TERUS-MENERUS DIPERBAHARUI
“Karena kamu telah menanggalkan
manusia lama serta kelakuannya, dan telah mengenakan
manusia baru yang terus-menerus diperbaharui untuk
memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar
Khaliknya” Kolose 3:9-10
jemaat di Kolose adalah salah satu dari beberapa jemaat
yang mendapat kehormatan untuk dikirimi surat oleh Rasul
Paulus walaupun kota Kolose adalah kota yang kecil dan
tidak begitu penting dalam era itu. Namun di tengah
kesibukannya, Rasul Paulus meluangkan waktu untuk
menulis surat bagi jemaat di Kolose.
Jika kita membaca Kitab Kolose ini, maka kita akan
menemukan bahwa jemaat di Kolose adalah jemaat yang
sudah memiliki iman kepada Tuhan Yesus Kristus, hidup
dalam kasih dan memiliki pengharapan akan hidup yang
kekal lewat pemberitaan Injil. Namun ternyata ada
masalah pengajaran dalam jemaat Kolose yang kemudian
berpengaruh kepada perilaku hidup mereka sehari-hari. [Kol
1:3-6]
Jemaat di Kolose adalah jemaat yang sudah mengalami
kelahiran baru, tetapi mereka masih dipengaruhi dengan
kebiasaan hidup yang lama. Mereka tidak menyadari bahwa
sebagai orang yang sudah percaya kepada Kristus harus
hidup dalam realitas yang baru. “Kamu telah menerima
Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu
tetap di dalam Dia.”
(Kol 2:6)
Ketika seseorang percaya kepada Yesus, maka orang
tersebut mengalami sebuah transformasi. Transformasi ini
bukan hanya sebuah ide atau pengharapan, tetapi
kenyataan. Paulus menulis surat kepada jemaat di
Korintus; “Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia
adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu,
sesungguhnya yang baru sudah datang.” (2 Kor 5:17)
Orang Kristen bukan diharapkan menjadi ciptaan yang baru,
tetapi sebenarnya Ia sungguh-sungguh telah menjadi
ciptaan yang baru. Bahkan Paulus menegaskan bahwa “yang
lama SUDAH berlalu, yang baru SUDAH datang.”
Kepada jemaat di Kolose, Paulus juga menegaskan
kebenaran yang sama;
“Sebab kamu TELAH mati dan hidupmu tersembunyi bersama
dengan Kristus di dalam Allah” (Kol 3:3). “Karena kamu
TELAH menanggalkan manusia lama serta kelakuannya, dan
TELAH mengenakan manusia baru” (Kol 3:9-10).
Jadi ada realitas baru yang sudah terjadi kepada semua
orang percaya. Namun seperti yang dialami oleh jemaat di
Kolose, banyak orang Kristen tidak menyadari realitas
ini. Akibatnya walaupun mereka sudah menjadi orang
Kristen tetapi dalam kehidupan selanjutnya, masih hidup
dengan cara hidup yang lama. Hal ini terjadi karena
mereka tidak memiliki pengetahuan yang lengkap atas
kebenaran ini, sebaliknya mengikuti cara berpikir dunia;
“Hati-hatilah, supaya jangan ada yang menawan kamu
dengan filsafatnya yang kosong dan palsu menurut ajaran
turun-temurun dan roh-roh dunia, tetapi tidak menurut
Kristus” (Kol 2:8).
MEREALISASIKAN KEHIDUPAN BARU YANG SUDAH DIANUGERAHKAN
KEPADA KITA
1. MENGERTI POSISI KITA YANG BARU
“Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan
memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang kekasih”
(Kol 1:13)
Kata Yunani untuk “memindahkan” dalam ayat tersebut
adalah “methistemi” yang memiliki pengertian sama
seperti ketika sebuah kerajaan mengalahkan kerajaan lain
dan mengangkut seluruh penduduk yang ditaklukan itu ke
negara mereka. Inilah yang terjadi kepada orang percaya.
Dulu kita hidup dalam kerajaan kegelapan, mengikuti
hukum kerajaan kegelapan dan menjalani tujuan kerajaan
kegelapan, tetapi Tuhan telah memindahkan kita ke dalam
Kerajaan Yesus Kristus. Artinya kita sudah memiliki
kewarganegaraan baru, Raja baru, hukum baru dan tujuan
hidup yang baru.
Oleh karena itu sebagai orang percaya, pengaruh dari
kerajaan kegelapan seharusnya semakin lama semakin
berkurang dalam kehidupan kita, sebaliknya pengaruh dari
kerajaan Allah semakin nyata. Iblis akan berusaha untuk
menghalangi, mempengaruhi bahkan berusaha untuk membuat
kita keluar dari realitas baru ini. Namun ingat Iblis
hanya bisa menyerang kita dengan “tipu muslihat”. Oleh
karena itu kita harus mengetahui apa yang benar supaya
kita bisa mengenali apa yang merupakan tipuan. [Ef 6:11]
“Kami tiada berhenti-henti berdoa untuk kamu. Kami
meminta, supaya kamu menerima segala hikmat dan
pengertian yang benar, untuk mengetahui kehendak Tuhan
dengan sempurna, sehingga hidupmu layak di hadapan-Nya
serta berkenan kepada-Nya dalam segala hal, dan kamu
memberi buah dalam segala pekerjaan yang baik dan
bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah” (Kol
1:9-10)
2. JANGAN MENGIKUTI CARA-CARA DUNIA
“Apabila kamu telah mati bersama-sama dengan Kristus dan
bebas dari roh-roh dunia, mengapakah kamu menaklukkan
dirimu pada rupa-rupa peraturan, seolah-olah kamu masih
hidup di dunia: … Peraturan-peraturan ini, walaupun
nampaknya penuh hikmat dengan ibadah buatan sendiri,
seperti merendahkan diri, menyiksa diri, tidak ada
gunanya selain untuk memuaskan hidup duniawi” (Kol 2:20,
23)
Paulus memperingatkan jemaat di Kolose atas pengajaran
yang mengedepankan peraturan-peraturan; yang sepertinya
baik dan penuh hikmat, tetapi sebenarnya buatan manusia
dan hanya untuk memuaskan nafsu kedagingan. Contohnya;
ritual dan tradisi tertentu yang berlebihan dianggap
sebagai esensi ibadah.
Orang percaya memang wajib untuk beribadah, tetapi
ibadah kita adalah sebagai respon terhadap keselamatan
yang diberikan oleh Tuhan Yesus Kristus, bukan sekedar
supaya beribadah. Paulus mengingatkan kita jika orang
Kristen mengejar peraturan-peraturan itu, pada dasarnya
hanyalah untuk memuaskan kedagingan dan akhirnya
menyombongkan diri. Di hadapan Tuhan, semua perbuatan
baik yang dikerjakan dengan kekuatan sendiri tidak ada
nilainya. “Demikianlah kami sekalian seperti seorang
najis dan segala kesalehan kami seperti kain kotor.”
(Yes 64:6a)
Rasul Paulus juga menegur jemaat di Galatia yang
memiliki masalah serupa. Mereka orang-orang yang sudah
menerima keselamatan tetapi kemudian mengandalkan diri
sendiri saat mengerjakan keselamatan.
“Adakah kamu sebodoh itu? Kamu telah mulai dengan Roh,
maukah kamu sekarang mengakhirinya di dalam daging?”
(Gal 3:3)
Lalu bagaimanakah seharusnya kita hidup sebagai orang
percaya? Apakah karena usaha kita tidak berarti, artinya
tidak perlu berbuat baik? Sekali-kali tidak! Paulus
menulis kepada jemaat di Filipi; “Hai saudara-saudaraku
yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah
kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, … karena
Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan
maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya.” (Fil 2:12a-13)
Kita harus mengerjakan (work out) keselamatan, artinya
memperlihatkan buah dari keselamatan kita dengan hidup
kudus. Kita melakukannya dengan takut dan gentar karena
Allah sudah terlebih dahulu mengerjakannya di dalam kita
(work in). Yakobus menulis bahwa perbuatan baik adalah
bagian yang sangat integral dalam kehidupan orang
percaya. [Yak 4:17]
3. PIKIRKAN PERKARA-PERKARA YANG DI ATAS
“Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan
Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus
ada, duduk di sebelah kanan Allah. Pikirkanlah perkara
yang di atas, bukan yang di bumi.” (Kol 3:1-2)
Apa yang Yesus lakukan setelah kebangkitan-Nya?
• Yesus meninggalkan kuburan-Nya
• Yesus melayani orang-orang percaya
• Yesus hidup dalam kemuliaan dan kuasa
• Yesus menantikan pengangkatan-Nya ke sorga
Demikian juga yang harus dilakukan oleh setiap orang
percaya; menyadari bahwa kewarganegaraan kita adalah di
sorga.
“Karena kamu telah menanggalkan manusia lama serta
kelakuannya, dan telah mengenakan manusia baru yang
terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan
yang benar menurut gambar Khaliknya” (Kol 3:9-10)
Tuhan sudah mengaruniakan kepada kita suatu hidup yang
baru, kehidupan yang baru ini direalisasikan secara
progresif, terus menerus melalui proses kehidupan kita
dengan tujuan agar kita kembali serupa dan segambar
dengan Allah, menjadi seperti Yesus. Amin. (PT)