan
dan saksikan, dan selalu berkata: “Penuhi kami dengan
roh-Mu, ya Tuhan! Biarlah kami dituntun dengan firman
dan Roh-Mu.”
Pada akhirnya, diingatkan bahwa paradigma yang lama,
yaitu pola pikir duniawi yang berdampak kepada kehidupan
duniawi, akan berujung kepada kebinasaan, akan
kehilangan keselamatan. Karena itu, miliki dan hidupi
paradigma yang baru.
Kita akan menjadi serupa dengan gambar Yesus. Kita akan
menjadi orang yang berintegritas. Kita akan mencari dan
memikirkan perkara-perkara yang di atas, bukan yang di
bumi, sehingga pada saat Tuhan Yesus menjemput kita
gereja-Nya di awan-awan, kita akan diangkat dan masuk
sorga dan akan bersama-sama dengan Tuhan Yesus
selama-lamanya.
Nyanyi:
Hosana, Hosana di tempat yang tinggi
Hosana, Hosana, di hati yang suci
Jadi Saudara-saudara, memasuki tahun 2022, yang Tuhan
berikan tema: ‘Tahun Paradigma Yang Baru. The Year of a
New Paradigm’, ada 6 hal yang harus diperhatikan:
1. Tuhan sedang membuat paradigma yang baru dan kita
harus menerimanya sebagai pola pikir dan cara pandang
yang baru.
2. Tuhan akan menolong dan akan membebaskan kita dari
masalah-masalah yang terjadi dalam seluruh aspek
kehidupan kita, dengan paradigma yang baru dan kita
harus mengerti dan menerimanya.
1 Korintus 2:9 akan kita alami, yaitu apa yang belum
pernah dilihat oleh mata; belum pernah didengar oleh
telinga; belum pernah timbul dalam hati, akan kita alami
karena kita mengasihi Tuhan Yesus.
3. Tuhan mengingatkan kita sebagai orang Kristen yang
sudah lahir baru, agar kita meninggalkan kehidupan
duniawi yang disebut dengan paradigma yang lama, untuk
masuk ke dalam paradigma yang baru yaitu kehidupan
surgawi.
4. Kita harus melupakan apa yang ada di belakang kita,
yaitu kehidupan duniawi dan mengarahkan diri kita kepada
apa yang ada di hadapan kita, yaitu kehidupan sorgawi
dan berlari-lari kepada tujuan, yang artinya mengejar
sekalipun menderita, untuk memperoleh hadiah berupa
mahkota. Kita harus berpikir tidak hanya masuk sorga
saja, tetapi masuk sorga dengan mendapatkan mahkota.
5. Kita harus meminta kepada Tuhan agar dipimpin dengan
firman dan Roh-Nya supaya kita bisa memahami dan
menghidupi paradigma yang baru.
6. Dengan adanya paradigma yang baru ini, apa yang Tuhan
minta kepada kita untuk dilakukan yaitu supaya kita
memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia,
yang telah menyelamatkan kita. Supaya dalam era
Pentakosta Ketiga ini, kita menyelesaikan Amanat Agung
dan setelah itu Tuhan Yesus datang kembali.
Nyanyi:
Kumau selalu bersyukur
Selalu bersyukur
Kau Tuhan yang setia
Yang selalu menopang
Kumau selalu bersyukur
Selalu bersyukur
Kau Bapaku yang setia
__________________________
Khotbah Bapak Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahardjo
Ibadah Tahun Baru Online – 2 Januari 2022