“TAHUN PEY - 5780”
Shalom Saudara yang dikasihi Tuhan,
Saya baru pulang dari satu perjalanan yang panjang dan
berat secara fisik. Selama 19 hari saya ke Amerika dan
setelah itu saya ke pergi ke Tanah Perjanjian. Rencana
semula, dalam waktu 19 hari itu saya harus naik-turun
pesawat 16 kali, tetapi realisasinya 13 kali. Saya
menginap atau keluar-masuk 7 hotel dan saya tidur malam
di pesawat dengan jam yang berbeda sebanyak 3 kali. Saya
juga harus melakukan perjalanan darat dengan mobil yang
cukup jauh sebanyak 2 kali.
Melihat jadwal yang seperti ini, saya sebagai orang yang
‘baru’ berumur 70 tahun, berseru:”Waduh!” Tetapi saya
tahu Tuhan yang memberikan ini. Sebagai manusia saya
agak ragu-ragu, lalu saya bertanya kepada Tuhan, “Ini
bagaimana ya Tuhan?” Saya diingatkan apa yang Tuhan
pernah katakan kepada saya, yaitu tentang perkataan Musa.
Musa berkata begini, “Umur manusia itu 70 tahun, kalau
kuat 80 tahun.” Nah, ini Musa yang berkata, tetapi pada
waktu berumur 80 tahun, dia justru dipakai Tuhan untuk
membawa orang Israel keluar dari tanah Mesir! Dan untuk
itu Tuhan tambahkan 40 tahun lagi buat dia, jadi umur
Musa 120 tahun!
Saudara, kalau tadi dikatakan, “Umur manusia 70 tahun,
kalau kuat 80 tahun…”, Pengalaman Musa di usia 80 tahun
mirip dengan pengalaman saya di usia 70 Tuhan. Yaitu
Tuhan berikan kepada saya tugas sebagai “Messenger dari
Pentakosta yang ketiga.” Wow!
Jadi ini umurnya pas, “Umur manusia itu 70 tahun, kalau
kuat 80 tahun…”, Umur 80 adalah tahunnya Musa, sedangkan
yang umur 70 itu tahunnya saya. Saya tahu Tuhan akan
pakai saya ke depan, tetapi saya tidak tahu berapa lama
lagi, namun saya tahu ini pelayanan yang terakhir. Dan
waktu Tuhan bicara kepada saya, “Pentakosta Ketiga itu
tidak lama…”, setelah itu Tuhan Yesus datang! Hanya
berapa lama, saya tidak tahu. Dan saya percaya ini
pelayanan saya yang terakhir.
Ketika saya diingatkan itu, Tuhan berkata: “Kamu akan
kuat seperti Musa!” Saya hanya berkata, “Oh begitu,
Tuhan…Terima kasih, Tuhan…Terima kasih…” Tetapi
menghadapi perjalanan ini, sebagai manusia hati saya
cukup berdebar! Akhirnya saya ingat apa yang Dr. Janto
yang adalah dokter saya dan salah satu gembala sidang di
tempat kita, dia bicara pada saya, “Pak Niko, jantung
Pak Niko dicek saja.” Memang saya sudah lama tidak
mengecek jantung saya, sudah beberapa tahun. Setiap
tahun dia mengajak saya mengecek jantung dan saya jawab,
“Ya, ok…ok…”, tetapi hingga setahun lagi ketemu saya
tetap hanya menjawab yang sama. Tetapi kali ini saya
yang berinisiatif untuk mengecek jantung saya.
Pada waktu saya mau mengecek jantung saya, saya
diingatkan salah seorang rekan saya yang namanya tidak
usah saya sebutkan yang umurnya sama dengan saya. Waktu
kami berumur sekitar 60 tahun, dia berkata begini kepada
saya, “Pak Niko, saya ini baru periksa dokter. Dokter
bilang jantung saya seperti orang yang umurnya 80 tahun.”
Wow! Saudara yang dikasihi Tuhan, jadi umur jantungnya
lebih tua dari umur secara biologis. Saya itu kepingin
Saudara, “Tuhan, kalau boleh dokternya itu ngomong umur
jantung saya lebih muda dari umur saya.” Lalu saya
diperiksa oleh dokter jantung saya, dr. Denio. Dia
berkata, “Wah, bagus Pak Niko..bagus…semua bagus!”. Saya
sangat bersukacita, tetapi bagusnya itu seberapa? Sebab
ini belum menjawab apa yang saya minta. Malam harinya
saya mendapatkan Whatsapp dari Dr. Janto, “Pak Niko,
hasil pemeriksaan jantung hari ini untuk Pak Niko itu
sangat memuaskan! Pak Niko tahu, kondisi jantung Pak
Niko saat ini lebih bagus dari pada kondisi 11 - 12
tahun yang lalu!” Wow! Saudara, perlu saya berikan
catatan, 11 - 12 tahun yang lalu jantung saya tidak
jelek, kalau jelek artinya sama aja! Tetapi ini kondisi
jantung saya lebih bagus dari pada 11 - 12 tahun lalu.
Jadi umur jantung saya seperti orang umur 40 atau 50;
saya tidak tahu. Waktu membaca itu saya menangis,
“Tuhan, terima kasih! Saya mau berangkat…saya mau
berangkat!” Ini penting Saudara, secara psikologis itu
seperti ada dorongan. Saya menghadapi perjalanan yang
begitu panjang, “Waduh, ini apa-apaan?” Saya berangkat
dan saya pulang dengan selamat, sejahtera dan dengan
kesehatan yang baik saat ini. Nah Saudara, satu hal yang
ingin saya katakan, apa pun yang saya lakukan ke depan
ini, apa pun yang orang-orang berikan kepada saya, itu
semua mengacu kepada tugas saya yang terakhir yaitu
sebagai ‘Messenger Pentakosta yang Ketiga’. Jadi kalau
tadi Saudara melihat “The Niko Njotorahardjo Hall”, itu
semua dalam rangka saya sebagai ‘Messenger Pentakosta
Ketiga’. Amin!
Saudara yang dikasihi Tuhan, itu bukan untuk kebanggaan
bagi saya. Pada Januari 2019, Billy Wilson datang kepada
saya, satu bulan sebelum saya ulang tahun yang ke-70.
Dia datang dan berkata mengenai hal ini. Terus-terang
pada waktu itu saya berdoa, “Tuhan, ini bagaimana, ya
Tuhan? Di mana ini resiko buat saya cukup banyak, ya
Tuhan?” Dikira saya akan membesar-besarkan nama saya,
padahal saya tidak perlu nama saya ditulis begitu, sebab
tanpa itu pun saya juga sudah dikenal. Tetapi Saudara
harus tahu karena akhirnya Tuhan menyuruh, “Kamu terima!”
dan saya terima. Saudara, kenapa nama dari salah-satu
dormitory itu dibangun setelah 43 tahun dari dormitory
yang lama. Jadi ini sesuatu yang luar biasa dan nama itu
Tuhan berikan kepada saya. Nah Saudara, kenapa itu
diberikan?
Yang pertama, pada waktu saya pertama kali ke ORU (Oral
Roberts University), yaitu university yang paling
terkenal di antara Gereja Pantekosta pada tahun 2010
dalam rangka Empowered 21 yang pertama, pada waktu saya
mempersiapkan diri tiba-tiba Tuhan berbicara kepada saya,
“Niko, kamu akan menerima tongkat estafet dari Oral
Roberts.” Waduh! Dan yang seperti ini saya susah
bercerita kepada orang lain, “Benar tidak ya? Benar
tidak ya, apa yang saya dengar?” Nah, ternyata Billy
Wilson datang dan ngomong kepada saya, “Saya dapatkan
Anda, Pak Niko, itu menerima mantelnya dari Oral
Roberts.” Saya kaget!
Dia katakan ada 4 alasan yang Billy Wilson berikan yaitu:
• Yang pertama, Anda punya pelayanan yang sama, yaitu
pelayanan ‘healing’ dengan Oral Roberts.
• Yang kedua, Anda punya banyak businessmen, demikian
juga Oral Roberts.
• Yang ketiga, Oral Roberts membangun (seperti diketahui
kompleksnya itu cukup besar dan di sini kita juga punya
bangunan-bangunan yang cukup banyak, termasuk SICC, dsb).
• Yang keempat, tentang memberi.
Saudara, memberi itu penting, sebab semua itu tidak ada
artinya kalau tidak memberi; terutama kepada orang-orang
yang berkekurangan. Dan itu kita lakukan! Melalui
pelayanan ‘healing’ Tuhan menyuruh, “Kumpulkan
gereja-gereja di satu kota, ajak gereja-gereja untuk
membawa orang-orang miskin, orang-orang sakit,
orang-orang yang tidak punya uang untuk ke dokter sebab
AKU akan menyembuhkan mereka! Dan biayanya kamu bawa
sendiri!” Itu yang kita lakukan, jadi dengan dasar itu
dia melihat bahwa mantelnya Oral Roberts itu jatuh
kepada saya.
Lima tahun yang lalu saya diundang oleh Billy Wilson
datang ke sana untuk berkhotbah di Chapel, di antara
anak-anak mahasiswa tadi. Kemudian saya diajak ke
kantornya, di sana ada kursi dan mejanya Oral Roberts
dulu. Lalu Billy Wilson mendudukkan saya di kursinya
Oral Roberts, selesai itu dia berkata, “Selesailah tugas
saya!”, jadi secara profetik saya didudukkan di sana.
Itu terjadi 5 tahun yang lalu!
Yang kedua, seperti tadi Saudara dengar Billy Wilson
berkata, “Kita berteman cukup lama (10 tahun saya
mengenal dia), kita sama-sama di Empowered 21…” Saya
sebagai orang pertama di Empowered 21 yang lahir di Oral
Roberts University ini dan kita berjalan bersama-sama.
Dan dia bilang bahwa dia itu sudah banyak dekat dengan
seseorang atau satu pelayanan, tiba-tiba dia merasa
bahwa orang itu tidak karu-karuan lalu akhirnya dia
tinggalkan, tetapi dengan kita itu sebaliknya, justru
semakin dekat atau semakin masuk, dia itu semakin tahu
dan semakin dekat dengan kita. Ini yang Billy Wilson
katakan.
Yang ketiga, karena Pentakosta yang Ketiga! Ini yang
paling penting! Saudara, kalau waktu itu Billy Wilson
tidak berkata tentang Pentakosta Ketiga, saya pasti
tidak mau. Untuk apa nama saya ada disitu? Tanpa itu
nama saya juga sudah dikenal! Tetapi ini karena di salah
satu dinding ada penjelasan tentang Pentakosta Ketiga,
ketika saya pergi ke sana, saya terkejut.
Saudara tahu, saya sebagai ‘Messenger dari Pentakosta
Ketiga’ yang juga berarti kita semua, yang paling
penting adalah untuk disebarkan ke seluruh dunia. Jadi
waktu itu saya berkata, “Pentakosta Ketiga itu terjadi
di Indonesia…from East to West dan sekarang ke Amerika.
Dan tugasnya Amerika itu menyebarkan ke seluruh dunia.
Dan setelah itu kembali ke Yerusalem.”
Ada 2 (dua) tempat yang Tuhan pakai sebagai sarana untuk
terjadinya kegerakan Pentakosta Ketiga, yaitu:
1. Oral Roberts University
Karena mahasiswa universitas tersebut berasal dari 114
negara dan 50 states di Amerika. Pada waktu peresmian,
gubernurnya juga datang. Gubernurnya adalah seorang anak
Tuhan yang sungguh-sungguh dengan Tuhan.
2. Church Of God
Gereja ini dipakai Tuhan untuk menyebar-luaskan
Pentakosta Ketiga ke cabang-cabangnya yang tersebar di
185 negara di seluruh dunia.
Dan itulah yang Tuhan kerjakan selama 1 tahun, sehingga
saya sendiri terheran-heran. Sekali lagi, tentang “Niko
Njotorahardjo Hall” itu bukan namanya yang saya
pentingkan, tetapi karena ada Pentakosta Ketiga nya di
dalamnya! Dan jangan lupa yang membangun itu adalah Oral
Roberts University, bukan saya! Saya hanya memberikan
sekedar untuk ikatan, tetapi yang membangunnya adalah
Oral Roberts University!
TAHUN PEY - 5780
Dari tanggal 29 September 2019 - 18 September 2020,
kalender Ibrani memasuki tahun 5780 yang disebut dengan
Tahun Pey (80). Kita baru saja meninggalkan Tahun Ayin
(70) selama 1 dekade (5770 – 5779) yang berbicara
tentang sebuah mata, yaitu mata Tuhan dan mata kita.
Dikatakan, “Mata Tuhan tertuju kepada mereka yang takut
akan Dia dan yang berharap kepada kasih setia-Nya.”
Untuk mengajar, menasehati, menunjukkan jalan yang harus
kita tempuh. Ini baru bisa kita pahami hanya kalau mata
kita tertuju kepada Dia.
Selama 10 tahun pesan ini disampaikan kepada Saudara dan
saya. Sekarang kita memasuki dekade yang baru, tahun
yang baru yang disebut dengan dekade ‘Pey’ (80). ‘Pey’
ini bukan sekedar memasuki tahun yang baru atau dekade
yang baru, tetapi ini sebetulnya adalah era baru dalam
sejarah. Karena dalam dekade ‘Pey’ itu akan banyak
pewahyuan dari Tuhan yang akan turun. Dekade ‘Pey’ ini
merupakan awal dari musim yang baru buat Saudara dan
saya. Amin!
1. ‘Pey’ Menggambarkan Sebuah Mulut
Itu berbicara tentang perkataan, ekspresi verbal,
vokalisasi, berbicara, komunikasi, pemberitaan atau
sebaliknya, berdiam, mengunyah, meniup itulah yang
dimaksud dengan mulut. Ada beberapa hal yang harus
diperhatikan tentang mulut, yaitu:
a. Lidah Seorang Murid
“Tuhan Allah telah memberikan kepadaku lidah seperti
seorang murid, supaya dengan perkataan aku dapat memberi
semangat baru kepada orang yang letih lesu.” (Yesaya
50:4a)
Ada berapa banyak murid Tuhan Yesus di tempat ini?
Saudara ingat, perkataan kita adalah untuk memberikan
semangat baru kepada orang yang letih lesu, bukan
sebaliknya! Kalau justru membuat orang yang tadinya
semangat jadi letih lesu, itu bukanlah murid! Kalau kita
murid maka perkataan kita akan memberi semangat baru
kepada yang letih lesu. Mari kita berjanji di hadapan
Tuhan. Amin!
b. Tidak Boleh Ada Perkataan Kotor
“Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu,
tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di
mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh
kasih karunia.” (Efesus 4:29)
Judul perikop dari ayat ini adalah Manusia Baru. Saudara
ingat!! Janganlah ada perkataan kotor di mulutmu, tetapi
perkataan yang baik untuk membangun, dimana perlu;
supaya mereka yang mendengarnya beroleh kasih karunia.
Yang mau berjanji di hadapan Tuhan, katakan: “Amin!”
c. Ramah Seorang Terhadap yang Lain
“Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain,
penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana
Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.” (Efesus
4:32)
Ramah, bukan marah! Orang ramah dengan marah
terus-menerus itu berbeda, tetapi saya percaya jemaat di
tempat ini sebagai manusia baru, kita mau bersikap ramah.
d. Tidak Mengeluarkan Perkataan yang Sia-sia
Setiap kata yang sia-sia harus dipertanggungjawabkan
pada hari penghakiman
“Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang
diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari
penghakiman. Karena menurut ucapanmu engkau akan
dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan
dihukum.” (Matius 12:36 - 37)
Saudara, hati-hati dengan mulut kita. Perkataan yang
sia-sia, fitnah, gosip, kata-kata kotor, bohong, hoax,
ujaran kebencian, jangan sampai kita ucapkan sebab itu
semua harus kita pertanggungjawabkan nanti di hari
penghakiman. Karena dengan ucapan kita akan dibenarkan
dan dengan ucapan kita juga akan dihukum! Mungkin ada
yang berkata, “Enggak Pak. Saya tidak pernah berkata
bohong atau hoax.” Lalu dengan jari-jari apa yang kita
ketik di handphone? Itu lebih jahat dari ngomong.
Hati-hati!
Saya percaya ini peringatan yang luar biasa! Kalau saya
lihat hari-hari ini, banyak orang Kristen, bukan hanya
orang awam, Pendeta pun maaf ya, mulutnya banyak
mengucapkan kata sia-sia. Itu yang namanya ujaran
kebencian dan hoax dikiranya biasa saja!
Dan kalau kita lihat orang Kristen lebih dahsyat.
Buktinya, saya diberi data bahwa penjara wanita di
Cipinang 40%-nya adalah orang Kristen. Padahal berapa
persen orang Kristen di Indonesia? Sedangkan tadi 40%
yang di penjara adalah orang Kristen! Yang namanya orang
Kristen, hoax, ujaran kebencian dan fitnah itu seenaknya
saja. Hati-hati dengan mulut kita! Biasanya hati-hati
dengan hatimu, tetapi sekarang saya mau ngomong,
hati-hati dengan mulut kita. Amin! Apakah Saudara punya
agenda? Tulis di sana, “Tanggal 13 Oktober 2019, di
hadapan Tuhan saya berkata, “Mulutku penuh dengan pujian,
pada-Mu ya Yesus, Tuhan…!”
2. Dekade ‘Pey’ Akan Banyak Deklarasi Tentang
Kemerdekaan Dan Kemenangan
Deklarasi tentang kemerdekaan dan kemenangan, sebab kita
ada di Era Pentakosta Ketiga dimana akan banyak terjadi
penuaian jiwa yang terbesar dan terakhir sebelum Tuhan
Yesus datang untuk kali yang kedua. Mereka akan
mendeklarasikan dengan mulut ini!
3. Dekade ‘Pey’ Akan Banyak Bertemu Muka Dengan Muka
Dengan Tuhan
Kata ‘Pey’ ada hubungannya dengan kata ‘PNIEL’. Dalam
Kejadian 32:30,
“Yakub menamai tempat itu Pniel, sebab katanya: “Aku
telah melihat Allah berhadapan muka, tetapi nyawaku
tertolong!”
Jadi ini adalah kisah pada waktu Yakub harus lari dari
rumah orang tuanya, ke Padan-Aram karena hendak dibunuh
oleh Esau, kakaknya gara-gara Esau ditipu oleh Yakub.
Maka larilah Yakub, dan selama 20 tahun di perantauan
itu dia bekerja membanting tulang. Dia ditipu
habis-habisan oleh mertuanya sendiri.
Pada suatu hari dia digerakkan oleh Tuhan untuk kembali
ke rumah bapanya. Dan dalam perjalanan pulang, pada
malam hari Yakub bergumul dengan laki-laki yang saya
percaya itu adalah malaikat Tuhan. Karena dikatakan
tidak dapat mengalahkan, maka laki-laki atau malaikat
Tuhan itu memukul sendi pangkal paha Yakub sehingga
terpelecok. Saudara, Yakub memeganginya terus sampai
waktu fajar menyingsing. Lalu malaikat Tuhan itu berkata,
“Biarkan aku pergi, sebab fajar telah menyingsing.”
Tetapi Yakub berkata, “Tidak! Pokoknya tidak akan aku
lepaskan sebelum engkau memberkati aku.” Kemudian
laki-laki atau malaikat Tuhan itu bertanya kepada Yakub,
“Siapakah namamu?” “Yakub.” “Mulai hari ini namamu
diubah, bukan Yakub lagi tetapi Israel, sebab engkau
telah bergumul melawan Allah dan manusia dan engkau
menang.”
Jadi Yakub keluar sebagai pemenang! Namanya diganti
menjadi Israel. Pemenang karena dia bergumul melawan
Allah dan manusia dan dia menang! Apakah Saudara mau
jadi pemenang? Saudara, hanya pemenang yang masuk sorga!
Siapakah pemenang itu? Kalau kita mau jadi pemenang,
kita harus bergumul melakukan Firman Tuhan dan bergumul
melawan sifat kedagingan kita sebagai manusia dan kita
menang! Karena itu kita jadi pemenang. Amin!
Saudara, untuk melakukan Firman Tuhan itu perlu bergumul.
Firman Tuhan berkata, “Kita harus mengampuni orang yang
bersalah kepada kita.” Berapa banyak? 70 x 7 kali!
Apakah Saudara bisa meng-aminkan ini? Saudara harus
bergumul! Dan saya percaya Saudara bisa! Kita harus
bergumul untuk bisa melakukan Firman Tuhan dan melawan
sifat kedagingan kita.
“Kasihilah musuhmu. Berbuat baik bagi yang membenci kamu.
Mintakan berkat bagi yang mengutuk kamu.
Kalau ditampar pipi kanan, berikan pipi kiri.
Kalau ada orang yang memaksa minta bajumu, berikan juga
jubahmu.
Kalau ada orang yang memaksa kita berjalan 1 mil,
berjalanlah 2 mil.”
Apakah mudah melakukan ini? Tidak! Kita harus bergumul!
Dan saya berdoa, mari kita seperti Yakub. Maka nama
Saudara akan diubah, yang tadinya kalah terus akan jadi
pemenang karena Saudara bergumul untuk melakukan Firman
Allah dan sifat kedagingan dan Saudara menang!
Tempat di mana Yakub mengalami kemenangan itu, dia
namakan ‘Pniel’. Dikatakan, “Aku telah melihat Allah
muka dengan muka, tetapi nyawaku tertolong!” Saudara,
pesan Tuhan masuk dekade ‘Pey’, kita diminta untuk
banyak bertemu muka dengan muka dengan Tuhan. Kalau
dekade ‘Ayin’ berbicara tentang mata dimana mata Tuhan
tertuju kepada kita dan mata kita harus tertuju kepada
Tuhan, maka dekade ‘Pey’ ini saya percaya sudah lebih
naik lagi. Kita harus berhadapan muka dengan muka dengan
Tuhan, banyak berada di hadirat Tuhan. Supaya apa? Kalau
kita bertemu muka dengan muka dengan Tuhan, maka dari
mulut kita itu tidak ada hoax atau ujaran kebencian.
Karena kita bertemu muka dengan muka dengan Tuhan, kita
mendengarkan Dia berbicara, dan itulah yang keluar dari
mulut kita. Amin!
Ingat kisah pada waktu Tuhan Yesus datang ke rumah Marta
dan Maria? Marta menyambut dengan cara yang luar biasa
karena dia senangnya luar biasa. Langsung dia ngepel
lantai, siapkan tempat tidur dan sepreinya diganti, lalu
memasak, “Tuhan Yesus kesukaannya apa ya? Oh pasti rawon
sama pecel!” Dia masak rawon dan pecel sehingga badannya
bau rawon semua dan dia keringatan. Begitu dia datang
melihat Maria, “Lho, enaknya Maria duduk di kaki Yesus
melihat muka dengan muka. Apa yang Tuhan Yesus katakan
dia dengarkan, karena berhadapan muka dengan muka.”
Dia kemudian komplain, “Guru, enaknya Maria! Saya
seperti ini, baju saya bau rawon semua, dia enak-enakan!”.
Jawab Tuhan Yesus: “Marta, Marta, engkau kuatir dan
sibuk dengan banyak perkara, tetapi Maria telah memilih
bagian yang terbaik yang tidak akan diambil daripadanya.”
Saudara, berhadapan muka dengan muka dengan Tuhan; di
hadapan Tuhan itu adalah hal yang terbaik! Supaya dari
mulut kita keluar perkataan Tuhan, bukan hoax, bukan
ujaran kebencian, bukan fitnah, bukan bohong, tetapi
yang keluar dari mulut kita adalah, “Mulutku penuh
dengan pujian kepada-Mu, ya Yesus Tuhan. Sepanjang hari
kuberi penghormatan kepada-Mu, ya Allahku!”
Mungkin ada di antara Saudara yang sekarang sedang
dipersimpangan jalan seperti Yakub pada waktu itu. Dia
kerja, kerja, kerja, banting tulang dan sering ditipu.
Mungkin keadaan Saudara seperti itu, tetapi Yakub
memutuskan untuk kembali ke rumah bapa dan karena itu
dia jadi pemenang! Kalau Saudara mau jadi pemenang di
mana kondisi Saudara seperti Yakub yang kerja dan
banting tulang, kena tipu kanan-kiri, Saudara harus
ambil keputusan untuk kembali pulang ke rumah Bapa.
Artinya, carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya,
maka semuanya… apa yang Saudara perlukan? Saudara kerja
banting tulang itu untuk apa? Maka semuanya, yaitu apa
yang Saudara perlukan akan ditambahkan kepada Saudara.
Amin!
4. Di Tahun Pey Dari Mulut Kita Harus Keluar Doa, Pujian
Dan Penyembahan
Saudara, saya melihat untuk Indonesia, Tuhan “ciptakan”
kondisi supaya anak Tuhan yang di Indonesia berdoa!
Saudara pikir sekarang yang terjadi gonjang-ganjing di
Indonesia itu untuk apa? Salah-satunya yang paling
penting di hadapan Tuhan adalah supaya Saudara dan saya
itu berdoa! Doakan Indonesia! Damailah Indonesiaku!
Damailah Indonesiaku! Doakan Indonesia setiap hari,
terutama sampai dengan tanggal 20 Oktober ini. Setelah
itu pun terus doakan! Saudara lihat, gonjang-ganjing ini
tidak akan berhenti! Tuhan “ciptakan” situasi ini,
tetapi percayalah dengan hal ini Pentakosta Ketiga,
penuaian jiwa yang terbesar dan yang terakhir itu
terjadi. Amin!
Saudara, di Amerika saya juga menghadiri acara lain. Tim
Hill yang adalah Ketua Umum dari Church of God
mendapatkan dari Tuhan untuk mencanangkan apa yang dia
sebutkan dengan “We Pray COG.” Ini khusus yang Church of
God dan dia minta saya bersama dia untuk menjadi
Co-Chair.
Church of God, Gereja partner kita dimana saya juga ada
di sana, itu umurnya sudah 133 tahun dan ada di 185
negara. Di sini Tim Hill sebagai Ketua Umumnya bersama
saya sekarang menjadi Co-Chair untuk doa “We Pray COG.”
Dan saya percaya kita bukan hanya berdoa untuk COG saja
tetapi juga Indonesia didoakan dan dunia pun didoakan.
Amin!
Nah, pada waktu saya di sana, diumumkan atau
dideklarasikan tentang ini di hadapan para pemimpin
utusan dari seluruh dunia yang sedang berkumpul di
Cleveland – Tennessee di kantor pusatnya Church of God.
Pada waktu itu dia minta saya maju ke depan dan ketika
Tim Hill memberikan pengertian apa yang dimaksud dengan
“We Pray COG”, saya diminta untuk berbicara. Disitu saya
katakan, “Saudara-saudara, Pentakosta Ketiga itu berasal
dari Indonesia, sekarang from East to West. Dan bergerak
sekarang ke Amerika dan COG ini adalah salah-satunya
yang dipakai oleh Tuhan untuk menyebarkan tentang
Pentakosta Ketiga ke seluruh dunia.”
Setelah itu kami berdoa bersama-sama dan berlutut
bersama-sama. Dan yang luar biasa hari itu Tim Hill
meminta yang memimpin pujian hari itu dari Indonesia,
yaitu team saya dimana hal ini belum pernah terjadi. Itu
adalah rapat atau pertemuan pemimpin dunia di Church of
God, pokoknya yang ikut dengan saya disuruh datang untuk
worship seperti kita ini. Di situ Pak Welyar mulai,
Saudara tahu apa yang terjadi? Begitu saya berlutut,
saya menangis dan semua orang pun menangis dilawat Tuhan!
Lalu keluar berbagai nubuatan dan penglihatan dan selama
2 jam itu tidak bisa berhenti! Hal ini belum pernah
terjadi dalam sejarah Church of God selama 133 tahun dan
ini disaksikan sendiri oleh Tim Hill!
Pada waktu itu Tim Hill tiba-tiba berkata, “Siapa di
antara Saudara yang sakit, boleh maju ke depan.” Ada
beberapa Pendeta yang maju ke depan, karena ini adalah
pertemuan para pemimpin. Lalu saya datang kepada mereka
dan menumpangkan tangan. Nah, ada seorang yang saya
tumpangkan tangan di kepalanya; namanya Barry. Dia juga
anggota dari Council of Eighteen sama dengan saya. Dia
itu sudah sakit selama 5½ bulan tetapi dokter tidak bisa
menemukan apa penyakitnya! Nah, malam hari sebelum hari
itu dia bermimpi di mana saya datang kepadanya dan
menumpangkan tangan atasnya dan mengucapkan kata-kata
kesembuhan. Besoknya ketika saya menumpangkan tangan
atasnya, dia kaget karena apa yang dia lihat dalam mimpi
itu dia lihat sekarang! Saya ucapkan, “Be healed in the
Name of Jesus!” Apa yang terjadi? Tidak lama kemudian
dia langsung sembuh! Dia merasakan penyakitnya hilang,
tetapi dia juga perlu konfirmasi sehingga dia pulang dan
tidak ikut meeting. Dia pulang ke kotanya dan
memeriksakan diri ke dokter dan ternyata dokternya
berkata, “Saya tidak menemukan penyakit apa pun, berarti
Anda sembuh!”
5. Tahun Pey Adalah Tahun Di Mana Kita Menyelesaikan
Amanat Agung Tuhan Yesus
Dari mulut ini kita menginjil, mengabarkan kabar baik.
Di mana saja Saudara berada, kabarkan itu! Jadikan
mereka semua murid Tuhan Yesus. Karena itulah Pentakosta
Ketiga dicurahkan, supaya Saudara bisa melakukan ini.
Saya percaya waktunya tidak lama dan ini adalah untuk
menyelesaikan Amanat Agung Tuhan Yesus dan Tuhan Yesus
segera datang untuk kali yang kedua. Amin!
Khotbah Bapak Pdt. DR. Ir. Niko Njotorahardjo
JCC, 13 Oktober 2019