WASPADAI SPIRIT IZEBEL
“Tetapi Aku mencela engkau, karena
engkau membiarkan wanita Izebel, yang menyebut dirinya
nabiah, mengajar dan menyesatkan hamba-hamba-Ku supaya
berbuat zinah dan makan persembahan-persembahan berhala.
Dan Aku telah memberikan dia waktu untuk bertobat,
tetapi ia tidak mau bertobat dari zinahnya.
Lihatlah, Aku akan melemparkan dia ke atas ranjang orang
sakit dan mereka yang berbuat zinah dengan dia akan
Kulemparkan ke dalam kesukaran besar, jika mereka tidak
bertobat dari perbuatan-perbuatan perempuan itu.”
(Why 2:20-22)
Jemaat di Tiatira mendapat pujian dari Allah dalam hal:
pekerjaan dan kasih, iman, pelayanan, dan ketekunan
mereka. Tetapi Allah mencela karena mereka membiarkan
wanita Izebel yang menyebut dirinya nabiah, mengajar dan
menyesatkan jemaat agar berbuat zinah dan menyembah
berhala. (Why 2:20)
Siapakah Izebel?
Izebel adalah istri Ahab yang memerintah di Kerajaan
Israel Utara sekitar tahun 874 -852 BC. Nama Izebel
adalah sebuah nama di Perjanjian Lama yang berkaitan
erat dengan penyembahan berhala dan penganiayaan. (1
Raja 16:31; 19:1-3; 21:1-15)
Kehadiran Izebel membuka akses kepada nabi-nabi Baal
untuk masuk ke Istana. Pada zaman Ahab, dia memiliki 450
nabi Baal dan 400 orang nabi Asyera. (1 Raja 18:19)
Ia membunuh nabi-nabi Tuhan dan melawan Elia. (1 Raja
18:4,13; 19:1-2)
Pernikahan Ahab dengan Izebel, putri Etbaal, Raja Sidon;
membawa kehancuran pada kerajaan Israel Utara, karena
Izebel mempengaruhi Ahab, para pemimpin dan umat Tuhan
untuk mengikuti nabi-nabi Baal.
Dosa Izebel yang sangat menonjol:
1. Ia mengajar dan menyesatkan umat Tuhan untuk berbuat
zinah dan menyembah berhala.
2. Membunuh nabi-nabi Tuhan dan melawan Elia.
3. Tidak menghargai otoritas, bahkan mengambil otoritas
yang bukan miliknya.
Roh Izebel yang sama bekerja juga di tengah-tengah
jemaat Tiatira. Bahkan roh Izebel juga melambangkan
tentang menyia-nyiakan kesempatan untuk bertobat. “Aku
telah memberikan dia waktu untuk bertobat.”
Kata ‘waktu’ dalam teks ini menggunakan kata Yunani
Kronon yang mengindikasikan selalu ada waktu. Tetapi
Izebel tidak mau bertobat, sampai pada saat kematiannya
pun sangat tragis, darahnya dijilati oleh anjing.
Di dalam Why 2:23 menuliskan apa hukuman yang terjadi
atas roh Izebel, yaitu:
• Dilemparkan ke atas ranjang orang sakit
• Dilemparkan ke dalam kesukaran besar
• Anak-anaknya akan dibunuh
Allah menghukum sesuai dengan perbuatannya.
Dosa yang begitu menonjol di Jemaat Tiatira adalah
adanya kecenderungan untuk membiarkan dosa,
ketidakbenaran atau ajaran yang tidak Alkitabiah. (Why
2:20)
Gereja harus bersikap tegas terhadap pengajar-pengajar,
pengkhotbah-pengkhotbah yang menyampaikan kata-kata
hikmat dunia dan bukan lagi kedalaman kebenaran firman
Tuhan. Gereja juga harus bersikap tegas melarang
pengajaran yang menyatakan bahwa Allah tetap
menyelamatkan sekalipun jemaat/pemimpin jemaat tetap
hidup dalam dosa.
Beberapa gereja kadang kala membiarkan ajaran sesat
terjadi dan mereka tidak menegur orang yang telah
berbuat dosa tersebut. Alasan yang diberikan beragam
seperti: ketidakacuhan, persahabatan pribadi, takut akan
pertentangan, menginginkan “kedamaian”, atau uang.
Tetapi Kristus mengecam sikap toleransi semacam ini.
Allah akan menghancurkan jemaat semacam ini beserta
pemimpinnya jika mereka tidak bertobat. (Why 2:20-23)
Bandingkan dengan kematian Izebel yang sangat
menyedihkan. Yehu menghadapi Izebel di Yizreel dan
mendorong para pegawai istana untuk membunuh ratu mereka.
Izebel dilemparkan keluar dari jendela dan
meninggalkannya di jalan untuk dimakan oleh
anjing-anjing. Yang tersisa hanya tengkorak, kedua kaki
dan kedua telapak tangan. Demikian juga hukuman yang
dapat jatuh kepada jemaat yang tidak berpaling dari roh
Izebel. Amarah Tuhan kelihatannya sangat kejam, tetapi
itulah keadilan Tuhan.
“Siapa dari keluarga Ahab yang mati di kota akan dimakan
anjing dan yang mati di padang akan dimakan burung di
udara. Sesungguhnya tidak pernah ada seperti Ahab yang
memperbudak diri dengan melakukan apa yang jahat di mata
Tuhan, karena ia telah dibujuk oleh Izebel, isterinya.
Bahkan ia telah berlaku sangat keji dengan mengikuti
berhala-berhala, tepat seperti yang dilakukan oleh orang
Amori yang telah dihalau Tuhan dari depan orang Israel.”
(1 Raja 21:23-26)
Jemaat Tiatira memberikan pembelajaran yang sangat mahal
bagi gereja dewasa ini yaitu para pemimpin gereja harus
bersikap tegas terhadap semua para pelayan Tuhan yang
terlibat di dalamnya. Sebutan Izebel dalam Perjanjian
Baru merujuk kepada sistem kehidupan jemaat yang
kompromi dengan perzinahan rohani, yaitu penyembahan
berhala. Prinsipnya, penyembahan apa saja yang
menggantikan posisi Tuhan adalah penyembahan berhala.
Setiap penyimpangan yang dilakukan oleh umat-Nya, Tuhan
tidak langsung menghukum, tetapi Tuhan ingatkan melalui
peristiwa-peristiwa yang terjadi dan Tuhan masih memberi
waktu untuk bertobat.
Setiap penyelewengan terhadap kebenaran yang Alkitabiah
harus ditindak. Setiap pengajaran yang menyimpang harus
diluruskan kembali. Tidak ada kedamaian yang benar
selama menyimpan dosa dalam kehidupan. Jemaat juga harus
memberikan masukan kepada para pemimpin gereja bila ada
hal-hal yang keliru dalam pengajaran yang disampaikan
maupun perihal kehidupan pelayan jemaat.
Saat ini tantangan yang dihadapi oleh umat Tuhan semakin
berat. Ekonomi bisa saja menjadi lebih baik, namun
kondisi moral semakin bobrok. Membenarkan apa yang salah
telah menjadi ancaman yang kuat, bilamana hal itu telah
dianggap benar oleh masyarakat pada umumnya. Dalam
kondisi seperti ini bahaya untuk kompromi; yang
mengakibatkan kejatuhan dalam dosa - sangat kuat. Lalu
bagaimana agar dapat menang dan tidak jatuh dalam dosa
kompromi? Pegang teguh firman-Nya dan melakukan
pekerjaan-Nya sampai kesudahannya dan Tuhan akan
memberikan kemenangan. (Why 2:26-27). Amin. (JS)
Quote: “Iman adalah mematuhi perintah Tuhan yang
dinyatakan dan mempercayakan hasil kepada-Nya.”
- Jeff Bridges -