Shalom..., Selamat Datang di GBI House Of Grace ~ Rayon 3

Renungan

WASPADAI SPIRIT IZEBEL

“Tetapi Aku mencela engkau, karena engkau membiarkan wanita Izebel, yang menyebut dirinya nabiah, mengajar dan menyesatkan hamba-hamba-Ku supaya berbuat zinah dan makan persembahan-persembahan berhala.
Dan Aku telah memberikan dia waktu untuk bertobat, tetapi ia tidak mau bertobat dari zinahnya.
Lihatlah, Aku akan melemparkan dia ke atas ranjang orang sakit dan mereka yang berbuat zinah dengan dia akan Kulemparkan ke dalam kesukaran besar, jika mereka tidak bertobat dari perbuatan-perbuatan perempuan itu.”
(Why 2:20-22)


Jemaat di Tiatira mendapat pujian dari Allah dalam hal: pekerjaan dan kasih, iman, pelayanan, dan ketekunan mereka. Tetapi Allah mencela karena mereka membiarkan wanita Izebel yang menyebut dirinya nabiah, mengajar dan menyesatkan jemaat agar berbuat zinah dan menyembah berhala. (Why 2:20)

Siapakah Izebel?
Izebel adalah istri Ahab yang memerintah di Kerajaan Israel Utara sekitar tahun 874 -852 BC. Nama Izebel adalah sebuah nama di Perjanjian Lama yang berkaitan erat dengan penyembahan berhala dan penganiayaan. (1 Raja 16:31; 19:1-3; 21:1-15)

Kehadiran Izebel membuka akses kepada nabi-nabi Baal untuk masuk ke Istana. Pada zaman Ahab, dia memiliki 450 nabi Baal dan 400 orang nabi Asyera. (1 Raja 18:19)
Ia membunuh nabi-nabi Tuhan dan melawan Elia. (1 Raja 18:4,13; 19:1-2)
Pernikahan Ahab dengan Izebel, putri Etbaal, Raja Sidon; membawa kehancuran pada kerajaan Israel Utara, karena Izebel mempengaruhi Ahab, para pemimpin dan umat Tuhan untuk mengikuti nabi-nabi Baal.

Dosa Izebel yang sangat menonjol:
1. Ia mengajar dan menyesatkan umat Tuhan untuk berbuat zinah dan menyembah berhala.
2. Membunuh nabi-nabi Tuhan dan melawan Elia.
3. Tidak menghargai otoritas, bahkan mengambil otoritas yang bukan miliknya.

Roh Izebel yang sama bekerja juga di tengah-tengah jemaat Tiatira. Bahkan roh Izebel juga melambangkan tentang menyia-nyiakan kesempatan untuk bertobat. “Aku telah memberikan dia waktu untuk bertobat.”
Kata ‘waktu’ dalam teks ini menggunakan kata Yunani Kronon yang mengindikasikan selalu ada waktu. Tetapi Izebel tidak mau bertobat, sampai pada saat kematiannya pun sangat tragis, darahnya dijilati oleh anjing.

Di dalam Why 2:23 menuliskan apa hukuman yang terjadi atas roh Izebel, yaitu:
• Dilemparkan ke atas ranjang orang sakit
• Dilemparkan ke dalam kesukaran besar
• Anak-anaknya akan dibunuh
Allah menghukum sesuai dengan perbuatannya.
Dosa yang begitu menonjol di Jemaat Tiatira adalah adanya kecenderungan untuk membiarkan dosa, ketidakbenaran atau ajaran yang tidak Alkitabiah. (Why 2:20)
Gereja harus bersikap tegas terhadap pengajar-pengajar, pengkhotbah-pengkhotbah yang menyampaikan kata-kata hikmat dunia dan bukan lagi kedalaman kebenaran firman Tuhan. Gereja juga harus bersikap tegas melarang pengajaran yang menyatakan bahwa Allah tetap menyelamatkan sekalipun jemaat/pemimpin jemaat tetap hidup dalam dosa.
Beberapa gereja kadang kala membiarkan ajaran sesat terjadi dan mereka tidak menegur orang yang telah berbuat dosa tersebut. Alasan yang diberikan beragam seperti: ketidakacuhan, persahabatan pribadi, takut akan pertentangan, menginginkan “kedamaian”, atau uang. Tetapi Kristus mengecam sikap toleransi semacam ini. Allah akan menghancurkan jemaat semacam ini beserta pemimpinnya jika mereka tidak bertobat. (Why 2:20-23)

Bandingkan dengan kematian Izebel yang sangat menyedihkan. Yehu menghadapi Izebel di Yizreel dan mendorong para pegawai istana untuk membunuh ratu mereka. Izebel dilemparkan keluar dari jendela dan meninggalkannya di jalan untuk dimakan oleh anjing-anjing. Yang tersisa hanya tengkorak, kedua kaki dan kedua telapak tangan. Demikian juga hukuman yang dapat jatuh kepada jemaat yang tidak berpaling dari roh Izebel. Amarah Tuhan kelihatannya sangat kejam, tetapi itulah keadilan Tuhan.
“Siapa dari keluarga Ahab yang mati di kota akan dimakan anjing dan yang mati di padang akan dimakan burung di udara. Sesungguhnya tidak pernah ada seperti Ahab yang memperbudak diri dengan melakukan apa yang jahat di mata Tuhan, karena ia telah dibujuk oleh Izebel, isterinya. Bahkan ia telah berlaku sangat keji dengan mengikuti berhala-berhala, tepat seperti yang dilakukan oleh orang Amori yang telah dihalau Tuhan dari depan orang Israel.” (1 Raja 21:23-26)

Jemaat Tiatira memberikan pembelajaran yang sangat mahal bagi gereja dewasa ini yaitu para pemimpin gereja harus bersikap tegas terhadap semua para pelayan Tuhan yang terlibat di dalamnya. Sebutan Izebel dalam Perjanjian Baru merujuk kepada sistem kehidupan jemaat yang kompromi dengan perzinahan rohani, yaitu penyembahan berhala. Prinsipnya, penyembahan apa saja yang menggantikan posisi Tuhan adalah penyembahan berhala. Setiap penyimpangan yang dilakukan oleh umat-Nya, Tuhan tidak langsung menghukum, tetapi Tuhan ingatkan melalui peristiwa-peristiwa yang terjadi dan Tuhan masih memberi waktu untuk bertobat.

Setiap penyelewengan terhadap kebenaran yang Alkitabiah harus ditindak. Setiap pengajaran yang menyimpang harus diluruskan kembali. Tidak ada kedamaian yang benar selama menyimpan dosa dalam kehidupan. Jemaat juga harus memberikan masukan kepada para pemimpin gereja bila ada hal-hal yang keliru dalam pengajaran yang disampaikan maupun perihal kehidupan pelayan jemaat.
Saat ini tantangan yang dihadapi oleh umat Tuhan semakin berat. Ekonomi bisa saja menjadi lebih baik, namun kondisi moral semakin bobrok. Membenarkan apa yang salah telah menjadi ancaman yang kuat, bilamana hal itu telah dianggap benar oleh masyarakat pada umumnya. Dalam kondisi seperti ini bahaya untuk kompromi; yang mengakibatkan kejatuhan dalam dosa - sangat kuat. Lalu bagaimana agar dapat menang dan tidak jatuh dalam dosa kompromi? Pegang teguh firman-Nya dan melakukan pekerjaan-Nya sampai kesudahannya dan Tuhan akan memberikan kemenangan. (Why 2:26-27). Amin. (JS)


Quote: “Iman adalah mematuhi perintah Tuhan yang dinyatakan dan mempercayakan hasil kepada-Nya.”
- Jeff Bridges -






 

BACK..