“TAHUN PERMULAAN YANG BARU!”
Shalom Saudara yang dikasihi Tuhan,
Tidak terasa kita sudah di hari yang ke-7 dalam bulan
Januari 2018. Belumlah terlambat untuk saya mengucapkan,
“Selamat Tahun Baru 2018, Tuhan Yesus memberkati Saudara
berlimpah, limpah, limpah!” Kalau Tuhan mengizinkan kita
masuk tahun 2018, Saudara harus ingat satu hal, bahwa
ini semua karena kemurahan Tuhan, ini semua karena
kebaikan Tuhan. Saya percaya, bagi Saudara dan saya (saya
tidak berbicara tentang dunia, tetapi buat kita), tahun
2018 akan lebih baik dari tahun 2017. Mari katakan
bersama saya, “Tahun 2018 akan lebih baik dari tahun
2017!” Mengapa? Sebab Firman Tuhan berkata bahwa kasih
Tuhan selalu baru tiap pagi. Kasih Tuhan Yesus selalu
baru tiap minggu, kasih Tuhan Yesus selalu baru tiap
bulan, kasih Tuhan Yesus selalu baru tiap tahun!
Memasuki tahun 2018, Tuhan memberikan ayat ini kepada
kita semua:
Amos 3:7, “Sungguh, Tuhan ALLAH tidak berbuat sesuatu
tanpa menyatakan keputusan-Nya kepada hamba-hamba-Nya,
para nabi.”
Tuhan tidak akan berbuat sesuatu sebelum Dia menyatakan
apa yang akan Dia lakukan kepada hamba-hamba-Nya para
nabi. Kemudian apa yang akan Tuhan katakan ketika akan
memasuki tahun 2018? Sesuai dengan kalender Ibrani, maka
sejak 21 September 2017 s/d 9 September 2018 kalender
Yahudi memasuki tahun 5778 yang mereka sebut dengan
‘AYIN CHET’ (78). Ayin adalah angka 70 yang berbicara
tentang sebuah mata. Kalau Saudara melihat huruf Ibrani
kuno, maka huruf Ayin itu persis sebuah mata dan itu
berbicara tentang mata Tuhan. Kalau Saudara membaca dari
Mazmur 33:18 dan Mazmur 32:8, maka di situ dikatakan
bahwa mata Tuhan tertuju kepada mereka yang takut akan
Dia dan yang berharap akan kasih setia-Nya. Mata Tuhan
tertuju kepada kita untuk menasehati, mengajar,
menunjukkan jalan apa yang harus kita tempuh. Apakah
Saudara mau diajar Tuhan? Saudara mau dinasehati?
Saudara mau ditunjukkan jalan mana yang harus kita
tempuh?
Saudara, kita tidak akan tahu kalau itu Tuhan mengajar
kita, kita tidak akan sadar kalau Tuhan menasehati kita,
kita tidak akan tahu dengan persis kalau ini Tuhan yang
menuntun jalan kita, jika mata kita tidak tertuju kepada
Dia. Saudara akan salah nanti! Sebab Tuhan tidak akan
berbicara kepada Saudara, “Hai anak-Ku, ….”, tetapi
melalui orang lain, melalui hamba Tuhan dari mimbar,
melalui teman, dan sebagainya. Tuhan berbicara kepada
kita atau menasehati kita kadang-kadang dengan baik,
tetapi lama-lama karena tidak mau nurut akhirnya
terpaksa “dipukul”. Siapa yang melakukannya? Orang lain!
Kalau mata kita tidak tertuju kepada Tuhan, maka kita
akan sakit hati, padahal orang itu Tuhan yang suruh
untuk menasehati, mengajar dan menunjukkan jalan apa
yang harus kita tempuh. Karena itu, nomor satu memasuki
tahun 2018, mata kita harus selalu tertuju kepada Tuhan.
Saudara, Tuhan akan mengajar, menasehati, menunjukkan
jalan yang harus kita tempuh melalui pengertian tentang
angka 8 atau ‘chet’ tadi. Angka 8 (chet) itu berbicara
tentang permulaan yang baru. Angka 7 itu angka tertinggi,
angka kepenuhan, angka yang sempurna, jadi 8 itu seperti
angka 1, artinya permulaan yang baru. Karena itu
memasuki tahun 2018 Tuhan memberikan tema bahwa, “Tahun
2018 adalah Tahun Permulaan Yang Baru, The Year of New
Beginnings.”
TAHUN PERMULAAN YANG BARU
Yang dimaksud dengan Tahun Permulaan Yang Baru adalah:
1. YANG LAMA SUDAH BERLALU, YANG BARU SUDAH DATANG
Yang sakit disembuhkan, yang lemah dikuatkan, yang
miskin diperkaya. Amin!
2. SUATU PERUBAHAN
Saudara, tidak mudah untuk berubah dari yang lama
menjadi yang baru, jika sudah terbiasa dengan yang lama.
Jadi sebetulnya, suatu perubahan merupakan suatu proses
pembentukan. Mari saya ajak kita membaca 2 Kor 5:17 yang
merupakan ayat emas kita,
“Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan
baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru
sudah datang.”
Saudara, memasuki tahun 2018, Tuhan berkata kepada saya
untuk menekankan hal ini, “Katakan, ingatkan kepada umat-Ku,
mereka adalah ciptaan yang baru.” Ada berapa banyak umat
Tuhan di tempat ini? Saudara adalah ciptaan yang baru.
Amin! Ini benar-benar serius!
Apa artinya ciptaan yang baru? Kalau kita menjadi
ciptaan yang baru berarti kita tidak boleh menggunakan
sifat lama kita yang disebut dengan perbuatan daging.
Mari kita baca bersama supaya kita mengingat kembali
apakah kita sudah tidak atau masih melakukan hal-hal
seperti itu.
Galatia 5:19-21, “Perbuatan daging telah nyata:
percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala,
sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah,
kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah,
kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya.
Terhadap semuanya ini kuperingatkan kamu -- seperti yang
telah kubuat dahulu -- bahwa barangsiapa melakukan
hal-hal demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam
Kerajaan Allah.”
Jangan berkata, “Iri? Tidak masalah. Amarah? Tidak
masalah! Mabuk-mabukkan? Sedikit-sedikit!” Kalau Saudara
terus lakukan itu, hati-hati! Firman Tuhan dengan jelas
katakan bahwa tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan
Allah! Tetapi saya berdoa, semua yang ada di tempat ini
masuk sorga. Amin!
Memang untuk meninggalkan yang lama dan menjadi ciptaan
yang baru ini satu proses perubahan atau pembentukan.
Ketika kita mengalami kelahiran baru, kita masuk dalam
langkah berikutnya, yaitu proses pengudusan
(sanctification). Jadi, pengudusan itu terus-menerus
dilakukan oleh Roh Kudus dan Firman Allah. Kenapa kita
sering diizinkan masuk dalam pencobaan atau hal-hal yang
tidak enak? Supaya Roh Kudus dan Firman Allah itu lebih
berfungsi lagi. Kita kadang-kadang dituntun Roh Kudus
dan Firman Tuhan yang mungkin sudah 100x didengar,
tetapi kalau belum kena dengan permasalahan yang sesuai
dengan itu, kita kadang-kadang lupa! Untuk itu Tuhan
izinkan proses terjadi dalam hidup kita, itu proses
pembentukan! Kita akan terus-menerus masuk diproses.
Sampai kapan proses pengudusan itu? Sampai kita kudus,
tidak bercacat-cela dan tidak bernoda, menjadi serupa
dengan gambar Yesus. Itu goal-nya! Kemudian setelah itu,
orang-orang yang tidak bercacat-cela, orang yang kudus,
orang yang seperti gambar Tuhan Yesus, mereka akan
mengalami proses berikutnya, yang disebut dengan
‘Glorification’ atau proses pemuliaan, yaitu proses
pengangkatan. Perhatikan! Hanya orang-orang yang serupa
dengan gambar Yesus, yang sudah mengalami pembentukan
terus-menerus oleh Roh Kudus dan Firman Allah, mereka
akan mendengar panggilan Tuhan ketika nanti Dia di
awan-awan. Memang nanti ada tanda yang berbunyi, seruan
penghulu malaikat berbunyi, sangkakala Allah berbunyi,
tetapi saya percaya pada saat itu kita yang akan
diangkat, kita akan dipanggil namanya. Amin!
Saya berdoa, pada saat Dia di awan-awan nanti, nama
Saudara disebut. Karena itu ada berapa banyak diantara
Saudara yang mau saat Tuhan Yesus ada di awan-awan kita
dengar nama kita dipanggil? Mari sekarang kita buka
Kolose 3:1-4 tentang apa yang harus kita kerjakan,
“Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan
Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus
ada, duduk di sebelah kanan Allah. Pikirkanlah perkara
yang di atas, bukan yang di bumi. Sebab kamu telah mati
dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam
Allah. Apabila Kristus, yang adalah hidup kita,
menyatakan diri kelak, kamu pun akan menyatakan diri
bersama dengan Dia dalam kemuliaan”
Saudara dengar, kalau Saudara mau bersama-sama dengan
Dia pada waktu Dia menyatakan kemuliaan-Nya, Firman
Tuhan dengan jelas berkata, “Carilah perkara yang di
atas. Pikirkanlah perkara yang di atas, di mana Kristus
ada, duduk di sebelah kanan Allah. Bukan perkara yang di
bumi!”.
Mungkin Saudara berkata, “Saya ini hidup di bumi,
bagaimana saya tidak memikirkan perkara yang di bumi?”
Saudara, arti dari kata ‘cari dan pikirkanlah
perkara-perkara yang di atas’ adalah:
a. Kita harus lebih banyak memikirkan perkara-perkara
yang rohani.
b. Setiap tindakan Saudara, apapun respon Saudara
terhadap masalah atau dalam pekerjaan, ucapan Saudara,
itu harus sesuai dengan perkara-perkara yang di atas.
Saya selama ini serius, tetapi kali ini Tuhan menyuruh
saya lebih serius lagi, “Kamu lebih serius katakan ini,
Aku segera datang!” dan Dia tidak mau Saudara
ketinggalan, Dia mau setiap kita diangkat bersama-sama
dengan Dia. Amin! Saudara, saya merasakan ketika
memasuki tahun 2018, pada waktu Tuhan menyuruh saya
merekam volume ke-9 yang berjudul, “Lord, I worship
You”, Tuhan mau hari-hari ini kita banyak menyembah Dia
dan kita banyak menaikkan pujian dan penyembahan kepada
Dia. Memasuki tahun 2018, bisakah setiap hari Saudara
mengangkat tangan dan berkata, “I am Yours, forever
Yours.” Ayo mulai sekarang tiap hari kita lakukan ini,
itu yang Tuhan minta. Ketika Saudara melakukan ini, hati
Tuhan sangat senang melihat Saudara.
3. PEMISAHAN
Arti ketiga dari permulaan yang baru adalah pemisahan.
Kalau Saudara membaca Kejadian 1:1, ayat itu saya baca
pada tanggal 1 Januari yang lalu, itu adalah permulaan
yang baru. Dikatakan di situ, “Pada mulanya Allah
menciptakan langit dan bumi….”
Dikatakan bahwa pada hari pertama, yaitu pada permulaan
yang baru, Allah memisahkan terang dari gelap. Mengapa?
Sebab Allah melihat terang itu baik adanya. Memasuki
tahun 2018 akan terjadi pemisahan orang-orang yang
hidupnya dalam terang dari orang-orang yang hidupnya
dalam gelap.
Wahyu 22:11-12, “Barangsiapa yang berbuat jahat, biarlah
ia terus berbuat jahat; barangsiapa yang cemar, biarlah
ia terus cemar; dan barangsiapa yang benar, biarlah ia
terus berbuat kebenaran; barangsiapa yang kudus, biarlah
ia terus menguduskan dirinya!” Sesungguhnya Aku datang
segera dan Aku membawa upah-Ku untuk membalaskan kepada
setiap orang menurut perbuatannya.”
Memasuki tahun ini, Saudara akan lihat akan ada
orang-orang yang hidupnya extra dalam terang. Dia sudah
terang, tetapi semakin terang seperti tadi dikatakan.
Sebaliknya mereka yang hidup dalam gelap akan lebih
gelap lagi, extra gelap! Tetapi Saudara harus tahu,
orang yang hidupnya di dalam terang itu Tuhan katakan,
“Itu baik adanya!”
Saudara yang dikasihi Tuhan, hati-hati! Hidupmu saat ini
ada di mana? Yang sudah terang jangan ke gelap, tetapi
yang terang biarlah bertambah terang. Namun tentang yang
hidupnya gelap Tuhan katakan, “Biarkan…”. Kalau kita
membaca dari Maleakhi 3:18 dikatakan, “Maka kamu akan
melihat kembali perbedaan antara orang benar dan orang
fasik, antara orang yang beribadah kepada Allah dan
orang yang tidak beribadah kepada-Nya.” Kita akan
memasuki tahun 2018 dan Saudara akan melihat ini. Amin!
4. MEMBUAT SESUATU YANG BARU
Yesaya 43:18-19, “Firman-Nya: “Janganlah ingat-ingat
hal-hal yang dahulu, dan janganlah perhatikan hal-hal
yang dari zaman purbakala! Lihat, Aku hendak membuat
sesuatu yang baru, yang sekarang sudah tumbuh, belumkah
kamu mengetahuinya? Ya, Aku hendak membuat jalan di
padang gurun dan sungai-sungai di padang belantara.”
Saudara, belumkah kamu mengetahui bahwa Allah sedang
membuat sesuatu yang baru yang sekarang sudah tumbuh,
artinya sudah dilakukan? Apakah itu? Membuat jalan di
padang gurun dan sungai-sungai di padang belantara.
Saudara, kalau pada zaman itu membuat jalan di padang
gurun dan sungai-sungai di padang belantara adalah hal
yang mustahil, tetapi Allah bisa membuat ini sebab bagi
Allah tidak ada yang mustahil. Dan ini dikatakan
“Mujizat yang tidak lazim!” yang disebut dengan “Unusual
Miracle!”. Ada berapa banyak yang mau mengalami mujizat
yang tidak lazim? Pertanyaan saya, ada berapa banyak
yang mengasihi Tuhan Yesus? Saudara yang mengasihi Tuhan
Yesus, memasuki tahun 2018 Saudara akan mengalami apa
yang dikatakan dalam 1 Kor 2:9, apa yang Saudara belum
pernah dilihat oleh mata, belum pernah didengar oleh
telinga, belum pernah timbul dalam hati, semua akan
Saudara alami!
Mari katakan bersama saya, “Mujizat yang tidak lazim….unusual
miracle, terjadi dalam hidupku!”. Amin!
Nabi Elia pernah mengalami unusual miracle, di mana
ketika Tuhan menghukum Bangsa Israel pada masa
pemerintahan Raja Ahab dengan memberikan masa kekeringan
selama 3,5 tahun, maka ketika itu Elia pun terkena
dampaknya. Saudara jangan lupa, walaupun kita orang yang
dikasihi oleh Tuhan, waktu kekeringan seperti itu, kita
pun akan terkena dampaknya. Tetapi jangan lupa, meskipun
Elia terkena dampaknya, dia ditolong oleh Tuhan dengan
cara yang ajaib, yang saya katakan melalui mujizat yang
tidak lazim tadi. Apa yang Tuhan lakukan?
1. PEMELIHARAAN TUHAN DI SUNGAI KERIT
Elia disuruh bersembunyi di Sungai Kerit, “Kamu minum
dari situ” dan tiap pagi dan petang burung gagak datang
membawa roti dan daging untuk memberi makan Elia. Apakah
Saudara percaya burung gagak membawa roti dan daging?
Berbahagialah Saudara yang percaya, sebab ada orang yang
berkata, “Mana mungkin?!”. Ini Firman Tuhan! Kalau itu
bisa terjadi pada Elia, itu juga bisa terjadi pada kita.
Amin!
2. PEMELIHARAAN TUHAN MELALUI SEORANG JANDA MISKIN DI
SARFAT
Setelah Sungai Kerit kering, Tuhan berkata kepada Elia,
“Kamu pergi ke Sarfat, Aku sudah menunjuk seorang janda
untuk memelihara kamu, memberi kamu makan.” Wah, Elia
senang, dia berpikir pasti jandanya ini cukup kaya
sehingga bisa memberi dia makan. Tetapi alangkah
kagetnya dia ketika bertemu dengan janda itu, ternyata
dia sangat miskin! Saya kadang-kadang berpikir, untuk
menolong orang lain harusnya dari orang yang cukup kaya,
tetapi ini dari seorang miskin! Jawabannya, sebab
melalui orang yang miskin tadi Tuhan akan menunjukkan
dan membuat mujizat yang tidak lazim.
Ketika Elia minta minum, janda Sarfat ini diam, tetapi
ketika minta roti, saya percaya dengan berlinang air
mata janda itu berkata, “Tepung dan minyak yang saya
punyai itu hanya cukup untuk saya dan anak saya 1x makan,
setelah itu kami akan mati!”. Tiba-tiba Tuhan berbicara
kepada Elia, “Begini, kamu buat roti itu, tetapi buatkan
terlebih dahulu untuk aku sepotong roti bundar kecil,
setelah itu yang lainnya untuk engkau dan anakmu.” Saya
mau tanya kepada Saudara, roti yang diberikan kepada
Elia untuk dimakan dan yang dimakan oleh janda Sarfat
beserta anaknya itu lebih banyak mana? Tentunya lebih
banyak yang dimakan janda Sarfat dan anaknya! Sebab Elia
hanya meminta sepotong kecil saja, yang banyak itu untuk
janda Sarfat dan anaknya.
Tuhan berkata, “Kalau kamu lakukan itu, tepung dalam
tempayan tidak akan habis dan minyak dalam buli-buli
tidak akan berkurang sampai selesai masa kekeringan!”.
Dan itu benar-benar terjadi! Itu adalah mujizat yang
tidak lazim!
Saudara, Tuhan hari-hari ini mau kita seperti janda
Sarfat. Apakah Saudara siap? Kalau Saudara kira-kira
jadi janda Sarfat, apakah Saudara bisa melakukan ini?
Pada saat kita kekurangan dan Tuhan berkata, “Berikan
kepada Aku terlebih dahulu!”, bisakah kita memberikannya
kepada Tuhan? Ini yang Tuhan minta! Kalau kita bisa
melakukan itu, maka artinya Elia, janda Sarfat dan
anaknya sama-sama hidup dan roti yang lebih besar itu
ada pada janda Sarfat dan anaknya itu. Ini yang Tuhan
mau kita lakukan hari-hari ini, kalau kita lakukan itu
maka pekerjaan Tuhan tidak akan pernah terbengkalai. Dan
kita akan diberkati jauh daripada apa yang kita berikan.
Ada berapa banyak yang mau? Kita sedang memasuki
Pentakosta yang ketiga, ini masa penuaian jiwa yang
terbesar dan terakhir. Dan saya tahu ini membutuhkan
biaya, namun saya percaya janda Sarfat-janda Sarfat,
yaitu Saudara dan saya akan dipakai Tuhan untuk ini.
Amin!
Kolose 3:23-24, “Apa pun juga yang kamu perbuat,
perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan
bukan untuk manusia. Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu
akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah.
Kristus adalah tuan dan kamu hamba-Nya.”
Saudara, ini adalah pesan Tuhan, ketika kita memasuki
masa kekeringan dan kalau Tuhan minta, berikan kepada
Dia terlebih dahulu, baru kemudian untuk kita. “Apa pun
juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu
seperti untuk Tuhan…”, nomor 1 itu untuk Tuhan, bukan
untuk manusia atau dirinya sendiri. Saya tidak tahu
keadaan Saudara yang datang ke tempat ini, mungkin
ketika memasuki tahun 2018, Saudara ada dalam masalah
besar, Saudara dalam keadaan yang tidak baik. Mungkin
Saudara sedang ditindas oleh teman, atasan atau majikan
dan Saudara berkata, “Apa reaksi saya? Ini menindas saya!
Ini berbuat tidak baik kepada saya.” Saudara, perbuatlah
nomor 1 untuk Tuhan, itu responnya! Jangan Saudara untuk
dirinya sendiri yang mengasihani dirinya sendiri, yang
merancangkan pembalasan terhadap hal-hal yang seperti
itu, jangan! Berikan kepada Tuhan apa yang Dia minta.
Dan apa yang Dia minta? UCAPAN SYUKUR! Sesuai dengan 1
Tesalonika 5:18, “Mengucap syukurlah dalam segala hal,
sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus
Yesus bagi kamu.”
Kesaksian:
Saya mau bersaksi yang mungkin sebagian sudah
mendengarnya. Ketika Tuhan memanggil saya untuk menjadi
hamba Tuhan, saya dipanggil melalui cara yang menurut
saya tidak enak. Mengapa? Saya baru menurut kepada Tuhan
setelah saya mengalami yang disebut, “Ludes…des…”. ‘Des’
yang pertama, harta saya semua dihabiskan dalam tempo
yang relatif singkat, habis total! ‘Des’ yang kedua,
ditambahi hutang. Itu keadaan saya dan dalam keadaan
seperti itu saya baru menurut untuk dipanggil Tuhan.
Janganlah seperti saya!
Saudara, di dalam pergumulannya saya tidak tahu apa yang
harus diperbuat, di mana saya juga tidak tahu dan tidak
mengerti apa itu pelayanan waktu itu, hanya panggilan,
“Kamu ikut Aku!”. Dan itu berlangsung cukup lama yang
mana akhirnya saya ada di puncaknya dan saya sudah tidak
tahan dan saya mau meninggalkan panggilan. Di
tengah-tengah saya mulai merencanakan seperti itu,
tiba-tiba Tuhan berkata kepada saya, “Niko, dalam
keadaan seperti ini…dalam keadaan engkau merasa
kekeringan seperti ini, engkau harus mengucap syukur!”.
Saudara, terus-terang saya berontak, “Mengucap syukur,
Tuhan? Dalam keadaan seperti ini mengucap syukur?”. Saya
bergumul cukup lama dan saya ingat pada waktu itu saya
mengambil gitar dan keluarlah lagu, “S’gala puji syukur
hanya bagi-Mu, Tuhan….”. Sekarang lagu ini dinyanyikan
dengan sukacita, namun sesungguhnya pada waktu saya
mendapatkannya, itu dengan tangisan dan air mata. Tetapi
setelah itu tiba-tiba saya menjadi ‘plong’ atau lega.
Saya bisa menyanyikan lagu ini dengan benar-benar
berterima kasih kepada Tuhan, “Terima kasih Tuhan buat
keadaan saya…”. Saya tahu itu merupakan titik balik
dalam pelayanan saya. Kalau pada waktu itu saya gagal
mengucap syukur, saya tahu dan percaya bahwa saya tidak
akan bersama-sama dengan Saudara hari ini! Tetapi karena
saya melakukan itu, ada kuasa dalam pengucapan syukur,
maka terjadilah apa yang Tuhan katakan kepada saya dan
saya mengalami tepung dalam tempayan tidak pernah habis
serta minyak dalam buli-buli tidak pernah berkurang
sampai Tuhan Yesus datang. Haleluya!
PERSEMBAHAN BUAH SULUNG
Saya mau mengajak Saudara membaca Amsal 3:9-10,
“Muliakanlah TUHAN dengan hartamu dan dengan hasil
pertama dari segala penghasilanmu, maka
lumbung-lumbungmu akan diisi penuh sampai
melimpah-limpah, dan bejana pemerahanmu akan meluap
dengan air buah anggurnya.”
Saudara, memasuki tahun 2018 kita akan mempersembahkan
harta kita kepada Tuhan terlebih dahulu. Untuk itu kita
akan memberikan Buah Sulung. Buah Sulung ini bisa
diartikan permulaan yang baru, sebab buah sulung untuk
tahun 2018 itu berarti segala penghasilan, segala
keuntungan yang kita dapatkan pada bulan Januari (bulan
ini) dan diberikan bulan depan. Sebagian atau semuanya?
“Firman Tuhan berkata semuanya, Pak. Tetapi saya berat…”.
Itu pergumulan Saudara, tetapi kalau Saudara mau
mengalami janji Tuhan dan Tuhan berjanji, “Ya dan amin”,
jangan dipelintir-pelintir lagi, kalau Saudara mau
melakukannya, Saudara akan diberkati. Saya mau katakan
kepada Saudara, tepung dalam tempayanmu tidak akan habis,
minyak dalam buli-buli Saudara tidak akan pernah
berkurang sampai Tuhan Yesus datang. Amin!
Selain Elia, Ishak juga pernah mengalami mujizat yang
tidak lazim. Kalau Ishak pernah mengalami itu, berarti
kita juga bisa mengalami. Kalau tadi Elia pada masa
kekeringan, sedangkan Ishak pada masa kelaparan. Jadi
pada waktu kelaparan Tuhan berkata kepada Ishak, “Kamu
jangan pergi ke Mesir, tetapi Aku akan tunjukkan kamu
harus pergi kemana, yaitu di sini, di Gerar, kamu
tinggal di sini. Kalau kamu lakukan ini, kamu akan
diberkati berlimpah-limpah.” Saudara, Mesir bisa
diartikan cara-cara dunia, tetapi Gerar itu caranya
Tuhan. Saya mau beritahu Saudara, memasuki tahun 2018,
ini adalah tahun kelaparan secara jasmani dan rohani.
Saya tidak memperdulikan bagaimana yang disebut analisa
ekonomi dan sebagainya, sebab mereka sekarang sudah
takut juga apakah kira-kira siklus 10 tahunan, yaitu
tahun 1998 dan 2008 juga akan terjadi pada 2018? Saya
tidak berbicara tentang hal itu karena itu bagian mereka.
Tetapi Tuhan hanya berbicara bahwa tahun 2018 ini adalah
tahun kelaparan jasmani dan rohani.
Kelaparan secara rohani artinya akan banyak orang-orang
yang lapar akan kebenaran. Ini adalah terjadinya
penuaian jiwa yang terbesar dan terakhir sebelum Tuhan
Yesus datang kali yang kedua. Tuhan ingatkan, pada waktu
masa kelaparan, jangan sekali-kali memakai cara dunia,
tetapi hanya cara-Nya Tuhan! Tuhan akan menuntun kita.
Amin!
Pada waktu akan memasuki tahun 2018, Tuhan berbicara
melalui 1 ayat yang sangat kuat kepada saya, “Kamu
jangan kuatir terhadap hari besok. Hari besok mempunyai
kesulitannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk
sehari.” Saya percaya kalau kita bisa melakukan ini,
tidak ada istilahnya tidak bisa tidur. Melainkan kita
akan tidur nyenyak, damai sejahtera berlimpah, tidak
peduli kelaparan atau kekeringan. Dan itu yang Tuhan mau
sebab Tuhan akan tunjukkan seperti Ishak. Apa yang Tuhan
tunjukkan? Di dalam masa kelaparan, ketika dia pada
permulaan yang baru tinggal di Gerar, Tuhan berkata
kepada Ishak, “Kamu sekarang menabur!”. Saudara, ini
tidak gampang! Ishak mungkin berkata, “Tuhan, menabur?
Musim kering, tidak ada air. Apakah bisa tumbuh? Dan ini
yang saya tabur adalah untuk persediaan makan buat saya
selama musim kelaparan. Kalau tidak tumbuh bagaimana?”.
Saya tahu itu pergumulannya! Setiap kita akan mengalami
pergumulan, tetapi akhirnya Ishak menang dalam
pergumulannya, dia setuju dengan Tuhan dan menabur! Apa
yang terjadi pada waktu dia menabur?
Sekarang kita baca Kejadian 26:12-13, “Maka menaburlah
Ishak di tanah itu dan dalam tahun itu juga ia mendapat
hasil seratus kali lipat; sebab ia diberkati TUHAN. Dan
orang itu menjadi kaya, bahkan kian lama kian kaya,
sehingga ia menjadi sangat kaya.”
Mungkin Saudara berkata, “Itu kan Ishak, kalau saya
bagaimana?”. Apakah Saudara mau itu terjadi dalam hidup
Saudara? Apakah Saudara percaya? Mari kita perkatakan
dengan mengganti kata Ishak dengan nama kita
masing-masing. Kalau Saudara percaya mari perkatakan
sekarang dan jadilah sebagaimana Saudara perkatakan
sebab Saudara percaya. Amin!
“Maka menaburlah (sebut nama Saudara) di tanah itu dan
dalam tahun ini juga (sebut nama Saudara) mendapat hasil
seratus kali lipat; sebab (sebut nama Saudara) diberkati
TUHAN. Dan (sebut nama Saudara) menjadi kaya, bahkan
kian lama kian kaya, sehingga (sebut nama Saudara)
menjadi sangat kaya dalam segala hal!”.
Saudara, tabur yang baik! Jelas Saudara akan menuai jauh
lebih besar dari apa yang Saudara tabur. Tabur yang baik
dan Saudara akan diberkati 100x lipat! Engkau akan
menjadi kaya, makin lama makin kaya dan menjadi sangat
kaya. Amin!
Khotbah Bapak Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahardjo
JCC, 7 Januari 2018