THE PURPOSE OF BLESSING
Beberapa tahun lalu ada sebuah film yang menceritakan
kisah hidup dua ekor ikan, bapak dan anak ikan badut
(clown fish). Dalam film itu dikisahkan betapa si anak
setiap hari dan secara berulang-ulang berkata kepada
bapaknya: “Dad, I want to see the ocean. Dad, I want to
see the ocean.” (Ayah, aku mau melihat samudera). Suatu
hari si anak diambil oleh seorang penyelam dan
dipelihara di dalam sebuah aquarium. Setelah hidupnya
dipindahkan ke dalam aquarium tersebut, barulah ia
menyadari bahwa selama ini ia hidup di dalam ocean (samudera).
Cerita di atas adalah sebuah cerita sederhana yang
diceritakan dalam sebuah film, tetapi juga memiliki
pengertian yang mendalam bagi kita semua. Setiap hari
secara berulang-ulang kita berdoa kepada Tuhan: “Tuhan
berkati aku. Tuhan berkati aku”. Kenyataannya kita tidak
pernah sadar bahwa selama ini kita sedang hidup dalam
berkat Tuhan. Janganlah kita seperti ikan badut tadi,
yang baru menyadari bahwa selama ini ia tinggal di dalam
samudera ketika hidupnya sudah diletakkan dalam sebuah
aquarium yang dibatasi oleh dinding-dinding kaca dengan
air dan lingkungan yang sudah tidak alami seperti yang
selama ini dia rasakan di samudera. Janganlah juga, kita
baru menyadari bahwa betapa kita tinggal dalam berkat
Tuhan, setelah hidup kita sudah mengalami
batasan-batasan.
PENGERTIAN TENTANG BERKAT
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, definisi singkat
dari berkat adalah karunia Tuhan yang membawa kebaikan
dalam hidup manusia. Jelas sekali tertulis bahwa berkat
datang dari Tuhan untuk manusia.
Dalam Perjanjian Lama, khususnya dalam kitab Ulangan (Ulangan
28:1-14) dapat kita temukan contoh berkat adalah hal-hal
baik yang melingkupi buah kandungan yang subur (tidak
mandul), hasil bumi dan hasil ternak yang melimpah,
perlindungan dari musuh, lumbung yang terisi,
perbendaharaan Tuhan yang dibukakan, usaha dan pekerjaan
yang lancar, posisi dan tanggung jawab yang meningkat,
juga area yang bertambah luas.
Menariknya, dalam kitab Habakuk, berkat Tuhan
digambarkan bukan seperti yang tertulis dalam kitab
Ulangan.
“Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak
berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun
ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing
domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi
dalam kandang, namun aku akan bersorak-sorak di dalam
TUHAN, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku.
ALLAH Tuhanku itu kekuatanku: Ia membuat kakiku seperti
kaki rusa, Ia membiarkan aku berjejak di bukit-bukitku.”
Habakuk 3:17-19
Dalam kitab Ulangan; berkat Tuhan identik dengan
pemenuhan kebutuhan jasmani, tetapi kitab Habakuk
membuat pengertian mengenai berkat menjadi semakin luas.
Berkat Tuhan yang tertulis dalam kitab Habakuk adalah
mengenai keselamatan dan kekuatan, walaupun berjalan
dalam keadaan yang tidak baik; bahkan sangat tidak baik,
hasil bumi mengecewakan bahkan tidak menghasilkan sama
sekali, tetapi Habakuk tetap menikmati berkat kebaikan
Tuhan, karena di tengah-tengah keadaaan yang tidak
sesuai dengan harapan manusia, Tuhan tetap menyelamatkan
dan memberi kekuatan.
Hal ini seperti yang tertulis dalam Filipi 4:13,
“Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang
memberi kekuatan kepadaku.”
TUJUAN DARI BERKAT
1. Membuktikan ke-Mahabesar-an dan ke-Mahakuasa-an Tuhan
Karena berkat yang benar hanya datang dari Tuhan, fakta
ini membuktikan ke-Mahabesar-an dan ke-Mahakuasa-an
Tuhan. Tidak ada pihak lain yang dapat membuat atau
menciptakan dan memberi berkat. Hanya Tuhan saja yang
dapat menciptakan dan memberikan berkat, hanya dari Dia
sajalah berkat itu berasal, Tuhan adalah sang sumber
berkat itu.
“Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang
sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa
segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau
bayangan karena pertukaran."
Yakobus 1:17
2. Membuktikan Kedaulatan Tuhan
Hanya Tuhan yang dapat menciptakan dan memberikan berkat,
dan hanya Tuhan saja yang menentukan kepada siapa berkat
itu akan diberikan. Kenyataan ini membuktikan bahwa
berkat membuktikan kedaulatan Tuhan. Dalam Bilangan
22-24, sebuah kisah mengenai Bileam yang diminta oleh
Balak untuk mengutuki bangsa Israel, tetapi kenyataannya,
Tuhan memberkati bangsa Israel.
“Ketahuilah, aku mendapat perintah untuk memberkati, dan
apabila Dia memberkati, maka aku tidak dapat
membalikkannya.”
Bilangan 23:20
3. Membuktikan Pemeliharaan Tuhan
“maka Ia akan memberikan hujan untuk tanahmu pada
masanya, hujan awal dan hujan akhir, sehingga engkau
dapat mengumpulkan gandummu, anggurmu dan minyakmu, dan
Dia akan memberi rumput di padangmu untuk hewanmu,
sehingga engkau dapat makan dan menjadi kenyang.”
Ulangan 11:14-15
Dua ayat ini menunjukkan; berkat sebagai bukti bahwa
Tuhan turut campur tangan dalam urusan pemeliharaan
manusia. Tanaman sebagai hasil bumi, sebagai bahan
makanan bagi manusia dan hewan dapat tumbuh dengan baik
karena adanya hujan yang turun dari langit. Dan turunnya
hujan adalah wujud kemurahan Tuhan bagi pemeliharaan
hidup umat manusia di muka bumi ini.
4. Membuktikan Kebaikan Tuhan
“Alangkah limpahnya kebaikan-Mu yang telah Kausimpan
bagi orang yang takut akan Engkau, yang telah Kaulakukan
bagi orang yang berlindung pada-Mu.” Mazmur 31:20
Berkat menunjukkan dan membuktikan betapa baiknya Tuhan
bagi umat manusia. Tanpa kebaikan Tuhan, bumi sudah
mengalami banyak malapetaka, bencana dan hal-hal yang
menuntun kepada kehancuran.
5. Membedakan Kehidupan Orang Benar dengan Orang Dunia
“Maka kamu akan melihat kembali perbedaan antara orang
benar dan orang fasik, antara orang yang beribadah
kepada Allah dan orang yang tidak beribadah kepada-Nya.”
Maleakhi 3:18
“Alangkah limpahnya kebaikan-Mu yang telah Kausimpan
bagi orang yang takut akan Engkau, yang telah Kaulakukan
bagi orang yang berlindung pada-Mu." Mazmur 31:20
Adanya berkat yang Tuhan berikan kepada umat-Nya, berupa
pemenuhan kebutuhan jasmani, berkat kesehatan, bahkan
pemeliharaan, kekuatan dan keselamatan; menunjukkan
bahwa memang ada perbedaan antara orang yang
sungguh-sungguh beribadah kepada Tuhan dan yang tidak
beribadah kepada-Nya.
Walaupun kadang-kadang orang benar akan juga menghadapi
masalah, tetapi dalam menghadapi masalah, sikap orang
benar sangat berbeda dengan dunia. Hal ini karena Tuhan
yang memberi damai sejahtera dan kekuatan bagi
orang-orang yang sungguh-sungguh beribadah kepada-Nya.
“Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku
kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti
yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah
dan gentar hatimu.”
Yohanes 14:27
6. Menunjukkan Kasih Setia Tuhan
“Tetapi Aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu
orang, yaitu mereka yang mengasihi Aku dan yang
berpegang pada perintah-perintah-Ku.”
Keluaran 20:6
“Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada
orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia
sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan
ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik
dan bertobat.”
2 Petrus 3:9
Sekalipun kadang-kadang manusia tidak setia, tetapi
berkat dan pemeliharan Tuhan membuktikan bahwa Ia adalah
Allah yang setia, Ia tidak pernah lalai akan
janji-janji-Nya.
7. Menguji Integritas Kita
“Any man can stand adversity — only a great man can
stand prosperity.”
(Robert Ingersoll)
Setiap manusia dapat bertahan dalam keadaan yang tidak
baik — namun hanya manusia hebat yang dapat bertahan
dalam kelimpahan.
Kutipan di atas menunjukkan dan membuktikan betapa hidup
berkelimpahan berkat dapat menjatuhkan orang. Hanya
orang yang memiliki integritas saja yang tetap dapat
hidup benar di saat berkelimpahan. Orang yang
berintegritas dapat tetap rendah hati dan memiliki
empati terhadap lingkungan sekitarnya di saat
berkelimpahan. (1 Yohanes 3:17)
Hanya orang berintegritas yang dapat menjaga hidupnya
tetap benar, walaupun ia memiliki segala kemampuan dan
kesempatan untuk berbuat apapun tanpa batasan-batasan
lagi.
Hanya orang berintegritas saja yang tetap dapat percaya
dan melekat kepada Tuhan serta menaruh harapannya kepada
Tuhan, walaupun ia telah memiliki segalanya yang ia
butuhkan dan inginkan. (Filipi 4:12-13)
Sebuah contoh dalam Perjanjian Lama, dapat kita temukan
dalam Bilangan 11:31-35 dan juga diceritakan kembali
dalam Mazmur 78. Di saat Tuhan memberikan daging yang
berlimpah kepada orang Israel, orang Israel menunjukkan
sifat yang membuat Tuhan murka; mereka menjadi rakus,
serakah dan tidak kudus. Oleh karena itu Tuhan memukul
bangsa Israel dengan tulah yang sangat besar.
Hanya orang yang berintegritas saja yang dapat tetap
hidup dalam panggilan Tuhan di saat ia diberkati Tuhan
dengan berkelimpahan.
- Yusuf, waktu ia dipercaya oleh Potifar untuk berkuasa
atas rumah dan atas segala miliknya; tetap dapat
mempertahankan kekudusan hidupnya waktu dicobai oleh
Istri Potifar. (Kejadian 39)
- Walaupun diberi kuasa sebagai orang kedua atas seluruh
Mesir oleh Firaun, di saat Yusuf berjumpa dengan
saudara-saudaranya yang telah memperlakukannya dengan
buruk, ia menerima mereka dengan baik dan memelihara
hidup mereka. (Kejadian 41:41-44, 45:4-5)
Marilah kita semua bukan menjadi pengejar berkat, tetapi
menjadi pengejar pribadi Pemberi Berkat itu sendiri.
(NS)